15 Menit yang Mengesankan

Reporter

Editor

Selasa, 17 Maret 2009 09:38 WIB

TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO Interaktif, Jakarta: Susanne Linke, koreografer kenamaan Jerman, bermain-main dengan bak mandi. Sebuah nomor solo yang pendek, kuat, dan membekas.

Ia duduk di atas toilet. Punggungnya membelakangi penonton. Di panggung itu, terdapat juga sebuah bathtub atau bak mandi berwarna putih. Cahaya jatuh pada bathtub itu, sedangkan sisi ruang lain gelap, menimbulkan kesan kuat, juga misterius pada bak mandi yang kosong itu.

Susanne Linke tampil seorang diri pada Sabtu malam lalu di Gedung Kesenian Jakarta. Salah satu ikon tari kontemporer Jerman itu menampilkan sebuah tari tunggal yang menyajikan pergumulannya dengan sebuah bak mandi. Usianya tak lagi muda. Ia berumur 55 tahun. Raut mukanya tampak mulai keriput.

Perempuan jangkung itu mulanya beranjak dari toilet melangkah ke arah bathtub. Handuk kecil oranye yang ditentengnya jatuh. Musik Erik Satie, Gymnopedie, muncul. Selanjutnya, ia seolah tak menyisakan napas penonton.

Ia mengitari bathtub itu. Membersihkan, mengelap pinggir bak. Ia tiba-tiba seperti tersungkur dan duduk menyandar di badan bak. Kakinya diangkat ke atas, diayun-ayunkan. Yang muncul bukan erotisme, melainkan sebuah femininitas yang membaurkan nuansa kerapuhan dan rasa takut.

Advertising
Advertising

Linke selanjutnya mengeksplorasi bathtub itu. Interaksi badannya dengan bak menghasilkan visualisasi yang pas dan indah. Pertunjukan ini hanya 15 menit, tapi padat dan membekas. Tidak ada gerak Linke yang berlebihan atau tak perlu. Semuanya serupa komposisi lukisan. Lihatlah bagaimana Linke menduduki ujung bak, membuat bak mendadak terangkat miring ke atas. Ini sebuah pelajaran bagi koreografer kita.

Materi bathtub beberapa kali digunakan dalam pertunjukan penari kita, bahkan ada yang diisi air. Namun, interaksi penari dengan bathtub terlalu improvisatoris, terkadang mencari-cari, sedangkan Linke tampak penuh dengan perhitungan-perhitungan. Kualitas geraknya sangat terjaga.

"Susanne Linke sangat tahu bagian anatomi tubuh," kata Andara F. Moeis, penari dari Institut Kesenian Jakarta, yang bersama penari-penari solo Boby Ari Setiawan, Fitri Setyaningsih, dan lain-lain, mengikuti workshop Susanne Linke selama tiga hari di Goethe.

Menurut penari yang akrab dipanggil Anggi ini, Linke mengajarkan dalam tubuh manusia ada empat mata. Di bawah perut, punggung, kening, dan ubun-ubun. "Linke menekankan energi dari belakang penting sekali," kata Anggi.

Tak mengherankan bila kita lihat pertunjukan Linke komposisinya seperti tiga dimensi. Ketika ia membelakangi penonton, menyampingi penonton saat mencelupkan kaki ke bathtub, atau memasukkan badan ke bathtub, atau ketika ia memutari bathtub, semua enak secara visual.

Terakhir, bak mandi itu seperti terangkat. Sisi dalamnya tegak menghadap ke depan, menghadap penonton. Susanne Linke lalu meringkuk di dalamnya dan penonton melihat visualisasi seperti sosok bayi dalam kandungan.

Im Bade Wanne (Bath Tubbing) itu adalah karya lama Linke. Komposisi itu diciptakan pada 1980, saat ia masih berumur 36 tahun.

Selanjutnya, malam itu disuguhkan karyanya yang berjudul Flut (banjir), ditarikan solo oleh Urs Dietrich selama 18 menit. Dietrich mengeksplorasi gulungan kain. Gulungan kain itu tiba-tiba terhampar, bagai air yang meruah. Bagian menarik adalah saat Dietrich menatap kain itu ditarik kembali ke dalam, lenyap, seolah air menyusut.

