Teks Lengkap Gurindam 12 Karya Sastra Raja Ali Haji, Ini Maknanya

Rabu, 19 Juni 2024 15:42 WIB

Gurindam Dua Belas. skyscrapercity.com

TEMPO.CO, Jakarta - Gurindam 12 merupakan karya sastra melayu karya Raja Ali Haji yang cukup populer di kalangan para sastrawan. Tulisan asli karya sastra ini menggunakan huruf Arab.

Dikutip dari penelitian yang dilakukan oleh Rakhmawati dan Rant Mujiyanto dengan judul Kupas Tuntas Gurindam 12: Apresiasi Sastra Klasik Sebagai Upaya Menyajakan Bahasa dan Sastra Indonesia, gurindam 12 pertama ditulis dalam bentuk buku pada tahun 1847 kemudian, baru pada tahun 1854 karya ini diterbitkan dalam majalah Tijdschift van het Bataviaash. Gurindam 12 juga diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda oleh Elisa Netscher.

Gurindam 12 memiliki ajaran dan tuntunan moral yang berlandaskan agama Islam yang dijadikan wadah oleh Raja Ali Haji melakukan syiar Islam. Berikut isi teks gurindam 12 karya Raja Haji yang dikutip dari kebudayaan.kemendikbud.go.id.

Teks Gurindam 12

GURINDAM I

Advertising
Advertising

Ini gurindam pasal yang pertama

Barang siapa tiada memegang agama,

sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.

Barang siapa mengenal yang empat,

maka ia itulah orang ma’rifat

Barang siapa mengenal Allah,

suruh dan tegahnya tiada ia menyalah.

Barang siapa mengenal diri,

maka telah mengenal akan Tuhan yang bahari.

Barang siapa mengenal dunia,

tahulah ia barang yang terpedaya.

Barang siapa mengenal akhirat,

tahulah ia dunia mudarat.


GURINDAM II

Ini gurindam pasal yang kedua

Barang siapa mengenal yang tersebut,

tahulah ia makna takut.

Barang siapa meninggalkan sembahyang,

seperti rumah tiada bertiang.

Barang siapa meninggalkan puasa,

tidaklah mendapat dua temasya.

Barang siapa meninggalkan zakat,

tiadalah hartanya beroleh berkat.

Barang siapa meninggalkan haji,

tiadalah ia menyempurnakan janji.


GURINDAM III

Ini gurindam pasal yang ketiga:

Apabila terpelihara mata,

sedikitlah cita-cita.

Apabila terpelihara kuping,

khabar yang jahat tiadalah damping.

Apabila terpelihara lidah,

nescaya dapat daripadanya faedah.

Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan,

daripada segala berat dan ringan.

Apabila perut terlalu penuh,

keluarlah fi’il yang tiada senonoh.

Anggota tengah hendaklah ingat,

di situlah banyak orang yang hilang semangat

Hendaklah peliharakan kaki,

daripada berjalan yang membawa rugi.


GURINDAM IV

Ini gurindam pasal yang keempat:

Hati kerajaan di dalam tubuh,

jikalau zalim segala anggota pun roboh.

Apabila dengki sudah bertanah,

datanglah daripadanya beberapa anak panah.

Mengumpat dan memuji hendaklah pikir,

di situlah banyak orang yang tergelincir.

Pekerjaan marah jangan dibela,

nanti hilang akal di kepala.

Jika sedikitpun berbuat bohong,

boleh diumpamakan mulutnya itu pekong.

Tanda orang yang amat celaka,

aib dirinya tiada ia sangka.

Bakhil jangan diberi singgah,

itupun perampok yang amat gagah.

Barang siapa yang sudah besar,

janganlah kelakuannya membuat kasar.

Barang siapa perkataan kotor,

mulutnya itu umpama ketur.

Di mana tahu salah diri,

jika tidak orang lain yang berperi.


GURINDAM V

Ini gurindam pasal yang kelima:

Jika hendak mengenal orang berbangsa,

lihat kepada budi dan bahasa,

Jika hendak mengenal orang yang berbahagia,

sangat memeliharakan yang sia-sia.

Jika hendak mengenal orang mulia,

lihatlah kepada kelakuan dia.

Jika hendak mengenal orang yang berilmu,

bertanya dan belajar tiadalah jemu.

Jika hendak mengenal orang yang berakal,

di dalam dunia mengambil bekal.

Jika hendak mengenal orang yang baik perangai,

lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai.

Selanjutnya Gurindam VI - XII dan Profil Raja Ali Haji

<!--more-->

GURINDAM VI

Ini gurindam pasal yang keenam:

Cahari olehmu akan sahabat,

yang boleh dijadikan obat.

Cahari olehmu akan guru,

yang boleh tahukan tiap seteru.

Cahari olehmu akan isteri,

yang boleh menyerahkan diri.

Cahari olehmu akan kawan,

pilih segala orang yang setiawan.

