Perjalanan 3 Masa dalam Pertunjukan Tari Omah Wulangreh Gugur Gunung Tri Kala

Senin, 27 November 2023 19:48 WIB

Tarian Ajat Gawai Ompingk dalam pagelaran Gugur Gunung Omah Wulangreh "Tri Kala" di Usmar Ismail, Jakarta, 26 November 2023

TEMPO.CO, Jakarta - Alunan sapek --alat musik tradisional Dayak--memecah keheningan panggung yang gelap. Secara perlahan lampu panggung pun menyala, menyorot ke tengah panggung. Tampak seorang pemain sapek bersama dengan 8 penari yang mulai menari mengikuti alunan musik.

Selang beberapa menit, suasana lembut dan sendu berubah. Tetabuhan musik khas dayak yang lebih meriah tersaji dengan dinamis. Hal itu menambah keceriaan gerak para penari. Ada kalanya dua penari pria menari menggunakan bambu dengan gerakan seperti menumbuk beras. Kemudian penari-penari perempuan menari menggunakan tampah bambu.

Penampilan berjudul Ajat Gawai Ompingk tersebut berhasil mengundang decak kagum penonton sebagai penutup perjalanan masa yang menjadi tema utama pagelaran tari yang diselenggarakan Wulangreh Omah Budaya bertajuk Gugur Gunung Vol. 2 "Tri Kala" yang diselenggarakan di Gedung Perfilman Usmar Ismail, jakarta, 26 November 2023.

Penata tari Penata tari Ajat Gawai Ompingk, Aprima Rolis Yandi Ogam menjeaskan, Ajat Gawai Ompingk adalah tarian tentang gotong-royong dan perayaan. Gawai bisa diartikan sebagai pesta rakyat, sementara Ompingk merupakan snack tradisional yang terbuat dari ketan muda. "Kami ingin menampilkan keceriaan, kebersamaan, dan gotong royong dalam tradisi membuat ompingk. Hal ini juga sejalan dengan nilai-nilai yang ingin disajikan di pagelaran Gugur Gunung Vol. 2," kata Ogam kepada Tempo, kemarin.

Selain tarian Ajat Gawai Ompingk, Pagelaran gugur Gunung Vol. 2 "Tri Kala" juga menampilkan tarian tradisional dari berbagai daerah, seperti Jawa, Bali, Betawi, dan jawa Timur. Ada pula penampilan musik tradisional asal Bali. Total ada 25 penampilan dengan 215 penampil yang terbagi dalam 3 sesi.

Advertising
Advertising

Tahun ini, Omah Wulangreh Gugur Gunung Vol. 2 memilih tema besar “Tri Kala”, artinya pembabakan waktu. Masa lalu, masa kini, dan masa depan. “Kenapa ambil tentang waktu ini, karena sesungguhnya semua orang terikat dengan waktu. Masing-masing dari kita pasti punya masa lalu, dan saat ini di masa kini kita punya waktu untuk menyongsong masa depan,” ujar Pamong Omah Wulangreh, Reny Ajeng.

Reny berharap, acara ini bisa menjadi jejak merayakan hidup dalam satu waktu. Sebab, hidup memiliki keterbatasan waktu. Dari keterbatasan itulah, Omah Wulangreh memilih untuk memayu hayuning bawana, artinya memperindah dunia yang sudah indah.

“Maksudnya, menjaga yang sudah indah dari masa lalu, menanam yang indah di masa kini, dan semoga yang indah ini bisa dinikmati oleh generasi mendatang,” kata Reny.

Berita terkait

Tari Klasik Odissi Ramaikan 75 Tahun Hubungan Diplomatik India-Indonesia

29 Januari 2024

Tari Klasik Odissi Ramaikan 75 Tahun Hubungan Diplomatik India-Indonesia

Kedutaan Besar India menggelar pertunjukan tari klasik Odissi di Jakarta untuk memperingati 75 tahun hubungan diplomatik India-Indonesia

Baca Selengkapnya

Ini Dia Seniman Tari yang Dianugerahi CHI Awards 2023

20 November 2023

Ini Dia Seniman Tari yang Dianugerahi CHI Awards 2023

Tahun ini, CHI Awards diberikan kepada sosok pelestari seni tari tradisional Indonesia.