Wandlung (Transfigurasi) lalu ditarikan tunggal oleh Mareike Franz. Sorot hijau pudar yang lembut menyinari tubuh Mareike. Mareike menari hanya mengikuti garis lurus cahaya yang menyorot dari samping kiri ke kanan panggung. Musik rekaman Gabriel Faure mengisi tidak sedari awal, tetapi tiba-tiba berbunyi di tengah pertunjukan dan langsung membuat tari mendapat kekuatan.

Susanne Linke kembali tampil tunggal dalam karya berjudul Kaikou Yin. Ia menari selama 11 menit, tanpa obyek apa-apa. Ia mengesot di lantai dan merayap seolah makhluk melata. Namun, dibanding nomor pertamanya, karya ini terasa kurang menggigit.

Karya 15 menit tentang bathtub itu memang demikian membekas.

SENO JOKO SUYONO

Berita terkait

Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga

2 Maret 2024

Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga

Berikut keseruan Joyland Festival Bali 2024 yang insklusif dan ramah keluarga dengan menghadirkan stan White Peacock hingga pilihan panggung musik.

Baca Selengkapnya

Butet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan

15 Januari 2024

Butet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan

Seniman Butet Kartaredjasa mempertanyakan alasan kenaikan harga gedung pertunjukan di DKI Jakarta

Baca Selengkapnya

Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan dalam Debat Capres-Cawapres, Begini Respons Budayawan dan Pekerja Seni

5 Desember 2023

Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan dalam Debat Capres-Cawapres, Begini Respons Budayawan dan Pekerja Seni

Lima tema debat capres-cawapres telah disampaikan KPU, tak ada tema soal kesenian dan kebudayaan. Begini respons budayawan dan pekerja seni.

Baca Selengkapnya

Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

5 Desember 2023

Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

Sastrawan Akmal Naseri Basral memberikan catatan tak adanya tema kebudayaan dankesenian dalam debat capres-cawapres pada Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Bone dan Aparat Bubarkan Paksa Pementasan Seni Bissu

22 Agustus 2023

Pemerintah Bone dan Aparat Bubarkan Paksa Pementasan Seni Bissu

Panitia menyebut Gubernur Sulawesi menyekal bissu sehingga penampilan seni monolog "Rindu Bissu" pun dilarang.

Baca Selengkapnya

Sejarah Adu Domba Garut, Kesenian Tradisional asal Jawa Barat

4 Juli 2023

Sejarah Adu Domba Garut, Kesenian Tradisional asal Jawa Barat

Domba Garut yang memiliki ciri khas pada fisiknya sering diikut sertakan dalam kontes atau diadu. Inilah asal usulnya.

Baca Selengkapnya

WM Mann Scholarship, Beasiswa Seni Pertunjukan di Skotlandia Khusus Mahasiswa Indonesia

24 Februari 2023

WM Mann Scholarship, Beasiswa Seni Pertunjukan di Skotlandia Khusus Mahasiswa Indonesia

Royal Conservatoire of Scotland dan WM Mann Foundation menawarkan beasiswa pascasarjana khusus mahasiswa Indonesia di bidang seni pertunjukan.

Baca Selengkapnya

Seniman dan Guru di Bandung ini Gelar Pameran Tunggal Gambar Berjudul Dunia

20 Januari 2023

Seniman dan Guru di Bandung ini Gelar Pameran Tunggal Gambar Berjudul Dunia

Dede Wahyudin, memajang 67 gambar ukuran kecil dan empat berukuran besar yang dominan berwarna hitam putih dalam pameran tunggal itu.

Baca Selengkapnya

Jadi Ketum LASQI, Gus Jazil Bertekad Gairahkan Kesenian Islami

17 November 2022

Jadi Ketum LASQI, Gus Jazil Bertekad Gairahkan Kesenian Islami

Kesenian Islam di Indonesia memiliki potensi yang luar biasa besar

Baca Selengkapnya

Masyarakat Kesenian Jakarta Minta Rencana Acara Musyawarah Versi DKJ Dihentikan

27 Oktober 2022

Masyarakat Kesenian Jakarta Minta Rencana Acara Musyawarah Versi DKJ Dihentikan

Masyarakat Kesenian Jakarta (MKJ) menilai musyawarah yang akan dilakukan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) tidak sesuai dengan Pergub DKI

Baca Selengkapnya