Philippe Bizot Mencari Cinta

Reporter

Editor

Senin, 16 Maret 2009 10:04 WIB

ccf.jakarta

TEMPO Interaktif, Jakarta: Mulanya ia membawakan gadis itu setangkai bunga mawar. Lalu seplastik bunga sedap malam. Kemudian sekeranjang kembang warna-warni. Penonton tertawa melihat bagaimana karangan bunga yang dibawanya makin lama makin besar. Sementara itu, perempuan yang dicintainya tetap acuh.

Philippe Bizot seorang pantomimer asal Perancis. Dia telah melakukan pentas dengan membawakan nomor-nomor tunggal di Yogyakarta dan Bandung. Ide-ide pantomimnya bertolak dari persoalan sehari-hari. Namun, sering dengan ending yang mengejutkan. Di Bandung ia menampilkan kisah seorang pemuda yang bersiap- siap kencan. Ia berdiri seolah-olah menyemprotkan minyak wangi ke tubuh sembari menunggu pujaannya. Tapi sang perempuan tak kunjung datang. Dan tiba-tiba Bizout menjadi seorang tua renta.

Di Jakarta, di Teater Salihara dan Taman Ismail Marzuki, dia mengajak seorang mahasiswi psikologi Universitas Indonesia bernama Putri Ayudya untuk memainkan nomor berjudul Kau dan Aku. Ini kisah cinta seorang lelaki yang tak berbalas. Panggung mengandalkan sebuah set sofa. Di situ, Bizot, tanpa kata-kata, menampilkan kecamuk perasaan seorang laki-laki yang dilukai hatinya . Putri Ayudya, nama yang sama sekali belum dikenal dalam jagad teater kita, ternyata mampu mengimbangi permainan Bizot. Bahkan, akting pantomimnya cukup mengesankan.

Selama lebih dari satu jam mereka menampilkan adegan romantis, pahit, dan humor. Lihatlah saat mereka berdua makan malam. Bizot seolah-olah mengiris daging steak. Tiba-tiba kemudian ada selilit pada giginya. Atau ketika Bizot seakan-akan mengeluarkan makanan dari microwave dan kemudian tangannya mengibas-ngibas tanda kepanasan. Ada juga adegan saat mereka menikah. Saat Bizot menyematkan cincin, Putri--mengenakan cadar--tampak kesakitan.

Bizot ingin menyajikan apa yang terjadi pada banyak pasangan modern kini: kegagalan komunikasi antara suami-istri. Adegan getir adalah saat mereka seolah berada di bandara. Bizot bolak-balik ke panggung, tergesa-gesa menuju bagasi untuk membawa aneka tumpukan koper mereka. Tapi sang perempuan tak sabar. Ia ditinggal.

Advertising
Advertising

Ketika muncul lagi, sang perempuan menggendong bayi. Bizot tampak bahagia. Ia menimang-menimang bayi itu. Tapi penonton meringis saat Bizot membandingkan kulitnya yang putih dengan kulit bayi tersebut yang hitam. Ternyata bayi itu anak dari orang lain.

Selanjutnya adegan dalam apartemen yang mengharukan. Bizot tak boleh menyentuh tubuh "istri"-nya. Ia tak boleh tidur sekamar. Ia meringkuk di sofa dan berbantal jas hitamnya. Di malam hari sang istri mengendap-endap mencangking sepatu, ke luar rumah untuk kencan dengan lelaki lain. Dan pagi ketika Bizot menyuguhkan minum, cangkir nya malah dilempar "sang istri".

Salah satu kekuatan Bizot adalah ia dapat menghadirkan ke panggung perasaan kasih sayang, perasaan setia, dan tindakan memaafkan seorang laki-laki. Saat ia memberi kado, membanyol-banyolkan diri di depan "istri" dengan meniup kertas trumpet--adegan ini lucu, tapi kita mendapatkan nuansa sedih di situ.

Ekspresi tubuh Bizot jelas. Ia tidak berpretensi abstrak. Seluruh gerak-geriknya mudah diidentifikasi. Di akhir pertunjukan, di tengah kepulan asap yang agak surealis, Bizot tampak merokok di panggung. Dia melihat sebuah kurungan yang di dalamnya ada Putri Ayu--sang istri--yang meronta-ronta. Dia seolah merenung apa arti kebebasan perempuan.