Baca Selengkapnya

CHI AWARDS 2023: Merayakan Pelestari Seni Tari Indonesia, Menyemai Energi Baru untuk Warisan Budaya

17 November 2023

CHI AWARDS 2023: Merayakan Pelestari Seni Tari Indonesia, Menyemai Energi Baru untuk Warisan Budaya

Penghargaan khusus diberikan kepada Dr. (HC) Ir. H. Sukarno yang dikenal luas memiliki kepedulian dan perhatian besar pada budaya khususnya seni tari

Baca Selengkapnya

Kemah Tari Sasikirana Latih 21 Penari Muda Indonesia Terpilih di Jatiwangi

15 November 2023

Kemah Tari Sasikirana Latih 21 Penari Muda Indonesia Terpilih di Jatiwangi

Hasil dari pelatihan itu akan ditampilkan lewat pertunjukan tari pada hari terakhir kegiatan yaitu Sabtu, 18 November 2023 di area pabrik genteng.

Baca Selengkapnya

10.000 Siswa di Bantul Pecahkan Rekor MURI dengan Tari Montro di Parangkusumo

26 Agustus 2023

10.000 Siswa di Bantul Pecahkan Rekor MURI dengan Tari Montro di Parangkusumo

Tari Sholawat Montro merupakan kesenian yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda khas Kabupaten Bantul.

Baca Selengkapnya

10 Ribu Penari Montro Bakal Pecahkan Rekor MURI di Pantai Parangkusumo Bantul

8 Agustus 2023

10 Ribu Penari Montro Bakal Pecahkan Rekor MURI di Pantai Parangkusumo Bantul

pemecahan rekor MURI Tari Montro di Bantul Creative City Festival 2023 merupakan upaya mem-branding Bantul sebagai kota kreatif kesenian rakyat.

Baca Selengkapnya

Jejak Tari Soreng Khas Lereng Merbabu, Dendam Arya Penangsang Terhadap Hadiwijaya

10 Juli 2023

Jejak Tari Soreng Khas Lereng Merbabu, Dendam Arya Penangsang Terhadap Hadiwijaya

Tari Soreng menceritakan konflik dan peperangan antara Kadipaten Jipang Panolan dan Kesultanan Pajang.

Baca Selengkapnya

Penumpang Kereta Argowilis dari Stasiun Jombang - Stasiun Madiun Dihibur Penari Flash Mob

28 April 2023

Penumpang Kereta Argowilis dari Stasiun Jombang - Stasiun Madiun Dihibur Penari Flash Mob

Jumlah penumpang kereta yang datang di Stasiun Madiun tercatat sebanyak 2.014 orang.

Baca Selengkapnya

Tari Kembang Sembah Jadi Sarana Promosi Wisata dan Hiburan Pemudik di Bandara Lombok

26 April 2023

Tari Kembang Sembah Jadi Sarana Promosi Wisata dan Hiburan Pemudik di Bandara Lombok

Persembahan mini show hasil kerjasama BPPD NTB dengan Bandara Lombok ini merupakan salah satu upaya promosi wisatw NTB.

Baca Selengkapnya

DKJ Gelar Festival Tari JICON 2022 di Taman Ismail Marzuki

14 Desember 2022

DKJ Gelar Festival Tari JICON 2022 di Taman Ismail Marzuki

Expanded Choreography adalah usaha melakukan perluasan koreografi, yang salah satunya juga menghubungkan karya dan penonton yang lebih cair, perluasan ruang dan tubuh, dan seterusnya, untuk sebuah gagasan kota yang lebih inklusif dan beragam

Baca Selengkapnya