Cahari olehmu akan abdi,

yang ada baik sedikit budi,


GURINDAM VII

Ini Gurindam pasal yang ketujuh:

Apabila banyak berkata-kata,

di situlah jalan masuk dusta.

Apabila banyak berlebih-lebihan suka,

itulah tanda hampir duka.

Apabila kita kurang siasat,

itulah tanda pekerjaan hendak sesat.

Apabila anak tidak dilatih,

jika besar bapanya letih.

Apabila banyak mencela orang,

itulah tanda dirinya kurang.

Apabila orang yang banyak tidur,

sia-sia sahajalah umur.

Apabila mendengar akan khabar,

menerimanya itu hendaklah sabar.

Apabila menengar akan aduan,

membicarakannya itu hendaklah cemburuan.

Apabila perkataan yang lemah-lembut,

lekaslah segala orang mengikut.

Apabila perkataan yang amat kasar,

lekaslah orang sekalian gusar.

Apabila pekerjaan yang amat benar,

tidak boleh orang berbuat onar.


GURINDAM VIII

Ini gurindam pasal yang kedelapan:

Barang siapa khianat akan dirinya,

apalagi kepada lainnya.

Kepada dirinya ia aniaya,

orang itu jangan engkau percaya.

Lidah yang suka membenarkan dirinya,

daripada yang lain dapat kesalahannya.

Daripada memuji diri hendaklah sabar,

biar pada orang datangnya khabar.

Orang yang suka menampakkan jasa,

setengah daripada syirik mengaku kuasa.

Kejahatan diri sembunyikan,

kebaikan diri diamkan.

Keaiban orang jangan dibuka,

keaiban diri hendaklah sangka.


GURINDAM IX

Ini gurindam pasal yang kesembilan:

Tahu pekerjaan tak baik,

tetapi dikerjakan,

bukannya manusia yaituiah syaitan.

Kejahatan seorang perempuan tua,

itulah iblis punya penggawa.

Kepada segaia hamba-hamba raja,

di situlah syaitan tempatnya manja.

Kebanyakan orang yang muda-muda,

di situlah syaitan tempat berkuda.

Perkumpulan laki-laki dengan perempuan,

di situlah syaitan punya jamuan.

Adapun orang tua yang hemat,

syaitan tak suka membuat sahabat

Jika orang muda kuat berguru,

dengan syaitan jadi berseteru.


GURINDAM X

Ini gurindam pasal yang kesepuluh:

Dengan bapak jangan durhaka

supaya Allah tidak murka.

Dengan ibu hendaklah hormat

supaya badan dapat selamat.

Dengan anak janganlah lalai

supaya dapat naik ke tengah balai.

Dengan istri dan gundik janganlah alpa

supaya kemaluan jangan menerpa.

Dengan kawan hendaklah adil

supaya tangannya jadi kapil.


GURINDAM XI

Ini gurindam pasal yang kesebelas:

Hendaklah berjasa,

kepada yang sebangsa.

Hendaklah jadi kepala,

buang perangai yang cela.

Hendaklah memegang amanat,

buanglah khianat.

Hendak marah,

dahulukan hujjah.

Hendak dimalui,

jangan memalui.

Hendak ramai,

murahkan perangai.

GURINDAM XII

Ini gurindam pasal yang kedua belas:

Gurindam Dua Belas, pasal yang ke 11 dan ke 12

Raja mufakat dengan menteri,

seperti kebun berpagarkan duri.

Betul hati kepada raja,

tanda jadi sebarang kerja.

Hukum adil atas rakyat,

tanda raja beroleh inayat.

Kasihkan orang yang berilmu,

tanda rahmat atas dirimu.

Hormat akan orang yang pandai,

tanda mengenal kasa dan cindai.

Ingatkan dirinya mati,

itulah asal berbuat bakti.

Akhirat itu terlalu nyata.

Selanjutnya: Makna yang Terdapat dalam Teks Gurindam 12

<!--more-->

Isi gurindam dikategorikan sebagai syi’al irsyadi atau puisi ditaktik karena berisikan nasihat dan petunjuk hidup menurut syariat Islam (Sugiarto, 2015). Dinamakan Gurindam 12 diberi karena karya Raja Ali Haji itu memang terdiri dari 12 pasal.

Pasal- pasal tersebut mengandung petuah, sial ibadah, kewajiban para raja, sifat-sifat masyarakat, sampai kewajiban orang tua kepada anak dan sebaliknya. Selain itu, karya tersebut juga mengandung nilai-nilai religius Islamis, tuntunan perilaku dan pengendalian diri, Pengelolaan pikiran dan perasaan manusia.

Penulis Gurindam 12

Raja Ali Haji lahir di Pulau Penyengat, Provinsi Kepulauan Riau, pada 1809. Beliau wafat pada tahun 1873. Kepiawaiannya dalam menulis turun dari ayahandanya Raja Ahmad, yang bergelar Engku Haji Tua, dari Kesultanan Melayu Johor Riau Lingga Pahang. Raja Ahmad adalah penulis 4 judul buku ilmiah yang pada saat itu juga menjadi penasihat Raja.

