Pentas Wayang Onthel Anti Pencemaran Udara

Reporter

Editor

Minggu, 11 Juli 2010 12:35 WIB

TEMPO Interaktif, Magelang - Puluhan penggemar sepeda kuno menggelar pementasan wayang onthel di alun-alun kota Magelang, Jawa Tengah, pada Jumat malam lalu. Mereka mengkampanyekan pengurangan pencemaran udara dengan cara mengurangi penggunaan bahan bakar minyak.

Berbeda dengan wayang umumnya, yang terbuat dari kulit hewan atau kayu, wayang onthel terbuat dari onderdil sepeda. Bahan-bahannya berasal dari ruji, bel, dinamo, stang, velg, gir hingga per sepeda. “Semua onderdil itu dari barang bekas,” kata Bagus Priyana, koordinator Velocepede Old Classic (VOC), penggagas pentas wayang onthel.

Namun, seperti pentas wayang umumnya, pergelaran wayang onthel juga dipentaskan dengan iringan tetabuhan gamelan. Bedanya, dalam panggung wayang yang diatur sederhana itu ditampilkan alat musik yang dibuat dari modifikasi onderdil sepeda.

Advertising
Advertising

Selama satu setengah jam wayang hasil kreatifitas penggemar sepeda itu dipentaskan. Ada 15 orang yang terlibat dalam pementasan wayang itu. Mereka terdiri dari para penabuh alat musik, sinden, dan dalang.

Ki Dalang Eko Rahmanto atau yang akrab dipanggil dengan Pak Liek tampak lugas memainkan cerita. Bahasa yang dipakai pun tak kaku dan penuh canda. Dengan empat tokoh utama –gareng, petruk, semar, dan bagong – dia memainkan cerita berjudul Jagad Onthel. “BBM yang ramah lingkungan itu,” kata dia berkelakar dalam pementasan, “Ya Bahan Bakar Mancal.”

Melalui cerita yang dia bawakan itu, dia menyampaikan keprihatinan terhadap perilaku tak aman dalam berkendara. Dia juga menyesalkan tren di masyarakat yang mulai meninggalkan bersepeda onthel dalam bepergian. Padahal dengan bersepeda, badan pun lebih sehat dan mengurangi pencemaran udara.

Seniman Magelang Ardhi Gunawan, yang juga pencetus wayang onthel, mengatakan seni kreatifitas ini lahir dari sebuah keprihatinan atas merebaknya penggunaan obat-obatan terlarang di kalangan muda. Cara kampanye antinarkoba yang biasa digunakan, semisal seminar dan pembagian selebaran, dinilai cukup kaku. “Dari sekedar kumpul-kumpul bersama (komunitas sepeda kuno),” ujar Ardhi, “Kemudian tercetus bikin wayang dari onderdil sepeda.”

Dibuat pertama kali pada 2006, berkali-kali wayang onthel telah dipentaskan. Salah satu lakon yang dibawakan berjudul Narkotika. Dalam pentas itu, diangkat dua tokoh utamanya, Narko dan Tika.

Menurut Ardhi, yang juga penggemar sepeda kuno, tak ada aturan baku dalam memainkan wayang onthel. Lakon-lakon yang dibawakan pun biasa diangkat dari isu aktual yang berkembang di masyarakat. Apapun bentuk dan bahannya, bagi dia, wayang adalah warisan budaya Indonesia. “Mestinya generasi muda juga yang melestarikan,” katanya.

ANANG ZAKARIA

Berita terkait

SMA Labschool Cibubur Selenggarakan Pentas Seni Cravier 2024 Usung Tema Peduli Lingkungan

44 hari lalu

SMA Labschool Cibubur Selenggarakan Pentas Seni Cravier 2024 Usung Tema Peduli Lingkungan

Acara tahunan SMA Labschool Cibubur akan mengusung tema lingkungan dalam kacamata anak muda di Cravier 2024.

Baca Selengkapnya

Butet Kartaredjasa Terintimidasi, Bagaimana Cara Mengurus Perizinan Pentas Seni?

7 Desember 2023

Butet Kartaredjasa Terintimidasi, Bagaimana Cara Mengurus Perizinan Pentas Seni?

Butet Kartaredjasa menyebut bahwa pementasan seninya diintervensi oleh pihak kepolisian karena larangan menampilkan satir politik.

Baca Selengkapnya

HNW Apresiasi Usulan Pementasan Seni Budaya jelang Tahun Politik 2024

28 Juli 2023

HNW Apresiasi Usulan Pementasan Seni Budaya jelang Tahun Politik 2024

Komunitas seni dan budaya, Sangkami mengusulkan pementasan seni dan budaya melibatkan para anggota MPR.

Baca Selengkapnya

Ada Monas Week Saat Libur Lebaran 2023, Pengelola Siapkan 4 Toilet Bus Tambahan

25 April 2023

Ada Monas Week Saat Libur Lebaran 2023, Pengelola Siapkan 4 Toilet Bus Tambahan

Rangkaian Monas Week menyuguhkan pertunjukan musik khas Idul Fitri serta Air Mancur Menari dan video mapping.

Baca Selengkapnya

4 Acara Imlek yang Populer di Indonesia, Selalu Menarik Minat Wisatawan

21 Januari 2023

4 Acara Imlek yang Populer di Indonesia, Selalu Menarik Minat Wisatawan

Acara-acara itu tak sekadar untuk membuat meriah Imlek, tapi memiliki makna di dalamnya.

Baca Selengkapnya

Libur Natal dan Tahun Baru, Ini Sederet Agenda Kesenian di Lereng Merapi

14 Desember 2022

Libur Natal dan Tahun Baru, Ini Sederet Agenda Kesenian di Lereng Merapi

Ada sejumlah agenda seni budaya yang akan kembali digelar di kawasan Kaliurang pada libur Natal dan Tahun Baru.

Baca Selengkapnya

Dua Tahun Vakum, Seniman Kabupaten Bekasi Ramaikan Lebaran Yatim

3 September 2022

Dua Tahun Vakum, Seniman Kabupaten Bekasi Ramaikan Lebaran Yatim

Gabungan seniman Kabupaten Bekasi kembali manggung untuk memeriahkan Lebaran Anak Yatim setelah dua tahun terhalang pandemi

Baca Selengkapnya

Siap-siap Disambut Tari Sri Kayun Saat Wisata ke Kulon Progo

23 Maret 2021

Siap-siap Disambut Tari Sri Kayun Saat Wisata ke Kulon Progo

Tari Sri Kayun dan fragmen Suroloyo Wrehaspati dibawakan oleh seniman Kulon Progo dan pegawai pemerintah daerah sebagai penari pendukung.

Baca Selengkapnya

Pertunjukan Daring: Gamelan, Bondres Bali, dan Nasib Pertunjukan Seni Tradisi

20 Februari 2021

Pertunjukan Daring: Gamelan, Bondres Bali, dan Nasib Pertunjukan Seni Tradisi

Omah Wulangreh menggelar pertunjukan seni dan budaya Pusaka Kita. Menampilkan musik gamelan Tari Legong Semaradana.

Baca Selengkapnya

Produksi Teater di Masa Pandemi, Apa Saja Tantangannya?

1 Desember 2020

Produksi Teater di Masa Pandemi, Apa Saja Tantangannya?

Tentu ada beberapa tantangan saat memproduksi pentas teater. Salah satu kendala utamanya adalah mencari cara agar pentas tetap dapat roh.

Baca Selengkapnya