Inspirasi Penulis dan Sutradara Wregas Bhanuteja di Balik Film Budi Pekerti

Selasa, 31 Oktober 2023 08:00 WIB

Film Budi Pekerti meraih 17 nominasi Piala Citra Festival Film Indonesia atau FFI 2023. Dok. Rekata Studio

TEMPO.CO, Jakarta - Film Budi Pekerti menjadi salah satu film Indonesia yang sukses di kancah internasional. Kecerdasan Wregas Bhanuteja selaku sutradara sekaligus penulis dari film ini membuat Budi Pekerti bisa tayang perdana di Toronto International Film Festival (TIFF) 2023, jadi pembuka di Jakarta Film Week 2023, dan mendapatkan 17 nominasi di Festifal Film Indonesia (FFI) 2023.

Film produksi Rekata Studio dan Kenanga Pictures ini berhasil menjadi film dengan nominasi terbanyak di FFI. Dengan sederet prestasinya, film ini dinilai cukup relate dengan menggambarkan masalah kehidupan keluarga yang universal meskipun berlatar di Indonesia, tepatnya di Yogyakarta, Jawa Tengah.

Kepada awak media dalam konferensi pers yang digelar di XXI Plaza Indonesia pada Senin, 30 Oktober, Wregas Bhanuteja menceritakan proses kreatifnya dalam menggarap film ini.

Bikin Film Budi Pekerti, Wregas Terinspirasi Sosok Ini

Sang sutradara mengaku ada dua hal yang menjadi inspirasi utamanya dalam membuat film ini. Pertama, saat dua tahun lalu di masa pandemi, dia sering melihat banyaknya sosok ibu atau bapak yang mengumpat dan diunggah di media sosial. Video-video tersebut akhirnya viral dan memicu perbincangan publik. Tak jarang, sampai membuat netizen berkata kasar lewat ketikan di media sosialnya. Sebut saja ketika orang tua komplain soal paket yang diterimanya tak sesuai kemudian beberapa hari kemudian video marah-marah itu beredar di internet.

Selain itu, Wregas juga terinspirasi dari guru-guru viral yang kerap memberi hukuman pada siswa. “Misalnya ada video guru yang sedang memberikan hukuman pada siswanya kemudian direkam dan disebarkan di media sosial. Kemudian pihak orang tua tidak terima hingga besoknya guru tersebut di-bully,” kata Wregas.

Advertising
Advertising

Dua hal itulah yang menginspirasi Wregas dalam menghadirkan sosok Bu Prani. Karakter utama yang menjadi alur penggerak film dan diperankan oleh Sha Ine Febriyanti. Wregas pun mengaku mempersembahkan film ini untuk guru-guru di Indonesia sebagai bentuk apresiasinya atas jasa mereka dalam mendidik putra-putri bangsa.

Terinspirasi dari Memori Masa Kecil

Selain 2 hal yang kerap menjadi masalah sosial akhir-akhir ini, Wregas sendiri menghadirkan film ini sebagai upaya membangkitkan kenangan masa kecilnya. Pemilihan latar yang berlokasi di Yogyakarta menjadi salah satu inspirasinya dalam membangun cerita di film Budi Pekerti.

“Saya menghadirkan film ini dengan proses syuting yang semuanya dilakukan di Yogyakarta. Hal ini karena saya ingin mengenalkan tempat masa kecil saya dan saya merasa orang-orang harus melihat karya yang sangat saya pahami dengan latar sangat menggambarkan sosok saya. Ada 40 titik lokasi di Yogyakarta yang semuanya merupakan kenangan masa kecil saya,” tutur Wregas.

Tak hanya itu, lokasi syuting yang menjadi sekolah tempat Bu Prani mengajar di film ini juga merupakan SMP Wregas sendiri saat masih tinggal di sana. “Ini SMP saya, 2 guru yang ada di adegan memberikan kain jarik kepada Bu Prani mendekati scene akhir adalah guru BK asli saya,” ujar Wregas.

Dalam scene pembuka yang menjadi pemicu konflik dalam film ini, yakni saat Bu Prani mengantre untuk membeli putu, ini juga terinspirasi dari kenangan masa kecil sang sutradara. “Putu adalah makanan masa kecil saya, saya bisa membelinya sampai 30 buah dan menghabiskannya sendiri karena saking sukanya dengan jajanan tradisional tersebut,” ucap Wregas Bhanuteja sambil mengenang masa kecilnya yang jadi inspirasi di balik fim Budi Pekerti.