Pendekatan pantomime Bizot, misalnya, berbeda dengan Milan Sladek, pantomimer asal Jerman, yang beberapa bulan terakhir ini giat melakukan pertunjukan dan workshop di Jakarta. Sladek suka mengenakan desain-desain kostum yang atraktif dan aneh-aneh. Pada Sladek juga terasa ada jejak gerak dan mimik badut seorang aktor harlequin atau commedia delarte. Sladek sering menampilkan gerakannya secara simbolik. Sementara itu, Bizot lebih seorang realis.

Bizot telah membawa nomor Kau dan Aku ini ke Bolivia dan Pakistan. Di tiap tempat itu ia duet dengan pantomimer lokal. Bizot agaknya mampu membuat orang awam menjadi tertarik pantomim.

Selain nomor ini, di Jakarta Bizot melatih puluhan anak tunarungu. Mereka bakal bergabung dengan anak-anak SMA dan mahasiswa-mahasiswa teater kampus yang mengikuti workshop-nya untuk sebuah pentas di Taman Menteng, akhir Maret ini.

Bizot ingin meyakinkan bahwa pantomim bisa dicerna dan dilakukan oleh siapa pun. Dan itu agaknya berhasil. Contohnya seorang penonton perempuan yang spontan menggumam saat menyaksikan adegan ia ditinggal selingkuh: "Aduh kacian yaaa...."

SENO JOKO SUYONO

Berita terkait

Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

1 hari lalu

Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

Festival Hakata Dontaku adalah festival kesenian dan budaya terbesar di Fukuoka Jepang. Indonesia menampilkan angklung, tari Bali, dan tari Saman

Baca Selengkapnya

Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga

2 Maret 2024

Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga

Berikut keseruan Joyland Festival Bali 2024 yang insklusif dan ramah keluarga dengan menghadirkan stan White Peacock hingga pilihan panggung musik.

Baca Selengkapnya

Butet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan

15 Januari 2024

Butet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan

Seniman Butet Kartaredjasa mempertanyakan alasan kenaikan harga gedung pertunjukan di DKI Jakarta

Baca Selengkapnya

Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan dalam Debat Capres-Cawapres, Begini Respons Budayawan dan Pekerja Seni

5 Desember 2023

Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan dalam Debat Capres-Cawapres, Begini Respons Budayawan dan Pekerja Seni

Lima tema debat capres-cawapres telah disampaikan KPU, tak ada tema soal kesenian dan kebudayaan. Begini respons budayawan dan pekerja seni.

Baca Selengkapnya

Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

5 Desember 2023

Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

Sastrawan Akmal Naseri Basral memberikan catatan tak adanya tema kebudayaan dankesenian dalam debat capres-cawapres pada Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Bone dan Aparat Bubarkan Paksa Pementasan Seni Bissu

22 Agustus 2023

Pemerintah Bone dan Aparat Bubarkan Paksa Pementasan Seni Bissu

Panitia menyebut Gubernur Sulawesi menyekal bissu sehingga penampilan seni monolog "Rindu Bissu" pun dilarang.

Baca Selengkapnya

Sejarah Adu Domba Garut, Kesenian Tradisional asal Jawa Barat

4 Juli 2023

Sejarah Adu Domba Garut, Kesenian Tradisional asal Jawa Barat

Domba Garut yang memiliki ciri khas pada fisiknya sering diikut sertakan dalam kontes atau diadu. Inilah asal usulnya.

Baca Selengkapnya

WM Mann Scholarship, Beasiswa Seni Pertunjukan di Skotlandia Khusus Mahasiswa Indonesia

24 Februari 2023

WM Mann Scholarship, Beasiswa Seni Pertunjukan di Skotlandia Khusus Mahasiswa Indonesia

Royal Conservatoire of Scotland dan WM Mann Foundation menawarkan beasiswa pascasarjana khusus mahasiswa Indonesia di bidang seni pertunjukan.

Baca Selengkapnya

Seniman dan Guru di Bandung ini Gelar Pameran Tunggal Gambar Berjudul Dunia

20 Januari 2023

Seniman dan Guru di Bandung ini Gelar Pameran Tunggal Gambar Berjudul Dunia

Dede Wahyudin, memajang 67 gambar ukuran kecil dan empat berukuran besar yang dominan berwarna hitam putih dalam pameran tunggal itu.

Baca Selengkapnya

Jadi Ketum LASQI, Gus Jazil Bertekad Gairahkan Kesenian Islami

17 November 2022

Jadi Ketum LASQI, Gus Jazil Bertekad Gairahkan Kesenian Islami

Kesenian Islam di Indonesia memiliki potensi yang luar biasa besar

Baca Selengkapnya