Sekretaris Ditjen Sejarah dan Purbakala Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Soeroso, didampingi Walikota Surakarta Ir Joko Widodo, mengatakan, hal tersebut di Loji Gandrung Rumah Dinas Walikota Surakarta, Senin ini.
Dari 20 negara yang akan hadir dalam acara tersebut, delapan di antaranya berasal dari Eropa, yaitu Belgia, Belanda, Prancis, Jerman, Hungaria, Italia, Denmark, dan Polandia. Lalu, 12 negara asal Asia, yakni Brunei Darusalam, Kamboja, Cina, Jepang, Korea, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, dan Indonesia sebagai tuan rumah.
Pertemuan ASEM Culture Ministers Meeting (ASEM-CMM) itu digelar untuk meningkatkan kerja sama pertukaran dan saling pengertian antarmasyarakat Asia-Eropa. Plus, menciptakan kemajuan bersama berdasarkan keragaman budaya, sehingga terbina keharmonisan dalam keragaman dan kemakmuran bersama.
Menurut Suroso, dalam acara tersebut akan dibahas mengenai pelestarian kota-kota tua, cagar budaya, dan pemanfaatkan tentang cagar budaya untuk kepentingan pelestarian maupun perekonomian dan lain-lain.
"Dalam acara ini Indonesia, yang menjadi tuan rumah, akan lebih banyak perperan dalam pelestarian, karena di negara kita banyak peninggalan sejarah yang masih perlu dilestarikan,” ujar Suroso. “Hasil acara ini nantinya akan dibawa pada pertemuan tingkat menteri pada bulan September 2010 di Polandia.”
ASEM yang dibentuk di Bangkok, Thailand, pada Maret 1996, beranggotakan 45 negara yang terdiri atas 27 negara Eropa dan sisanya dari Asia. Dipilihnya Solo sebagai ajang pertemuan tersebut, karena Solo merupakan kota budaya dengan faktor sejarah dan warisan yang sudah mendunia dan terjaga dengan baik.
Solo juga pernah menjadi tuan rumah penyelenggaraan konferensi dunia, seperti World Heritage Cities, dan penyelenggaraan serangkaian kegiatan yang berkaitan erat dengan kebudayaan, seperti Solo International Ethnic Music Festival dan Solo Batik Carnival.
NURDIN KALIM/ANTARA