Geurangsang, Bangkitnya Perempuan Aceh

Reporter

Editor

Senin, 26 Juli 2010 13:14 WIB

Tari kontemporer Geurangsang, koreografi Nina Marthavia di Salihara. (Foto-foto:TEMPO/Nickmatulhuda)
TEMPO Interaktif, Jakarta -

Jumat-Sabtu malam lalu, sebuah refleksi tentang perempuan Aceh digambarkan seorang koreografer Nina Marthavia di pentas Teater Salihara, Jakarta. Dalam lakon tari bertajuk Geurangsang (Munculnya Semangat), ia “mengumbar” segala kesedihan dan keriangan dari lubuk hatinya.

Karya ini dibuka dengan senandung syahdu dari vokal Marzuki Hasan, Dosen Tari Institut Kesenian Jakarta, dan iringan dua rampai yang ditabuhkan oleh M. Taufik dan Zukfikar. “Mukadimah” tari ini hendak meyakinkan imajinasi penonton bahwa mereka sedang berada di Aceh.

Di panggung datar, perempuan-perempuan Aceh yang dilakoni enam penari, Dillian, Poppy Parisa, Nur Hasanah, Hanny Herlina, Andara F Muis, dan Shinta Malita, tengah asik bercengkrama. Dengan balutan sarung setinggi lutut, baju panjang merah marun, dan sanggul mini yang menjulang, mereka menari.

Di tengah keriangan, gemuruh badai menghadang. Latar suara yang semula gembira, berubah muram dan kelam, semuanya lari kocar-kacir. Tak ada yang menyangka Tsunami menyapa. Latar suara pun berubah jadi pekikan kengerian, dan plastik-plastik putih sebagai latar panggung mulai bercucuran warna merah darah dari atas. Koreografinya berubah hening, namun sesekali bergerak dalam tempo yang sangat cepat. Mereka menari terseok, gemetar, berhias wajah yang merintih.

Pementasan ini bukanlah karya terbaru Nina. Geurangsang pernah dibawakan di atas panggung Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki pada 2004 lalu. Karya yang berangkat dari tesisnya di IKJ tahun 2003, Nina kemudian merubah versi. “Kali ini, geraknya lebih kaya, ada artistic cairan serupa darah, kostumnya lebih beragam, dan durasi yang semula 20 menit menjadi satu jam,” jelasnya.

Tiap bagian dalam Geurangsang, adalah perwakilan dari kegelisahan seorang Nina Marthavia selama 32 tahun. Selain asli Aceh, ia pun menjadi saksi mata mulai dari tragedi Daerah Operasi Militer (DOM) Aceh hingga Tsunami. “Saya turut merasakan bagaimana para janda-janda korban DOM, yang suami mereka diculik aparat dan dibunuh, perempuan-perempuan di Aceh di lecehkan dan diperkosa,” kenangnya. Lalu, pengalaman pribadinya pada tahun 2000, ketika iia menjadi yatim piatu lantaran kedua orang tuanya tersapu Tsunami di banda Aceh. “Saat itu saya masih kuliah di IKJ,” katanya.

Nina yang melihat kampung kelahirannya porak-poranda ingin sekali bangkit. “Lewat bidang yang saya bisa, saya ingin mengajak masyarakat Aceh yang menonton ini untuk membantu saudara-saudara kita di sana agar bangkit,” katanya.


Aguslia hidayah

Berita terkait

Hari Tari Sedunia, Bandung Menari 18 Jam

29 April 2018

Hari Tari Sedunia, Bandung Menari 18 Jam

Seniman dan penggiat tari di Jawa Barat merayakan Hari Tari Sedunia di Bandung.

Baca Selengkapnya

Tari Sonteng dari Jawa Barat Pikat Diplomat di Ekuador

28 Oktober 2017

Tari Sonteng dari Jawa Barat Pikat Diplomat di Ekuador

Tari Sonteng dari Jawa Barat memikat hati para diplomat Ekuador yang tergabung dalam Asosiasi Pasangan Diplomat Ekuador.

Baca Selengkapnya

Tari Cry Jailolo yang Mendunia Dipentaskan di SIPA 2017 Malam Ini

7 September 2017

Tari Cry Jailolo yang Mendunia Dipentaskan di SIPA 2017 Malam Ini

Eko Supriyanto akan mementaskan tari Cry Jailolo pada pembukaan pagelaran Solo International Performing Art (SIPA) di Benteng Vastenburg, Surakarta.

Baca Selengkapnya

Nanti Malam, Lima Komunitas Tari Beraksi di JDMU#2

30 Agustus 2017

Nanti Malam, Lima Komunitas Tari Beraksi di JDMU#2

Dance Meet Up (JDMU) #2 merupakan ajang pertemuan para komunitas tari dari berbagai genre di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Penari Balet Marlupi Dance Academy Raih 7 Medali di Hong Kong

25 Agustus 2017

Penari Balet Marlupi Dance Academy Raih 7 Medali di Hong Kong

Penari balet Marlupi Dance Academy (MDA) berhasil meraih 7 medali di dalam ajang Asian Grand Pix 2017 yang diselenggarakan di Hong Kong.

Baca Selengkapnya

Gala Balet Tampilkan Kolaborasi Penari Difabel  

11 Juli 2017

Gala Balet Tampilkan Kolaborasi Penari Difabel  

Gala Balet akan menampilkan kolaborasi penari difabel dari Australia, Prancis, Korea Selatan dan Italia.

Baca Selengkapnya

Penari Prancis dan Indonesia Berkolaborasi Pentaskan Sadako

16 Mei 2017

Penari Prancis dan Indonesia Berkolaborasi Pentaskan Sadako

Berbeda dari kebanyakan anak-anak lain yang terkena paparan bom atom, Sadako bertahan hidup bahkan layaknya manusia normal.

Baca Selengkapnya

Hari Tari Sedunia di Solo Dimeriahkan Ribuan Seniman  

25 April 2017

Hari Tari Sedunia di Solo Dimeriahkan Ribuan Seniman  

Ribuan seniman akan menari bergantian selama sehari semalam untuk memperingati Hari Tari Sedunia di Institut Seni Indonesia (ISI) Solo, 29 April 2017.

Baca Selengkapnya

Pentas Arka Suta, Perayaan 41 Tahun Padnecwara

9 Maret 2017

Pentas Arka Suta, Perayaan 41 Tahun Padnecwara

Jelang pementasan digelar pula pameran foto dan properti

pementasan tari yang lalu

Baca Selengkapnya

Indonesia Pentaskan Tari  

12 Januari 2017

Indonesia Pentaskan Tari  

EKI akan mementaskan dua karya tari di India.

Baca Selengkapnya