Pengajuan Hak Cipta Jaranan Kediri Ditolak  

Reporter

Editor

Rabu, 16 Juni 2010 11:57 WIB

Kesenian khas Kediri, "Jaranan" . FOTO ANTARA/Arief Priyono

TEMPO Interaktif, Kediri - – Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia (Depkumham) menolak memberikan hak cipta atas pakem kesenian tradisional Jaranan kepada Pemerintah Kota Kediri. Pakem dinilai bukan sesuatu yang bisa dipatenkan.

Kabar tersebut disampaikan Anggota Komisi C Bidang Pendidikan, Kesehatan, dan Pembangunan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Kediri Yudi Ayubchan. Menurut dia penolakan dari Depkumham tersebut telah diterima Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dan ditembuskan kepada sekretariat DPRD setempat. “Pengajuan hak cipta Jaranan kita sudah ditolak,” kata Yudi, Selasa (15/6).

Menurut surat yang diterima dari Depkumham, pakem Jaranan tidak bisa dipatenkan karena memiliki banyak variasi gerakan di sejumlah daerah. Selain Kediri, kesenian ini juga ditemukan di Ponorogo dan Tulungagung. Karena itu mereka menolak pemakeman Jaranan versi Kediri yang diusulkan pemerintah daerah bersama sejumlah pelaku kesenian Jaranan setempat.

Sebelumnya Pemerintah Kota Kediri mendaftarkan pakem Jaranan Kediri untuk mendapatkan hak intelektual kepada Depkumham akhir tahun 2009 lalu. Pendaftaran hak intelektual ini merupakan upaya untuk mencegah klaim daerah maupun negara lain atas kesenian khas Kota Kediri.

Saat ini terdapat lebih dari 84 kelompok kesenian Jaranan di Kota Kediri. Mereka memiliki tiga aliran Jaranan yakni Sentherewe, Pegon, dan Jawa. Setelah melakukan seleksi dan penjurian oleh tim Dinas Pariwisata Kediri, ditetapkan sebuah pakem Jaranan yang mengakomodir ketiga aliran tersebut.

Juru bicara Pemerintah Kota Kediri Nurmuhyar mengakui adanya kabar penolakan tersebut. Namun dia menolak berkomentar lebih jauh sebelum ada penjelasan khusus dari Dinas Pariwisata. “Siang ini kami akan membahas itu,” kata Nurmuhyar sambil menutup telepon.

Sutjahjo Gani, salah satu budayawan di Kota Kediri menilai pemerintah daerah tidak siap mendaftarkan kesenian itu ke Depkumham. Menurut dia proses penetapan pakem itu sendiri masih belum tuntas di kalangan pelaku kesenian Jaranan Kediri. Apalagi pemerintah daerah menentukan pakem tersebut hanya berdasarkan hasil kompetisi beberapa kelompok Jaranan. Penampil yang dinilai bagus ditetapkan menjadi pakem. “Kan tidak sesederhana itu,” kata Gani.

Melihat banyaknya aliran Jaranan yang ada di Kediri, Tulungagung, dan Ponorogo, seharusnya pemerintah mendaftarkannya sebagai Reog Kediren, seperti layaknya Reog Ponorogo. Sebab pada dasarnya kesenian Reog di Ponorogo adalah salah satu bentuk kesenian Jaranan yang beradaptasi. “Parlu kajian sejarah juga untuk menetapkan pakem,” katanya.


HARI TRI WASONO

Berita terkait

Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga

57 hari lalu

Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga

Berikut keseruan Joyland Festival Bali 2024 yang insklusif dan ramah keluarga dengan menghadirkan stan White Peacock hingga pilihan panggung musik.

Baca Selengkapnya

Butet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan

15 Januari 2024

Butet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan

Seniman Butet Kartaredjasa mempertanyakan alasan kenaikan harga gedung pertunjukan di DKI Jakarta

Baca Selengkapnya

Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan dalam Debat Capres-Cawapres, Begini Respons Budayawan dan Pekerja Seni

5 Desember 2023

Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan dalam Debat Capres-Cawapres, Begini Respons Budayawan dan Pekerja Seni

Lima tema debat capres-cawapres telah disampaikan KPU, tak ada tema soal kesenian dan kebudayaan. Begini respons budayawan dan pekerja seni.

Baca Selengkapnya

Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

5 Desember 2023

Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

Sastrawan Akmal Naseri Basral memberikan catatan tak adanya tema kebudayaan dankesenian dalam debat capres-cawapres pada Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Bone dan Aparat Bubarkan Paksa Pementasan Seni Bissu

22 Agustus 2023

Pemerintah Bone dan Aparat Bubarkan Paksa Pementasan Seni Bissu

Panitia menyebut Gubernur Sulawesi menyekal bissu sehingga penampilan seni monolog "Rindu Bissu" pun dilarang.

Baca Selengkapnya

Sejarah Adu Domba Garut, Kesenian Tradisional asal Jawa Barat

4 Juli 2023

Sejarah Adu Domba Garut, Kesenian Tradisional asal Jawa Barat

Domba Garut yang memiliki ciri khas pada fisiknya sering diikut sertakan dalam kontes atau diadu. Inilah asal usulnya.

Baca Selengkapnya

WM Mann Scholarship, Beasiswa Seni Pertunjukan di Skotlandia Khusus Mahasiswa Indonesia

24 Februari 2023

WM Mann Scholarship, Beasiswa Seni Pertunjukan di Skotlandia Khusus Mahasiswa Indonesia

Royal Conservatoire of Scotland dan WM Mann Foundation menawarkan beasiswa pascasarjana khusus mahasiswa Indonesia di bidang seni pertunjukan.

Baca Selengkapnya

Seniman dan Guru di Bandung ini Gelar Pameran Tunggal Gambar Berjudul Dunia

20 Januari 2023

Seniman dan Guru di Bandung ini Gelar Pameran Tunggal Gambar Berjudul Dunia

Dede Wahyudin, memajang 67 gambar ukuran kecil dan empat berukuran besar yang dominan berwarna hitam putih dalam pameran tunggal itu.

Baca Selengkapnya

Jadi Ketum LASQI, Gus Jazil Bertekad Gairahkan Kesenian Islami

17 November 2022

Jadi Ketum LASQI, Gus Jazil Bertekad Gairahkan Kesenian Islami

Kesenian Islam di Indonesia memiliki potensi yang luar biasa besar

Baca Selengkapnya

Masyarakat Kesenian Jakarta Minta Rencana Acara Musyawarah Versi DKJ Dihentikan

27 Oktober 2022

Masyarakat Kesenian Jakarta Minta Rencana Acara Musyawarah Versi DKJ Dihentikan

Masyarakat Kesenian Jakarta (MKJ) menilai musyawarah yang akan dilakukan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) tidak sesuai dengan Pergub DKI

Baca Selengkapnya