Review Film Shazam! Fury of the Gods, Lawan 3 Dewi untuk Misi Lindungi Bumi

Rabu, 15 Maret 2023 23:36 WIB

Shazam! Fury of the Gods. Foto: XXI.

TEMPO.CO, Jakarta - Film komedi aksi kembali menghibur penikmat film bioskop. Shazam! Fury of the Gods mulai tayang hari ini, Rabu, 15 Maret 2023. Shazam! Fury of the Gods merupakan sekuel dari film pertama, Shazam! yang mulai dirilis pada 2019.

Shazam! Fury of the Gods merupakan film yang digarap sutradara David F. Sandberg yang mengadaptasi novel besutan DC. Film aksi bergenre superhero ini dibintangi oleh beberapa aktor seperti Zachary Levi, Asher Ange, Jack Dylan Grazer, Adam Brody, dan Rachel Ziegler.

Sinopsis Shazam! Fury of the Gods

Film Shazam! Fury of the Gods menceritakan tentang petualangan remaja yatim piatu, Billy Batson (Asher Ange) yang mendapat kekuatan super setelah menemui penyihir tempat mistis bernama Rock of Eternity. Berawal dari Hespera dan Kalypso yang datang ke sebuah museum. Mereka mengambil tongkat sihir yang dipatahkan Billy di film pertama.

Setelah mereka mendapatkannya, Hespera dan Kalypso memaksa penyihir Shazam! untuk dapat menyatukan tongkat sihir itu agar lebih kuat. Tongkat itu akan dipakai untuk membalas kematian ayah mereka. Ketiganya juga ingin merebut kekuatan keluarga Shazam!.

Hingga pada akhirnya muncul lah musuh baru bernama The Daughter of Atlas yang ingin menghancurkan dunia dan merebut kekuatan yang dimiliki Billy. Kalypso (Lucy Liu), Hespera (Helen Mirren), dan Anthea sangat kesal karena merasa kekuatan sejati dewa malah jatuh ke tangan remaja tanggung alih-alih digunakan untuk sesuatu yang lebih besar.

Advertising
Advertising

Karena hal tersebut Kalypso dan Hespera ingin merebut kekuatan Shazam Family yang berada di diri Billy dan keluarga adopsinya. Dengan kekuatan dewa atlas dan senjata suci yang dibuat oleh Hephaestus, Kalypso dan Hespera berusaha untuk menghancurkan dunia sekaligus untuk merebut kembali kekuatan dari manusia di bumi.

Review Film Shazam! Fury of the Gods

Fury of the Gods ini bisa dibilang sebagai proses Billy dalam mengeksplorasi kearifan Solomon yang baru diketahuinya. Anehnya, Billy dan saudaranya ternyata masih belum menemukan nama superhero mereka padahal sudah beraksi selama puluhan tahun. Nah, Fury of the Gods memberikan jawaban bagi Billy dan saudara-saudaranya bahwa nama superhero mereka adalah Shazam, dari kata ajaib yang selalu mereka ucapkan selama bertahun-tahun.

Selain Billy semakin mengenal Shazam, Fury of the Gods kembali mengangkat konflik keluarga, baik dari sisi Billy maupun dari sisi villainnya. Jika film pertama memperlihatkan Billy yang ingin keluar dari keluarga angkatnya, film kedua malah menunjukkan bagaimana perjuangan Billy untuk terus bersama saudara angkatnya dalam menjalankan aksinya sebagai superhero.

Jika berbicara tentang akting, semua aktor yang tampil di Shazam! Fury of the Gods berhasil menampilkan aktingnya dengan sangat baik. Tidak ada yang terlihat lebih menonjol dibandingkan aktor lainnya.

Tetapi dalam Fury of the Gods ini terdapat beberapa karakter yang penggambarannya tidak konsisten. Salah satu hal yang sangat mengganggu adalah penceritaan tentang Mary. Pada film pertamanya, Mary berhasil diterima di salah satu universitas tetapi dia merasa berat karena harus meninggalkan keluarganya. Namun di film keduanya yang berlatar 2-3 tahun setelah film pertama, Mary diceritakan masih berusaha mencari tempat kuliah dan masih tinggal bersama keluarganya.

Namun di antara karakter yang ada di SHAZAM, ada salah satu karakter yang inkonsisten yaitu villainnya. Film ini menampilkan tiga villain yang disebut sebagai Daughters of Atlas, terdiri dari Hespera, Kalypso, dan Anthea. Kalypso dan Anthea cukup konsisten dengan motivasi mereka. Namun, Hespera yang merupakan orang tertua sekaligus pemimpin Daughters of Atlas di dalam film ini sangat tidak konsisten.

