Butet Kartaredjasa Akui Kena Prank Jokowi, Putus Asa Amati Manuver Politiknya

Selasa, 30 Januari 2024 22:55 WIB

Seniman monolog Butet Kartaredjasa menanggapi pelaporan dirinya ke polisi oleh relawan Presiden Jokowi. Tempo/Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Yogyakarta - Seniman monolog asal Yogyakarta, Butet Kartaredjasa mengaku tak mempermasalahkan jika dirinya dipolisikan para relawan Presiden Joko Widodo atau Jokowi ke Polda DIY Selasa 30 Januari 2024. Butet dilaporkan atas pantun yang dibuat dan dibacakannya saat menghadiri kampanye capres - cawapres nomor urut 03 Ganjar Pranowo- Mahfud MD bertajuk Hajatan Rakyat di Kulon Progo pada Ahad, 28 Januari 2024.

Butet Kartaredjasa Akui Putus Asa Ingatkan Jokowi

Oleh relawan yang melaporkannya, Butet dituding sedang dalam kondisi putus asa sehingga kritikan lewat pantunnya menggunakan kata-kata yang dianggap kasar. Seperti menggunakan frasa binatang. "Iya, saya memang putus asa (mengingatkan Jokowi) sekarang ini, sudah tidak ada harapan dan ini bahaya," kata Butet ditemui di kediamannya di Bantul, Yogyakarta Selasa, 30 Januari 2024.

Butet menuturkan proses demokrasi di Tanah Air setelah reformasi yang berjalan membaik tiba tiba kembali hancur menjelang Pemilu Presiden 2024. Ini ditandai dengan skandal Mahkamah Konstitusi (MK) saat dipimpin adik ipar Jokowi, Anwar Usman hingga meloloskan anak Jokowi, Gibran Rakabuming Raka maju sebagai cawapres Prabowo Subianto.

"(Skandal MK) diungkap Majelis Kehormatan, mengakui dan Ketua MK (Anwar Usman) diturunkan, jelas orang yang punya akal sehat melihat itu sebagai kebusukan," kata dia. "(Manuver Jokowi) levelnya sudah melukai demokrasi, saya sebagai bagian dari angkatan 1998 yang berjuang bersama yang lain untuk membangun praktek demokrasi sehat di Indonesia kecewa," kata dia.

Perjuangan 1998 Dikhianati Hari Ini

Ia menuturkan, setelah reformasi, Indonesia mendirikan mendirikan banyak lembaga negara yang meneruskan semangat perubahan setelah Orde Baru tumbang. "Indonesia berhasil punya MK, punya Ombudsman, punya lembaga-lembaga yang mengontrol kepolisian, kita anti-KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme)," ujarnya. "Tapi perjuangan 1998 itu kemudian dikhianati hari ini, diakal-akali, siapa tidak marah? Berarti kehidupan demokrasi yang sudah baik itu terganggu," kata Butet.

Advertising
Advertising

Butet yang dulu merupakan militan pendukung Jokowi pada Pemilu 2014 dan 2019 mengakui sangat terluka dengan manuver politik Jokowi di pengujung jabatannya. "Ini justru yang saya sedih, Pak Jokowi saat ini seperti sedang menghina dirinya sendiri," kata dia.

Ia menyoroti soal kepantasan dan etika. "Orang yang dulunya baik, berprestasi 9,5 tahun luar biasa, kok bisa-bisanya jadi begitu, sekarang sebagai presiden malah memihak pasangan calon presiden." Menurut Butet, tidak semestinya masalah kepantasan, kepatutan, dan etika ini dilanggar Jokowi.

"Maka orang yang menyayangi Jokowi ini mengingatkan itu, kritik beda dengan penghinaan," ujarnya. "Saat dingatkan tidak bisa, ini membuat kami putus asa, marah," kata Butet.

Butet Soal Jeratan Pasal

Butet penasaran, ia akan dijerat pasal berapa setelah pelaporan ini. "Kita akan membuktikan, saya akan dikenai pasal apa," ucap Butet, "Kalau pakai UU ITE yang lentur dan pasal karet itu kan tergantung siapa yang menafsirkan, jadi di sini kita akan membuktikan melihat netralit"

Butet pun menuturkan, jika aksi panggungnya membacakan pantun dalam kampanye Ganjar itu akhirnya menyeretnya ke bui, maka masyarakat bisa mengambil pelajaran. Dia menyatakan, jika dia ditangkap dan selanjutnya masuk sel, berarti telah terjadi proses pembusukan demokrasi.

"Hari ini saya dan jutaan orang lain kena prank Pak Jokowi, ditipu Pak Jokowi, kalau yang marah itu jumlahnya bertambah dan semakin marah itulah nanti yang bergerak adalah vox populi vox dei, Suara Tuhan- Suara Rakyat," kata Butet.

Pilihan Editor: Butet Kartaredjasa Dilaporkan karena Pantun Sindir Jokowi, Begini Bunyinya

Berita terkait

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

1 jam lalu

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

Luhut mengungkap itu lewat pernyataannya bahwa World Water Forum di Bali harus menghasilkan, apa yang disebutnya, concrete deliverables.

Baca Selengkapnya

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

2 jam lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

2 jam lalu

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

Partai Golkar Sumut optimistis PDIP akan mengusung Musa Rajekshah dalam Pilgub Sumut 2024.

Baca Selengkapnya

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

3 jam lalu

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin belum mengetahui di bidang apa Grace Natalie dan Juri Ardiantoro akan ditugaskan.

Baca Selengkapnya

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

4 jam lalu

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

Satgas Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN menyebut rumah dinas menteri di IKN bisa ditambah jika presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk kementerian baru. Pengamat menilai hal ini sebagai bentuk pemborosan anggaran.

Baca Selengkapnya

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

5 jam lalu

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

Noel mengutip puisi karya Presiden Pertama RI Soekarno, untuk mengkritik PDIP yang tidak mengundang Jokowi di Rakernas

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

9 jam lalu

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

Presiden Jokowi sampai memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag 36/2023.

Baca Selengkapnya

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

10 jam lalu

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

Pemilihan Pansel KPK patut menjadi perhatian karena mereka bertugas mencari figur-figur komisioner dan Dewan Pengawas KPK mendatang.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

11 jam lalu

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sampai Pimpin Rapat Revisi Ketiga Permendag 36/2023, Ada Apa?

11 jam lalu

Jokowi Sampai Pimpin Rapat Revisi Ketiga Permendag 36/2023, Ada Apa?

Presiden Jokowi memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Permendag 36/2023tentang larangan pembatasan barang impor.

Baca Selengkapnya