Nostalgia Cerpenis Anita

Reporter

Editor

Rabu, 18 Februari 2009 09:54 WIB

TEMPO/Panca Syurkani

TEMPO Interaktif, Jakarta: Lebih dari seratus orang berkumpul di lantai tiga sebuah restoran ala Amerika di Jakarta Pusat, Minggu lalu. Yang perempuan umumnya berbaju dengan unsur warna merah muda. Di dada mereka tersemat papan nama. Satu hal menyatukan mereka, pernah menulis cerpen di Anita Cemerlang.

Hari itu mereka bereuni. Sang "provokator" reuni adalah Yanthi Razalie, cerpenis yang kini menjadi instruktur piano. Yang tadinya diniatkan menjadi pertemuan beberapa orang, justru menjadi reuni 150 orang.

Awalnya adalah bergabungnya Yanthi di situs jejaring sosial Facebook dua bulan lalu. Di Facebook, ia menemukan Zara Zettira Zainuddin Ramadi, eks penulis Anita Cemerlang yang sekarang terkenal sebagai penulis naskah sinetron.

Teman lama Yanthi makin bertambah, yaitu Kurnia Effendi dan Arya Gunawan. Ketiganya berencana bertemu. Tapi Yanthi lalu berpikir, kenapa tidak sekalian dengan penulis lainnya?

Maka dalam waktu kurang dari tiga pekan, ajakan bereuni itu menyebar. Banyak di antara eks cerpenis Anita Cemerlang yang terhubung dengan account Kurnia di Facebook. Selain itu, informasi reuni itu disampaikan berantai.

Advertising
Advertising

Anita Cemerlang adalah majalah yang khusus menerbitkan cerita pendek dan cerita bersambung. Pertama kali terbit pada 1978, digagas almarhum Risman Hafil. Majalah itu terbit sepekan sekali, lalu "tewas" pada pertengahan 1990-an. Saat itu, Anita Cemerlang tak lagi khusus menerbitkan tulisan, namun juga sudah memajang foto-foto model pria. Layaknya majalah muda lainnya.

Kini para eks penulis Anita Cemerlang berprofesi macam-macam dan menetap di berbagai tempat. Ketika reuni itu, hadir nama-nama seperti Fakhrunnas M.A. Jabbar, Sutan Iwan Sukri Munaf, Satrio Arismunandar, Ayi Jufridar, E. Sati, Sapto Yunus, Grace Samantha Gandhi, Hani P., Sujiwo Tejo, Lila Fitri Aly, Ryana Mustamin, Tina K., Esti Kinasih, Tika Wisnu, dan Putra Gara.

Tak lupa tentu para mantan pengelola majalah itu. Mereka antara lain Bens Leo, Adek Alwi, Emji Alif, Yanie Wuryandari, Kurniawan Junaedhie dan Adhie M. Massardi. "Banyak sekali penulis yang karyanya menjadi fenomenal," kata Bens yang pernah menjadi pemimpin redaksi Anita Cemerlang.

Yang unik dari majalah itu, Bens mengenang, adalah sampulnya, setia dengan lukisan potret wajah perempuan. "Padahal sebenarnya lebih gampang kalau dipotret," Bens mengenang, lalu tertawa. Pelukis sampul, kata Bens, ada beberapa orang. Sampul itu harus jadi tiga hari sebelum cetak. Jadi, para pelukis itu harus bisa berkarya di bawah tekanan tenggat.

Kurnia Effendi tak ingin reuni berakhir hampa. "Kalau lepas begitu saja sayang sekali," ujarnya. Maka mereka menggagas kegiatan lain. Misalnya, menerbitkan antologi karya, membentuk ikatan alumni, milis komunikasi, juga mengadakan pelatihan penulisan kreatif ke sekolah-sekolah di daerah

IBNU RUSYDI

Berita terkait

Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga

57 hari lalu

Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga

Berikut keseruan Joyland Festival Bali 2024 yang insklusif dan ramah keluarga dengan menghadirkan stan White Peacock hingga pilihan panggung musik.

Baca Selengkapnya

Butet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan

15 Januari 2024

Butet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan

Seniman Butet Kartaredjasa mempertanyakan alasan kenaikan harga gedung pertunjukan di DKI Jakarta

Baca Selengkapnya

Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan dalam Debat Capres-Cawapres, Begini Respons Budayawan dan Pekerja Seni

5 Desember 2023

Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan dalam Debat Capres-Cawapres, Begini Respons Budayawan dan Pekerja Seni

Lima tema debat capres-cawapres telah disampaikan KPU, tak ada tema soal kesenian dan kebudayaan. Begini respons budayawan dan pekerja seni.

Baca Selengkapnya

Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

5 Desember 2023

Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

Sastrawan Akmal Naseri Basral memberikan catatan tak adanya tema kebudayaan dankesenian dalam debat capres-cawapres pada Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Bone dan Aparat Bubarkan Paksa Pementasan Seni Bissu

22 Agustus 2023

Pemerintah Bone dan Aparat Bubarkan Paksa Pementasan Seni Bissu

Panitia menyebut Gubernur Sulawesi menyekal bissu sehingga penampilan seni monolog "Rindu Bissu" pun dilarang.

Baca Selengkapnya

Sejarah Adu Domba Garut, Kesenian Tradisional asal Jawa Barat

4 Juli 2023

Sejarah Adu Domba Garut, Kesenian Tradisional asal Jawa Barat

Domba Garut yang memiliki ciri khas pada fisiknya sering diikut sertakan dalam kontes atau diadu. Inilah asal usulnya.

Baca Selengkapnya

WM Mann Scholarship, Beasiswa Seni Pertunjukan di Skotlandia Khusus Mahasiswa Indonesia

24 Februari 2023

WM Mann Scholarship, Beasiswa Seni Pertunjukan di Skotlandia Khusus Mahasiswa Indonesia

Royal Conservatoire of Scotland dan WM Mann Foundation menawarkan beasiswa pascasarjana khusus mahasiswa Indonesia di bidang seni pertunjukan.

Baca Selengkapnya

Seniman dan Guru di Bandung ini Gelar Pameran Tunggal Gambar Berjudul Dunia

20 Januari 2023

Seniman dan Guru di Bandung ini Gelar Pameran Tunggal Gambar Berjudul Dunia

Dede Wahyudin, memajang 67 gambar ukuran kecil dan empat berukuran besar yang dominan berwarna hitam putih dalam pameran tunggal itu.

Baca Selengkapnya

Jadi Ketum LASQI, Gus Jazil Bertekad Gairahkan Kesenian Islami

17 November 2022

Jadi Ketum LASQI, Gus Jazil Bertekad Gairahkan Kesenian Islami

Kesenian Islam di Indonesia memiliki potensi yang luar biasa besar

Baca Selengkapnya

Masyarakat Kesenian Jakarta Minta Rencana Acara Musyawarah Versi DKJ Dihentikan

27 Oktober 2022

Masyarakat Kesenian Jakarta Minta Rencana Acara Musyawarah Versi DKJ Dihentikan

Masyarakat Kesenian Jakarta (MKJ) menilai musyawarah yang akan dilakukan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) tidak sesuai dengan Pergub DKI

Baca Selengkapnya