Awalnya, motivasi Hespera sangat membenci Shazam karena penyihir itu mencuri kekuatan para dewa. Belakangan, Hespera menemukan Benih Kehidupan yang membuat kebenciannya pada Shazam menghilang, dan sebaliknya dia membantu pahlawan super itu. Konflik antara Hespera dan Shazam di awal film terasa sia-sia.

Secara keseluruhan, Shazam! Fury of the Gods menghadirkan angin segar bagi penikmat film, terutama di Indonesia, yang sedang banyak diputarkan film horor. Film Shazam! Fury of the Gods bisa ditonton segala usia dan sangat menghibur. Cocok ditonton saat akhir pekan sambil melepaskan penat sepekan bekerja.

DWI NUR AZIZAH

Pilihan Editor: Aquaman 2 dan Sekuel Shazam! Kembali Alami Penundaan Tayang

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Review Film Glenn Fredly The Movie: Nostalgia hingga Menguras Air Mata

4 hari lalu

Review Film Glenn Fredly The Movie: Nostalgia hingga Menguras Air Mata

Glenn Fredly The Movie mengisahkan perjalanan hidup, karier, hingga cinta dari Bung Glenn yang diperankan apik oleh Marthino Lio.

Baca Selengkapnya

Review Film Siksa Kubur: Horor Religi yang Dikemas Rapi dan Punya Makna Mendalam

23 hari lalu

Review Film Siksa Kubur: Horor Religi yang Dikemas Rapi dan Punya Makna Mendalam

Siksa Kubur dimainkan oleh para aktor terbaik nomine dan penerima Piala Citra Festival Film Indonesia (FFI).

Baca Selengkapnya

Godzilla X Kong: The New Empire, Melihat Perkembangan Karakter Kong Jadi Pemimpin Sejati

32 hari lalu

Godzilla X Kong: The New Empire, Melihat Perkembangan Karakter Kong Jadi Pemimpin Sejati

Godzilla X Kong: The New Empire menjadi film kelima dalam franchise MonsterVerse yang dituturkan perlahan tapi diimbangi visualisasi menarik.

Baca Selengkapnya

Review Film Para Betina Pengikut Iblis 2, Budaya Klenik dan Pendalaman Karakter

35 hari lalu

Review Film Para Betina Pengikut Iblis 2, Budaya Klenik dan Pendalaman Karakter

Para Betina Pengikut Iblis 2, seperti halnya film pertama, penonton dibatasi usia 21 tahun ke atas

Baca Selengkapnya

Review Film Keluar Main 1994, Dilema Remaja SMA yang Relatable

35 hari lalu

Review Film Keluar Main 1994, Dilema Remaja SMA yang Relatable

Film Keluar Main 1994 memadukan unsur budaya, edukasi, keluarga, dan asmara di kalangan anak SMA yang dekat dengan remaja Indonesia.

Baca Selengkapnya

Review Film 24 Jam Bersama Gaspar: Adegan Laga hingga Senggol Isu Krusial

48 hari lalu

Review Film 24 Jam Bersama Gaspar: Adegan Laga hingga Senggol Isu Krusial

Dengan penggunaan bahasa Indonesia baku, 24 Jam Bersama Gaspar membuat film ini lebih berkelas lantaran menjangkau penonton yang lebih luas.

Baca Selengkapnya

Review Film Tanduk Setan: Antologi Cerita dan Pesan tentang Klenik

52 hari lalu

Review Film Tanduk Setan: Antologi Cerita dan Pesan tentang Klenik

Film Tanduk Setan menggabungkan dua cerita antara kehidupan dan kematian ini di dalamnya terdapat selipan pesan yang bisa diresapi selama berpuasa.

Baca Selengkapnya

Review Film Kuyang: Urban Legend dan Tradisi Khas Kalimantan

54 hari lalu

Review Film Kuyang: Urban Legend dan Tradisi Khas Kalimantan

Kisah Kuyang itu kemudian diangkat menjadi sebuah film yang diproduksi oleh Aenigma Picture dan disutradarai oleh Yongki Ongestu.

Baca Selengkapnya

Review Film The Zone of Interest, Potret Keluarga Bahagia di Balik Tembok Penuh Kebrutalan

56 hari lalu

Review Film The Zone of Interest, Potret Keluarga Bahagia di Balik Tembok Penuh Kebrutalan

Film The Zone of Interest menampilkan kengerian peristiwa Holocaust di Jerman pada Perang Dunia II tanpa memperlihatkan satu pun adegan berdarah.

Baca Selengkapnya

Review Film Bonnie: Adegan Aksi dan Drama yang Berpadu dengan Sastra

28 Februari 2024

Review Film Bonnie: Adegan Aksi dan Drama yang Berpadu dengan Sastra

"Emosional, tegang, dan menghibur," adalah kata yang tepat untuk menggambarkan film Bonnie. Berikut review selengkapnya.

Baca Selengkapnya