Pilihan Editor: Sha Ine Febriyanti Intens Pelajari Karakter Guru BK dalam Film Budi Pekerti



Berita terkait

Soal Sampah Tak Kunjung Selesai, Kota Yogya dan Bantul Teken Kerjasama Disaksikan Sultan

11 jam lalu

Soal Sampah Tak Kunjung Selesai, Kota Yogya dan Bantul Teken Kerjasama Disaksikan Sultan

Persoalan sampah di Yogyakarta seolah tak kunjung usai penutupan permanen Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) Piyungan awal Mei 2024 lalu.

Baca Selengkapnya

Wisata ke Pantai Selatan Yogyakarta? Awas Sengatan Ubur-ubur

1 hari lalu

Wisata ke Pantai Selatan Yogyakarta? Awas Sengatan Ubur-ubur

Puluhan orang tersengat ubur-ubur. Sebelumnya akhir April, sejumlah wisatawan dilaporkan tersengat ubur ubur saat bermain di Pantai Krakal Gunungkidul

Baca Selengkapnya

Catat, UGM Yogyakarta Gelar Festival Anggrek Akhir Pekan ini di Sleman

1 hari lalu

Catat, UGM Yogyakarta Gelar Festival Anggrek Akhir Pekan ini di Sleman

Penggemar tanaman anggrek yang berencana melancong ke Yogyakarta akhir pekan ini, ada festival menarik yang bisa disaksikan.

Baca Selengkapnya

Dongkrak Kunjungan Museum dan Cagar Budaya, Begini Langkah Kemendikbudristek

1 hari lalu

Dongkrak Kunjungan Museum dan Cagar Budaya, Begini Langkah Kemendikbudristek

Indonesian Heritage Agency (IHA) yang bertugas menangani pengelolaan museum dan cagar budaya nasional sejak September 2023.

Baca Selengkapnya

Sleman Luncurkan Prangko Buk Renteng, Ini Peran Saluran Irigasi Bersejarah Itu di Yogyakarta

1 hari lalu

Sleman Luncurkan Prangko Buk Renteng, Ini Peran Saluran Irigasi Bersejarah Itu di Yogyakarta

Selokan yang menghubungkan wilayah Sleman Yogyakarta dan Magelang Jawa Tengah itu dibangun pada masa Hindia Belanda 1909. Kini jadi prangko.

Baca Selengkapnya

Sampah Menyebar di Beberapa Titik Jalan usai Libur Panjang, Begini Pengolahan Limbah di Yogyakarta

2 hari lalu

Sampah Menyebar di Beberapa Titik Jalan usai Libur Panjang, Begini Pengolahan Limbah di Yogyakarta

Sampah yang masuk ke TPS 3R Nitikan Yogyakarta akan diolah menjadi bahan bakar alternatif Refused Derived Fuel (RDF).

Baca Selengkapnya

Daftar Aset TPPU Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto: Rumah, BMW, Apartemen, Motor Harley Davidson, hingga Tas Hermes

3 hari lalu

Daftar Aset TPPU Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto: Rumah, BMW, Apartemen, Motor Harley Davidson, hingga Tas Hermes

Ini daftar aset eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto yang masuk dalam radar dakwaan KPK.

Baca Selengkapnya

Waspadai Ubur-ubur yang Muncul Lebih Awal di Pantai Selatan Yogyakarta

3 hari lalu

Waspadai Ubur-ubur yang Muncul Lebih Awal di Pantai Selatan Yogyakarta

Kemunculan ubur-ubur biasanya terjadi saat puncak kemarau atau saat udara laut dingin pada Juli hingga September.

Baca Selengkapnya

Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Kritik dari Walhi

3 hari lalu

Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Kritik dari Walhi

Walhi menyoroti kebijakan layanan persampahan dari Pemerintah Kabupaten Sleman yang tak lagi melakukan layanan angkut sampah organik untuk masyarakat.

Baca Selengkapnya

Pura Pakualaman Yogyakarta Berusia 212 Tahun, Ada 21 Event Dipersiapkan

4 hari lalu

Pura Pakualaman Yogyakarta Berusia 212 Tahun, Ada 21 Event Dipersiapkan

Peringatan ulang tahun Pura Pakualaman dikemas dalam tema besar Karti Widyastuti Sampurnaning Bekti, ads 21 acara dari 13 Mei hingga 23 Juni.

Baca Selengkapnya