Menyelamatkan Tari Kraton dari Kepunahan  

Reporter

Editor

Jumat, 4 Juni 2010 15:05 WIB

Beksan (tari) Etheng, ciptaan Sultan Hamengku Buwono I. (TEMPO/HERU CN)

TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Jarum jam telah melewati tengah malam. Puluhan orang yang berada di pendopo Ndalem Mangkubumen, Kompleks Universitas Widya Mataram, Kamis (27/5) malam, terlihat berusaha melawan kantuk. Mereka tak rela adegan-adegan Beksan Etheng yang tengah diperagakan 12 orang penari laki-laki itu, terlewatkan.

Beksan Etheng yang dipentaskan malam itu memang tergolong istimewa. Itu sebabnya, puluhan orang yang berkumpul di Pendopo Ndalem Mangkubumen tak ingin kalah oleh rasa kantuk meski waktu telah bergerak ke dini hari. Tari ciptaan Sultan Hamengku Buwono I di abad 18 itu memang sudah sangat jarang dipentaskan.

“Beksan Etheng ini terakhir dipentaskan di Taman Ismail Marzuki di Jakarta, tahun 1974. Kebetulan, saya salah satu penarinya waktu itu,” kata RM Dinusatomo, pemimpin Yayasan Siswa Among Beksa, sebuah lembaga pelatihan tari di lingkungan keraton Yogya.

Etheng adalah jenis permainan anak-anak di Jawa, mengadu dua kelompok anak dengan taruhan sesuatu. Karena itu, gerak Beksan Etheng lebih mencerminkan kegembiraan anak-anak yang sedang bermain. Beksan Etheng dimainkan oleh 12 penari, masing-masing empat penari putra halus, empat penari putra gagah dan empat penari putra badut. Para penari juga berdialog dengan bahasa Bagongan, bahasa yang berlaku di lingkungan keraton Yogya.

Meski berlangsung di kompleks Universitas Widya Mataram, namun tuan rumah pementasan itu sebenarnya adalah Taman Budaya Yogyakarta. Malam itu, Taman Budaya Yogyakarta sedang mendokumentasikan tari-tari klasik Kraton Yogya ke dalam rekaman audio visual. Selain Beksan Etheng, ada dua tari lain yang juga didokumentasikan yakni Tari Golek Lambang Sari (ciptaan KRT Purbaningrat) dan Tari Golek Pucung Kethoprak (ciptaan Pangeran Mangkubumi, putra Sultan Hamengku Buwono VI).

Menurut RM Dinusatomo, tari Golek Pucung Kethoprak maupun Tari Golek Lambangsari menggambarkan remaja putri yang sedang bersolek. “Bedanya, gerak-gerak tari Golek Lambangsari adalah khas tari keraton, sementara tari Golek Pucung Kethoprak memasukkan unsur gerak kesenian rakyat,” jelasnya.

Taman Budaya Yogyakarta mendokumentasikan kesenian langka sejak tahun 1978. Tidak hanya tari klasik Keraton Yogya dan Pura Pakualaman, juga kesenian rakyat yang sudah terancam punah. “Dokumentasi dilakukan dua kali dalam setahun, dengan dana APBD,” jelas Dyan Anggraeni, Kepala Taman Budaya Yogyakarta, saat ditemui di sela-sela pementasan.

Menurut Dyan Anggraeni, upaya pendokumentasian ini selain terkendala oleh dana, juga makin langkanya nara sumber tari keraton. “Naskah tari keraton masih banyak tersimpan di perpustakaan keraton. Namun, untuk menjabarkannya menjadi sebuah pertunjukan di atas panggung secara benar, sesuai dengan kehendak penciptanya, bukan pekerjaan gampang,” katanya.

Seluruh rekaman kesenian langka itu kemudian dimanfaatkan Taman Budaya Yogyakarta sebagai bahan studi bagi para siswa Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (SMKI). Dengan demikian, kata Dyan Anggraeni, Taman Budaya Yogyakarta telah berperan menyelamatkan kesenian langka dari ancaman kepunahan.

Dinusatomo mendukung penuh upaya yang dilakukan Taman Budaya Yogyakarta. Menurutnya, upaya Taman Budaya Yogyakarta itu tidak hanya harus didukung dengan dana APBD namun juga dana APBN. “Sebab, masih banyak tari keraton yang belum terdokumentasi. Padahal, pendokumentasian ini butuh dana besar, sehingga dukungan dana APBD saja tidak akan cukup,” katanya.

