Profil Tan Deseng, Maestro Karawitan Sunda yang Meninggal dalam Usia 80 Tahun

Reporter

magang_merdeka

Editor

Marvela

Senin, 7 November 2022 11:16 WIB

Maestro Karawitan Sunda Tan Deseng. Foto : Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Maestro Karawitan Sunda sekaligus musisi, seniman dan budayawan, Tan Deseng meninggal pada Minggu siang, 6 November 2022 dalam usia 80 tahun. Kabar ini dibagikan langsung oleh sahabatnya sesama seniman, Boy Worang pada akun Facebooknya.

“Saya belum bisa berkata-kata, selain mengucapkan selamat jalan saudaraku, Maestro Karawitan Sunda. Semoga tenang bersama Nya” tulis Boy Worang.

Sang Maestro Karawitan ini dikabarakan meninggal dunia karena menderita penyakit pernapasan dan pencernaan. Demi kesehatannya, selama hidup ia terus mengunjungi rumah sakit untuk mengobati penyakitnya.

Menurut Boy Worang, sebelum meninggal Tan Deseng sempat dirawat di Rumah Sakit Rajawali, Bandung selama beberapa hari. Selama perawatan intensif, sang seniman harus dibantu dengan banyak alat pernafasan. Sempat dinyatakan membaik, pada Minggu pagi semua alat bantu pernafasan yang terpasang dilepaskan. Namun sekitar pukul 13.30 WIB, Tan Deseng menghembuskan napas terakhir.

Jenazah Tan Deseng akan disemayamkan selama tiga hari di di Rumah Duka Yayasan Dana Sosial Priangan (YDSP), Jalan Nana Rohana, Warung Muncang, Kota Bandung.

Maestro Karawitan Sunda Berdarah Tionghoa

Lahir pada 22 Agustus 1942, Tan Deseng memiliki darah Tionghoa yang kenal dengan budaya karawitan. Pada 2015, ia memperoleh gelar maestro dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Tan Deseng adalah seorang etnomusikolog Sunda dan master musik tradisional Cina. Ia lahir dan menghabiskan masa kecilnya di Jalan Tamim, Bandung. Keahliannya dalam seni Sunda tidak lepas dari pengaruh lingkungan yang membawa keindahan musik dan tarian Sunda yang ia dengar dan lihat setiap hari.

Kepiawaian Tan Deseng dalam seni rupa Sunda telah diakui oleh publik nasional dan internasional, sebagaimana diungkapkan oleh publikasi di jurnal untirta.ac.id karya Tan Deseng, seniman Sunda dari komunitas Tionghoa di wilayah Kota Bandung. Pada 1990-an, ia juga mendapat pengakuan oleh penonton di Cina dan Jepang yang menyaksikan Tan Deseng dan beberapa anggota keluarganya menampilkan kesenian tradisional Sunda di depan mereka.

Tan Deseng juga diapresiasi oleh musisi seperti Remy Silado. Menurut Remy, Tan Deseng sangat memahami sejarah Cina dan bisa membedakan dinasti berdasarkan peristiwa sejarah. Ia juga dapat menulis huruf Cina hingga di tingkat kaligrafi.

NADIA RAICHAN FITRIANUR

Baca juga: Mengenal Tan De Seng, Maestro Kecapi Sunda Berdarah Tionghoa

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Lagi, Pembocor Kasus Boeing Mendadak Meninggal Dunia

1 hari lalu

Lagi, Pembocor Kasus Boeing Mendadak Meninggal Dunia

Seorang pelapor yang menuduh pemasok Boeing mengabaikan cacat produksi 737 MAX telah meninggal dunia

Baca Selengkapnya

Politikus Senior PDIP Tumbu Saraswati Tutup Usia

8 hari lalu

Politikus Senior PDIP Tumbu Saraswati Tutup Usia

Politikus senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan aktivis pro demokrasi, Tumbu Saraswati, wafat di ICU RS Fatmawati Jakarta pada Kamis

Baca Selengkapnya

Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo Dimakamkan di Tapos Bogor Siang Ini

9 hari lalu

Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo Dimakamkan di Tapos Bogor Siang Ini

Mooryati Soedibyo meninggal dalam usia 96 tahun dan saat ini disemayamkan di rumah duka di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.

Baca Selengkapnya

O.J. Simpson Meninggal dalam Usia 76 Tahun Setelah Berjuang Lawan Kanker

21 hari lalu

O.J. Simpson Meninggal dalam Usia 76 Tahun Setelah Berjuang Lawan Kanker

Bintang NFL sekaligus aktor, O.J. Simpson meninggal setelah berjuang melawan kanker dalam usia 76 tahun.

Baca Selengkapnya

Petugas Damkar Meninggal Usai Padamkan Api Gedung YLBHI Punya Riwayat Penyakit Dalam

24 hari lalu

Petugas Damkar Meninggal Usai Padamkan Api Gedung YLBHI Punya Riwayat Penyakit Dalam

Kadis Gulkarma DKI Jakarta Satriadi Gunawan, menceritakan kronologi tewasnya petugas pemadam kebakaran di YLBHI, Samsul Triatmoko.

Baca Selengkapnya

Petugas Damkar Meninggal Usai Padamkan Gedung YLBHI, Kadis Gulkarmat: Bukan Akibat Terbakar

24 hari lalu

Petugas Damkar Meninggal Usai Padamkan Gedung YLBHI, Kadis Gulkarmat: Bukan Akibat Terbakar

Petugas pemadam kebakaran meninggal seusai memadamkan api di Gedung YLBHI bukan karena kena asap.

Baca Selengkapnya

Jasa Raharja Beri Santunan Rp 50 Juta untuk Korban Meninggal Akibat Kecelakaan di KM 58

25 hari lalu

Jasa Raharja Beri Santunan Rp 50 Juta untuk Korban Meninggal Akibat Kecelakaan di KM 58

Kecelakaan lalu lintas di KM 58+600 arah Jakarta ruas Tol Jakarta-Cikampek, Karawang, Jawa Barat terjadi pada Senin, 8 April 2024, pukul 07.04.

Baca Selengkapnya

9 Orang yang Meninggal dalam Kecelakaan KM 58 Tol Jakarta-Cikampek Mengalami Luka Bakar

25 hari lalu

9 Orang yang Meninggal dalam Kecelakaan KM 58 Tol Jakarta-Cikampek Mengalami Luka Bakar

Kakorlantas Polri Irjen Aan Suhanan menyampaikan 9 korban yang meninggal dunia daam kecelakaan KM 58 mengalami luka bakar dan dibawa ke RSUD Karawang.

Baca Selengkapnya

Aktivis Palestina Meninggal karena Kanker, 38 Tahun Mendekam di Penjara Israel

25 hari lalu

Aktivis Palestina Meninggal karena Kanker, 38 Tahun Mendekam di Penjara Israel

Walid Daqqah, seorang novelis dan aktivis Palestina yang menghabiskan 38 tahun di penjara Israel, meninggal pada Minggu karena kanker

Baca Selengkapnya

Anggota Damkar yang Gugur Usai Padamkan Api di Gedung YLBHI Sempat Pingsan saat Bertugas

25 hari lalu

Anggota Damkar yang Gugur Usai Padamkan Api di Gedung YLBHI Sempat Pingsan saat Bertugas

Kondisi korban kebakaran YLBHI terungkap pada Senin pagi. Akun @humasjakfire menyebut korban adalah anggota Sudin Gulkarmat, Samsul Triatmoko.

Baca Selengkapnya