Isu Panas Rohingya, Marshel Widianto Ungkap Keresahan

Sabtu, 9 Desember 2023 16:48 WIB

Marshel Widianto. Foto: Instagram.

TEMPO.CO, Jakarta - Komika, Marshel Widianto ikut menyampaikan keresahannya atas kasus pengungsi Rohingya di Indonesia. Melalui konten di Instagram pribadinya @marshel_widianto pada Jumat, 8 Desember 2023, ia membagikan video lucu yang turut menyindir kasus tersebut.

Aktor komedi berusia 27 tahun itu mengunggah video reaksinya atas komentar dari lembaga PBB yang mengurusi pengungsi, UNHCR Indonesia. "Semoga rakyat Rohingya bisa diterima masyarakat Indonesia, dan pemerintah bisa berikan dia rumah, makan, tempat tinggal, dan buat KTP Indonesia," tulis komentar UNHCR Indonesia yang marak beredar di media sosial.

Sindiran Marshel Widianto Atas Maraknya Pengungsi Rohingya

Resah dengan berita yang belakangan memanas tersebut, Marshel menaruh tangkapan layar komentar UNCHR dalam video terbarunya. Ia berakting memikirkan wacana itu karena tak habis pikir dengan komentar yang tampak memelas untuk dikasihani oleh pemerintah dan masyarakat Indonesia.

"Menjajah jalur kekuasaan (x). Menjajah jalur kasihan (v), " tulis Marshel di atas komentar UNHCR dalam videonya reaksinya. Sambil melihat komentar yang berada di atasnya itu, wajahnya tampak kesal. Ia menggelengkan kepalanya berkali-kali, terlihat bingung dan resah serta masih mencerna apa yang diminta oleh pengungsi Rohingya tampaknya akan merugikan.

Marshel juga menambahkan keterangan di unggahan Instagram itu. Ia menyinggung soal pemberitaan baru-baru ini yang mengusulkan agar orang-orang Rohingnya bisa mendapatkan pulau sendiri untuk menampung mereka. "Jangan langsung minta pulau dong, kartu perdana dulu kek," tulis Marshel Widianto.

Netizen Komentari Unggahan Marshel Widianto

Konten keresahan sang komika pun mendapat respons serupa dari netizen. Banyak yang menyayangkan perihal kasus pengungsi yang kian marak di wilayah Indonesia, khususnya datang yang datang meminta bantuan di Sabang, Aceh.

"Hahaha, negara masih ngontrak BPJS , ada yg minta dibiayain hidup, cuman di Indonesia," tulis netizen berkomentar di video Marshel. "Minimal ngerasain lah kerja sehari cuma dapet 20rb, ini makan siang malem ditanggung enak banget," tulis netizen lain yang tak terima dengan bantuan yang dirasa tidak adil tersebut.

Perihal isu minta pulau di Indonesia, netizen juga banyak yang tak setuju di kolom komentar Marshel. Unggahan tersebut dipenuhi komentar-komentar netizen.

Advertising
Advertising

"Awalnya peduli tapi di tolong ngelunjak, gimana tuh?"

"Pak masih banyak rakyat Indonesia yang hidup susah."

"Orang Indonesia masih banyak yang belum punya tanah dan rumah, orang negara lain mau dikasih."

Sikap Pemerintah Indonesia

Dua pekan terakhir, media sosial memang diramaikan dengan berbagai video yang menunjukkan para pengungsi Rohingya tiba di Sabang, Aceh. Dari video yang memperlihatkan mereka meminta tambahan nasi, ada yang membuang bantuan makanan, hingga merusak rumah susun di Sidoarjo tempat penampungan mereka lantaran listrik padam, makin membuat kesal masyarakat. Alih-alih bersimpati dengan penderitaan mereka, masyarakat menolak kedatangan mereka.

Presiden Jokowi sendiri kemarin sudah menyatakan pemerintah akan memberikan bantuan kemanusiaan kepada pengungsi Rohingya lantaran tak mungkin mengembalikan mereka kembali ke Myanmar. Tapi, pemerintah juga akan mencari orang-orang yang bertanggung jawab menyelundupkan mereka ke Indonesia.

Pilihan Editor: Marshel Widianto Debut Jadi MC di MyFest.id, Demi Cari Uang untuk Anak dan Istri

Berita terkait

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

22 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

22 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

34 hari lalu

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

Baju Lebaran yang diberikan oleh Yayasan BFLF Indonesia berupa satu setelan busana muslim untuk anak perempuan pengungsi Rohingya

Baca Selengkapnya

Babe Cabita Meninggal, Marshel Widianto Kehilangan Mitra Bungkam Konsep Ganteng

35 hari lalu

Babe Cabita Meninggal, Marshel Widianto Kehilangan Mitra Bungkam Konsep Ganteng

Marshel Widianto kehilangan Babe Cabita yang pernah bersama-sama jadi duta produk perawatan kulit hingga videonya terpampang di Times Square New York.

Baca Selengkapnya

Italia Selamatkan 1100 Migran di Lepas Pantai Italia dalam 24 Jam

37 hari lalu

Italia Selamatkan 1100 Migran di Lepas Pantai Italia dalam 24 Jam

Lebih dari 1.100 migran dan pengungsi termasuk 121 anak-anak tanpa pendamping diselamatkan di lepas pantai selatan Italia dalam waktu 24 jam

Baca Selengkapnya

Sekjen PBB akan Tunjuk Utusan Khusus untuk Atasi Krisis Myanmar

39 hari lalu

Sekjen PBB akan Tunjuk Utusan Khusus untuk Atasi Krisis Myanmar

Meluasnya konflik bersenjata di seluruh Myanmar membuat masyarakat kehilangan kebutuhan dasar dan akses terhadap layanan penting

Baca Selengkapnya

Tim UNHCR dan IOM Dikerahkan ke Aceh untuk Bantu Pengungsi Rohingya Korban Kapal Terbalik

52 hari lalu

Tim UNHCR dan IOM Dikerahkan ke Aceh untuk Bantu Pengungsi Rohingya Korban Kapal Terbalik

Tim UNHCR dan IOM dikerahkan ke Aceh Barat dan untuk membantu pemerintah setempat memberikan bantuan pada pengungsi Rohingya korban kapal terbalik

Baca Selengkapnya

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

54 hari lalu

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka

Baca Selengkapnya

Komisi Tinggi HAM PBB: Akses Junta Myanmar terhadap Senjata dan Uang Harus Diputus

1 Maret 2024

Komisi Tinggi HAM PBB: Akses Junta Myanmar terhadap Senjata dan Uang Harus Diputus

Komisi Tinggi HAM PBB menyoroti isu yang masih berlangsung di Myanmar, yaitu kekuasaan junta Myanmar dan persekusi etnis Rohingya.

Baca Selengkapnya

Berkas Perkara 3 WNA yang Selundupkan Pengungsi Rohingya ke Aceh Sudah P21, Kejari Susun Dakwaan

17 Februari 2024

Berkas Perkara 3 WNA yang Selundupkan Pengungsi Rohingya ke Aceh Sudah P21, Kejari Susun Dakwaan

Setiap pengungsi Rohingya diharuskan membayar 100 ribu taka atau setara Rp 15,7 juta kepada 3 tersangka untuk pergi ke Indonesia.

Baca Selengkapnya