Menurut Dinusatomo, paling tidak ada 20 bedaya Kraton serta sekitar 20 tari Serimpi berbagai jenis yang hingga saat ini belum terdokumentasi. Jika tidak segera didokumentasikan, dikhawatirkan akan punah. Belum lagi belasan tari untuk laki-laki yang juga terancam punah. Dinusatomo menyebut sejumlah tari ciptaan Sultan Hamengku Buwono I diantaranya Tari Guntur Segoro, tari Tugu Wasesa, Tari Sukar Meduro, Tari Lawung Alus dan Beksan Jebeng.



Heru CN

Berita terkait

SMA Labschool Cibubur Selenggarakan Pentas Seni Cravier 2024 Usung Tema Peduli Lingkungan

39 hari lalu

SMA Labschool Cibubur Selenggarakan Pentas Seni Cravier 2024 Usung Tema Peduli Lingkungan

Acara tahunan SMA Labschool Cibubur akan mengusung tema lingkungan dalam kacamata anak muda di Cravier 2024.

Baca Selengkapnya

Butet Kartaredjasa Terintimidasi, Bagaimana Cara Mengurus Perizinan Pentas Seni?

7 Desember 2023

Butet Kartaredjasa Terintimidasi, Bagaimana Cara Mengurus Perizinan Pentas Seni?

Butet Kartaredjasa menyebut bahwa pementasan seninya diintervensi oleh pihak kepolisian karena larangan menampilkan satir politik.

Baca Selengkapnya

HNW Apresiasi Usulan Pementasan Seni Budaya jelang Tahun Politik 2024

28 Juli 2023

HNW Apresiasi Usulan Pementasan Seni Budaya jelang Tahun Politik 2024

Komunitas seni dan budaya, Sangkami mengusulkan pementasan seni dan budaya melibatkan para anggota MPR.

Baca Selengkapnya

Ada Monas Week Saat Libur Lebaran 2023, Pengelola Siapkan 4 Toilet Bus Tambahan

25 April 2023

Ada Monas Week Saat Libur Lebaran 2023, Pengelola Siapkan 4 Toilet Bus Tambahan

Rangkaian Monas Week menyuguhkan pertunjukan musik khas Idul Fitri serta Air Mancur Menari dan video mapping.

Baca Selengkapnya

4 Acara Imlek yang Populer di Indonesia, Selalu Menarik Minat Wisatawan

21 Januari 2023

4 Acara Imlek yang Populer di Indonesia, Selalu Menarik Minat Wisatawan

Acara-acara itu tak sekadar untuk membuat meriah Imlek, tapi memiliki makna di dalamnya.

Baca Selengkapnya

Libur Natal dan Tahun Baru, Ini Sederet Agenda Kesenian di Lereng Merapi

14 Desember 2022

Libur Natal dan Tahun Baru, Ini Sederet Agenda Kesenian di Lereng Merapi

Ada sejumlah agenda seni budaya yang akan kembali digelar di kawasan Kaliurang pada libur Natal dan Tahun Baru.

Baca Selengkapnya

Dua Tahun Vakum, Seniman Kabupaten Bekasi Ramaikan Lebaran Yatim

3 September 2022

Dua Tahun Vakum, Seniman Kabupaten Bekasi Ramaikan Lebaran Yatim

Gabungan seniman Kabupaten Bekasi kembali manggung untuk memeriahkan Lebaran Anak Yatim setelah dua tahun terhalang pandemi

Baca Selengkapnya

Siap-siap Disambut Tari Sri Kayun Saat Wisata ke Kulon Progo

23 Maret 2021

Siap-siap Disambut Tari Sri Kayun Saat Wisata ke Kulon Progo

Tari Sri Kayun dan fragmen Suroloyo Wrehaspati dibawakan oleh seniman Kulon Progo dan pegawai pemerintah daerah sebagai penari pendukung.

Baca Selengkapnya

Pertunjukan Daring: Gamelan, Bondres Bali, dan Nasib Pertunjukan Seni Tradisi

20 Februari 2021

Pertunjukan Daring: Gamelan, Bondres Bali, dan Nasib Pertunjukan Seni Tradisi

Omah Wulangreh menggelar pertunjukan seni dan budaya Pusaka Kita. Menampilkan musik gamelan Tari Legong Semaradana.

Baca Selengkapnya

Produksi Teater di Masa Pandemi, Apa Saja Tantangannya?

1 Desember 2020

Produksi Teater di Masa Pandemi, Apa Saja Tantangannya?

Tentu ada beberapa tantangan saat memproduksi pentas teater. Salah satu kendala utamanya adalah mencari cara agar pentas tetap dapat roh.

Baca Selengkapnya