Ritual baru itu, bisa berlangsung tiga hingga empat jam. Yang pasti, itu dilakoni None Jakarta 1993 itu saban hari. “Baru setelah acara baca selesai, biasanya aku baru melakukan senam,” tuturnya.
Dan seiring dengan kebiasaan baru itu pula, kini Vena juga menambah langganan koran dan majalah. Malah, sejumlah buku-buku tentang politik, pendidikan, serta ekonomi terutama pemasaran pariwisata juga diborong perempuan bertinggi 168 centimeter itu. Sebab, ia menyebut, memang ingin duduk di komisi yang membidangi pendidikan atau pariwisata.
Pemeran dalam sinetron “Belavista” itu mengaku tak bisa meninggalkan senam atau olahraga lainnya. Bahkan, nanti setelah resmi sebagai anggota parlemen sekalipun. Menurutnya, kegiatan olah raga justeru akan menunjang kegiatan tugasnya dalam menyampaikan aspirasi rakyat dan mengontrol kebijakan eksekutif.
“Sebab, kalau raganya sehat maka jiwa juga sehat, dalam berpikir dan mengambil keputusan juga bisa dilakukan secara jernih. Tapi prioritas tetap tugas, olah raga mungkin di sela-sela jadwal tugas,” akunya.
Nyonya Ivan Fadilla Soedjoko itu juga tak gusar dengan sinisme publik terhadap wakil rakyat yang berlatarbelakang artis. Bagi Vena, justeru tidak elok bila dirinya harus berdebat dengan masyarakat. “Lebih baik nanti ditunjukkan dengan kinerja saja. Apakah benar mampu atau tidak. Yang pasti, aku tidak ingin mengecewakan masyarakat yang sudah memilih dan mempercayai aku,” tutur aktris yang mengawali karirnya melalui film “Catatan si Boy II” itu.
Kini, Vena pun membuka saluran komunikasi dengan berbagai lapisan masyarakat, khususnya dengan berbagai lembaga swadaya masyarakat baik secara langsung maupun tak langsung. Selain ada hotline telepo khusus, Vena juga membuka komunikasi melalui facebook, email, maupun blog miliknya.
ARIF ARIANTO