Riwayat Wayang Motekar yang Dirintis 30 Tahun Silam, Proyek Belajar Anak-anak

Minggu, 28 Agustus 2022 21:30 WIB

Pertunjukan Wayang Motekar dari Bandung akan tampil di pentas Teater Salihara, 3-4 September 2022. TEMPO/ANWAR SISWADI

TEMPO.CO, Bandung - Seniman Bandung, Herry Dim menggagas dan mengembangkan wayang motekar yang dirintis sejak 1992 atau tiga dekade lalu. Berawal setelah mengikuti pementasan Meta Teater pada 1991, pembuatan wayang itu mengalami banyak proses dan perubahan secara kompleks. “Sekarang wayang motekar sudah versi keempat,” ujarnya kepada Tempo, Sabtu, 27 Agustus 2022.

Saat pementasan Meta Teater bersama pemain dan sutradara teater Payung Hitam, Rachman Sabur juga Harry Roesli, Herry Dim langsung menggambar sosok-sosok tokoh yang diceritakan pada sehelai plastik di atas perangkat dua overhead projector atau OHP secara bergantian. “Waktu itu konsepnya belum wayang masih seni rupa murni saja,” kata dia.

Di rumahnya di Cibolerang yang ketika itu juga menjadi tempat bermain bocah dan latihan menari, anak-anak ikut nimbrung menjajal OHP. Sambil meletakkan alat tulis seperti pensil atau penghapus yang diproyeksikan, anak-anak saling bercerita. Herry lalu meminta setiap anak bercerita dengan satu kalimat lalu disambung oleh anak lainnya yang berjumlah sekitar 20 orang .

Dari tokoh dan cerita yang dibuat anak-anak itu, Herry mulai menggambar cikal bakal wayang motekar untuk dimainkan mereka pada sekitar Maret 1998. Bentuk wayang motekar seperti wayang kulit, namun berbahan plastik bening yang digambar dengan aneka warna. Adapun sosok-sosok wayangnya berupa gambar karikatur.

Rencananya setiap anak menjadi dalang dengan memainkan sebuah wayang. Namun saat itu mereka belum bisa menggelar pertunjukan karena terkendala masalah lampu. Di Gedung Kesenian Rumentang Siang, Bandung, beberapa lampu sorot dari yang kecil sampai besar hingga lampu di atas panggung diturunkan. Namun semuanya gagal menampilkan bentuk wayang secara rinci, termasuk lilin dan obor.

Advertising
Advertising

Masalah cahaya itu kemudian diatasi dengan menggunakan lampu sepeda motor. “Ini dia, bayangan wayang jadi bisa keluar,” kata Herry. Sumber listriknya menggunakan aki ditambah alat pengisian. Setelah itu pentas perdana wayang motekar dihelat pada 30 Juni 2001 di Studio Pohaci milik Herry Dim. Lampu motor kemudian diganti dengan lampu mobil yang digunakan selama dua tahun pementasan wayang di balik layar besar.

Pementasan berikutnya di sanggar seni Celah-celah Langit, Gedung Kesenian Rumentang Siang Bandung pada 2003, lalu keliling ke beberapa sekolah dengan lakon berjudul Acung di Alam Jelemun. Proses selanjutnya yaitu menyempurnakan pementasan misalnya menghilangkan titik cahaya lampu yang menyorot wayang namun sinarnya tetap bisa menyebar secara merata. Masalah klasik pada pagelaran wayang kulit itu kini berhasil diatasi setelah menjajal aneka jenis kain dengan beragam ketebalan. “Dengan memakai kain khusus,” kata Herry.

Wayang Motekar rencananya akan kembali tampil pada 3-4 September 2022 di pentas teater Salihara dengan lakon berjudul Let's Save the Earth.

ANWAR SISWADI

Baca juga: Wayang Motekar Siap Tampil di Pentas Teater Salihara

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Seniman Berdarah Bali Kisahkan Perempuan Batak Lewat Pameran Lukisan Boru ni Raja

3 jam lalu

Seniman Berdarah Bali Kisahkan Perempuan Batak Lewat Pameran Lukisan Boru ni Raja

Seniman Bali menggelar pameran lukisan tentang perempuan Batak untuk mewujudkan janji kepada mendiang suaminya.

Baca Selengkapnya

Duet Seniman Bandung, Louise dan Dzikra Gelar Pameran Karya Terbaru di Galeri Orbital

2 hari lalu

Duet Seniman Bandung, Louise dan Dzikra Gelar Pameran Karya Terbaru di Galeri Orbital

Pada kekaryaan pameran ini menurut Rifky, keduanya menemukan nilai artistik melalui kerja bersama di studio.

Baca Selengkapnya

Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

2 hari lalu

Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

Hari Kekayaan Intelektual Sedunia diperingati setiap 26 April. Begini latar belakang penetapannya.

Baca Selengkapnya

Venice Simplon-Orient-Express Hadirkan Sleeper Train yang Dirancang Seniman

4 hari lalu

Venice Simplon-Orient-Express Hadirkan Sleeper Train yang Dirancang Seniman

Venice Simplon-Orient-Express pertama kalinya menghadirkan sleeper train yang dirancang khusus oleh seniman

Baca Selengkapnya

Seniman AD Pirous Meninggal, Dimakamkam Jam 11 Ini di TPU Cibarunai Bandung

11 hari lalu

Seniman AD Pirous Meninggal, Dimakamkam Jam 11 Ini di TPU Cibarunai Bandung

Upacara pelepasan jenazah AD Pirous akan digelar di Aula Timur ITB pada pukul 10 pagi, untuk selanjutnya dimakamkan di TPU Cibarunai, Bandung.

Baca Selengkapnya

Didorong Maju Pilkada Depok, Begini Jawaban Nyeleneh Komeng

24 hari lalu

Didorong Maju Pilkada Depok, Begini Jawaban Nyeleneh Komeng

"Tertarik atau enggaknya, saya kan orang bukan tambang ya, jadi kita akan lihat ke sana," kata Komeng.

Baca Selengkapnya

Ramai-ramai Ajukan Amicus Curiae ke MK, Teranyar Ada Seniman dan Budayawan

27 hari lalu

Ramai-ramai Ajukan Amicus Curiae ke MK, Teranyar Ada Seniman dan Budayawan

Sejumlah seniman dan budayawan mengajukan Amicus Curiae ke MK. Sebelumnya, ada 300 akademisi, guru besar, dan warga sipil mengajukan hal serupa.

Baca Selengkapnya

Sebanyak 159 Seniman dan Budayawan Ajukan Amicus Curiae PHPU Pilpres 2024 ke MK

27 hari lalu

Sebanyak 159 Seniman dan Budayawan Ajukan Amicus Curiae PHPU Pilpres 2024 ke MK

Ratusan seniman dan budayawan Indonesia mengajukan Amicus Curiae terkait Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pilpres 2024 ke MK untuk memastikan tegaknya demokrasi dan konstitusi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Indonesia dan Australia Rayakan 75 Tahun Hubungan Diplomatik

30 hari lalu

Indonesia dan Australia Rayakan 75 Tahun Hubungan Diplomatik

Australia dan Kementerian Luar Negeri RI pada 28 Maret meresmikan peluncuran kampanye perayaan 75 tahun hubungan diplomatik kedua negara.

Baca Selengkapnya

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

42 hari lalu

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.

Baca Selengkapnya