Satu Bahasa Daerah di Maluku Punah

Reporter

Editor

Senin, 31 Mei 2010 16:00 WIB

TEMPO Interaktif, Ternate - Satu bahasa daerah di Maluku Utara dinyatakan punah dan satu bahasa lagi terancam punah pula. Kepunahan ini terjadi karena bahasa tersebut tidak dipergunakan lagi oleh masyarakat.

Sanggo A. Siruah, Kepala Balai Bahasa Provinsi Maluku Utara, mengatakan, setidaknya ada 30 jenis bahasa yang dikelompokan dalam 17 kelompok bahasa daerah yang kerap digunakan sebagai sarana komunikasi masyarakat di provinsi itu.

Namun, kata dia, di antara seluruh bahasa itu, salah satunya, bahasa Ibu, sudah tidak dipergunakan lagi dan, "Satu bahasa daerah lagi, seperti bahasa Kao, kedudukannya mulai di ambang kepunahan,” kata Sanggo hari ini.

Menurut Sanggo, kepunahan bahasa daerah itu pada umumnya karena pengaruh pengunaan bahasa modern, faktor geografis dan psikologis. Masyarakat cenderung senang mengunakan bahasa modern ketimbang bahasa lokal. “Bagaimanapun, kondisi ini jelas sangat mengkhawatirkan kelangsungan hidup bahasa-bahasa daerah, terutama yang memiliki penutur kurang dari 500 orang,” ujarnya.

Pendapat yang sama diungkapkan Soleiaman, penelitih bahasa dari Universitas Negeri Khairun Ternate. Menurut Soelaiman, minimnya peran pemerintah daerah dalam menlestarikan bahasa daerah menjadi faktor pendukung punahnya bahasa lokal. Menurutnya, seharusnya pelestarian bahasa daerah dituangkan dalam sebuah mata pelajaran muatan lokal yang diajarkan di sekolah.

"Ini penting, mengingat penutur bahasa daerah selama 50 tahun terakhir ini mengalami penurunan yang cukup segnifikan. Pelajaran bahasa lokal menjadi pembelajaran dini bahasa daerah,” katanya.

Profesor Kisyani Laksono, peneliti bahasa daerah Indonesia, mencatat setidaknya ada 746 bahasa daerah di Indonesia yang penuturnya mengalami penurunan sangat signifikan selama 30 tahun terakhir. Diperkirakan dalam 100 tahun ke depan bahasa daerah yang akan bertahan hanya akan mencapai 50 persennya.

Bahasa Ibu di Desa Gamlamo dan Desa Gamici, Kecamatan Ibu, Kabupaten Halmahera Barat, Pulau Halmahera, Maluku Utara, saat ini penuturnya tinggal delapan orang. Bahkan penuturnya Semuanya sudah lanjut usia. Di Desa Gamlamo penuturnya tinggal lima orang dan berusia 46, 60, 75, 80, dan 96 tahun dan tiga orang yang berusia di atas 70 tahun di Desa Gamici. "Bahasa Ibu termasuk bahasa yang sangat kritis. Anak cucu para penutur bahasa ini menggunakan bahasa Ternate. Ini berarti upaya pembinaan untuk mempertahankan bahasa daerah itu tidak berhasil," tulis Kisyani.


Budhy Nurgianto

Berita terkait

Kemdikbudristek Sebut 11 Bahasa Daerah Punah, Apa Penyebab dan Dampaknya?

53 hari lalu

Kemdikbudristek Sebut 11 Bahasa Daerah Punah, Apa Penyebab dan Dampaknya?

Sebanyak 11 bahasa daerah dinyatakan punah, 19 lainnya terancam punah. Guru besar Unair menjelaskan penyebab, dampak, dan upaya mencegahnya.

Baca Selengkapnya

5 Bahasa Tubuh dan Maknanya. Seperti Apa Orang yang Percaya Diri?

31 Oktober 2017

5 Bahasa Tubuh dan Maknanya. Seperti Apa Orang yang Percaya Diri?

Tanpa kita sadari, bahasa tubuh seseorang bisa menjadi cermin karakternya.

Baca Selengkapnya

Sumpah Pemuda, Anies: Siswa di DKI Idealnya Belajar Bahasa Daerah

30 Oktober 2017

Sumpah Pemuda, Anies: Siswa di DKI Idealnya Belajar Bahasa Daerah

Dalam memperingati Hari Sumpah Pemuda 2017, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, idealnya, siswa di DKI juga belajar bahasa daerah.

Baca Selengkapnya

Ada Aturan Wajib Gunakan Bahasa Indonesia di Sumut

26 Oktober 2017

Ada Aturan Wajib Gunakan Bahasa Indonesia di Sumut

Aturan dalam bentuk Perda baru di Sumut itu mewajibkan warga Sumut menggunakan Bahasa Indonesia di tempat umum.

Baca Selengkapnya

Hadapi Era Globalisasi, Bahasa Inggris Adalah Keharusan

26 Oktober 2017

Hadapi Era Globalisasi, Bahasa Inggris Adalah Keharusan

Belajar bahasa Inggris semakin diperlukan di era global, terutama di kota besar seperti Jakarta

Baca Selengkapnya

Hasil Penelitian, 7 Bahasa Daerah di Maluku Punah, 22 Terancam

29 Agustus 2017

Hasil Penelitian, 7 Bahasa Daerah di Maluku Punah, 22 Terancam

Potensi punahnya bahasa daerah juga disebabkan adanya pergeseran nilai-nilai budaya di masyarakat.

Baca Selengkapnya

3 Bahasa Asing yang Dianggap Sulit Dipelajari

4 Mei 2017

3 Bahasa Asing yang Dianggap Sulit Dipelajari

Apa saja tiga bahasa asing yang dianggap paling sulit itu?

Baca Selengkapnya

Using Banyuwangi Masuk Bahasa Jawa atau Bukan?  

2 Februari 2017

Using Banyuwangi Masuk Bahasa Jawa atau Bukan?  

Ketua Yayasan Kebudayaan Rancage Rahmat Taufiq Hidayat mengatakan karya sastra berbahasa Using masih menjadi perdebatan. Masuk bahasa Jawa atau bukan?

Baca Selengkapnya

Kapan Waktu yang Tepat Belajar Bahasa Inggris?

31 Januari 2017

Kapan Waktu yang Tepat Belajar Bahasa Inggris?

Konon, belajar bahasa Inggris itu lebih baik sejak balita. Fakta atau mitos?

Baca Selengkapnya

Keunikan Kemampuan Sinestesia: Bisa 'Mendengar' Warna  

10 Januari 2017

Keunikan Kemampuan Sinestesia: Bisa 'Mendengar' Warna  

Orang-orang yang bisa berbahasa asing dapat melihat warna tertentu saat mendengarkan musik, atau menyaksikan huruf-huruf dalam warna spesifik.

Baca Selengkapnya