Raja Ali Haji mempunyai banyak keahlian, selain sebagai seorang ilmuwan, ia juga seorang ahli agama, pujangga, dan penulis 12 judul buku. Selain sebagai penyair, Raja Ali Haji adalah pelopor dan peletak dasar ilmu bahasa Melayu. Berbaur di lingkungan keluarga dan ilmuwan berkebangsaan Eropa turut mewarnai karya- karya Raja Haji di berbagai bidang.

Pilihan Editor: Jejak Harum Pencipta Gurindam Dua Belas

Berita terkait

Profil Isdianto, Mantan Gubernur Kepulauan Riau yang Ajukan Gugatan UU Pilkada ke MK

8 hari lalu

Profil Isdianto, Mantan Gubernur Kepulauan Riau yang Ajukan Gugatan UU Pilkada ke MK

Dia mengajukan gugatan terhadap Pasal 7 ayat (2) huruf o Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 Tentang Pilkada disingkat ke Mahkamah Konstitusi alias MK.

Baca Selengkapnya

Panbil Group Garap PSN Pulau Tanjung Sauh Batam, Tahap Awal Membangun Waduk hingga PLTU

10 hari lalu

Panbil Group Garap PSN Pulau Tanjung Sauh Batam, Tahap Awal Membangun Waduk hingga PLTU

Luasan PSN ini mencapai 840,67 hektar.

Baca Selengkapnya

Lomba Perahu Naga di Tanjungpinang Digelar 3 Hari, Jadi Daya Tarik Wisatawan

11 hari lalu

Lomba Perahu Naga di Tanjungpinang Digelar 3 Hari, Jadi Daya Tarik Wisatawan

Lomba perahu naga dinilai penting sebagai simbol persatuan dan kekuatan masyarakat Kepulauan Riau, tidak hanya warga Tionghoa.

Baca Selengkapnya

Kontroversi Sastra Masuk Kurikulum

13 hari lalu

Kontroversi Sastra Masuk Kurikulum

Program Sastra Masuk Kurikulum besutan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi memicu perbincangan panas.

Baca Selengkapnya

Pariwisata Batam - Kepulauan Riau Tak Lagi Kompetitif, Ini Dua Masalahnya

15 hari lalu

Pariwisata Batam - Kepulauan Riau Tak Lagi Kompetitif, Ini Dua Masalahnya

Hargg atiket kapal dan imigrasi, sampai sekarang belum terselesaikan sehingga berdampak buruk kepada sektor pariwisata Kepulauan Riau.

Baca Selengkapnya

Kunjungan Wisman ke Kepri Menurun, Berdampak Kepada Tingkat Hunian Hotel

26 hari lalu

Kunjungan Wisman ke Kepri Menurun, Berdampak Kepada Tingkat Hunian Hotel

Sebelumnya pemerintah menargetkan kunjungan wisman ke Kepri tahun 2024 sebanyak 3 juta kunjungan

Baca Selengkapnya

Kemendikbudristek Minta Publik Tidak Sebarluaskan Rekomendasi Buku Sastra, Ini Alasannya

28 hari lalu

Kemendikbudristek Minta Publik Tidak Sebarluaskan Rekomendasi Buku Sastra, Ini Alasannya

Kemendikbudristek sedang mengkaji ulang dan mengevaluasi daftar karya sastra serta mencabut buku "Panduan Rekomendasi Buku Sastra" karena dikritik berbagai pihak.

Baca Selengkapnya

Anak Buaya hingga Lobster Diseludupkan Lewat Batam, Negara Rugi Ratusan Juta

30 hari lalu

Anak Buaya hingga Lobster Diseludupkan Lewat Batam, Negara Rugi Ratusan Juta

Jajaran Polda Kepulauan Riau (Kepri) berhasil mengungkap tiga kasus penyelundupan dan kejahatan konservasi alam di Batam

Baca Selengkapnya

KBRI Singapura Luncurkan Buku Karya Pekerja Migran Indonesia

33 hari lalu

KBRI Singapura Luncurkan Buku Karya Pekerja Migran Indonesia

KBRI Singapura memfasilitasi peluncuran buku antologi cerpen "Bukan Cerpen Biasa" yang ditulis oleh pekerja migran Indonesia

Baca Selengkapnya

Mafia Leluasa Selundupkan Pekerja Migran Lewat Batam, Penanganannya Dianggap Tak Sampai ke Akar

39 hari lalu

Mafia Leluasa Selundupkan Pekerja Migran Lewat Batam, Penanganannya Dianggap Tak Sampai ke Akar

Paschaslis menilai gagalnya kebijakan perlindungan pekerja migran ini menjadi ladang meraup keuntungan bagi mafia.

Baca Selengkapnya