Jalan Panjang Kota Ambon Masuk Kategori Kota Musik Dunia

Reporter

Tempo.co

Selasa, 29 Maret 2022 14:20 WIB

Sejumlah seniman Molucca Bamboowind Orchestra (MBO) meniup suling bambu saat konser di Dusun Tuni, Kota Ambon, Maluku, Jumat 4 Maret 2022. Dusun Tuni merupakan destinasi wisata musik khususnya instrumen dari bambu yang pada tanggal 4, 7 dan 11 Maret 2022 ini menjadi lokasi konser musik kolaborasi bertajuk "From and to Infinity 2" bersama Boi Akih, duo jazz asal Belanda dan I Made Subandi dari Bali. ANTARA FOTO/FB Anggoro

TEMPO.CO, Jakarta - Kota Ambon ditetapkan sebagai kota kreatif kategori musik oleh organisasi pendidikan dan kebudayaan Perserikatan Bangsa-bangsa, The United Nations Educational, Scientific and Cuktural Organization (UNESCO) pada 2021.

Keberhasilan Ambon sebagai salah satu Kota Musik Dunia ini tidak lepas dari usaha masyarakat Ambon yang terus berupaya menambah keunikannya dengan berbagai hal yang bernuansa musik. Berikut rangkumannya:

Kurikulum Musik

Salah satunya membuat kurikulum muatan lokal yang berbasis musik. Dikutip lama resmi Ambon City Of Music, kurikulum ini diberlakukan pada tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).

“Penyusunan kurikulum muatan lokal berbasis musik ini, disusun dengan melibatkan berbagai pihak selain Ambon Music Office (AMO), ada juga dari Pemerintah Kota Ambon, Instutut Agama ISlam Negeri (IAIN) Ambon, Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Ambon, dan Universitas Pattimura Ambon,” ujar Direktur AMO Ronny Loppies dalam keterangan tertulisnya.

Advertising
Advertising

Menurut dia dengan menerapkan kurikulim di tingkat SD dan SMP akan mendukung Ambon sebagai kota musik dunia versi banda dunia UNESCO. Kurikulum ini diberlakukan sejak tahun ajaran 2021.

Kurikulum ini dinilai sebagai satu trobosan yang dapat mempertahankan ekosisistem musik pada sebuah kota musik dunia dan berkaitan dengan 5 pilar penting yang dibangun (Ambon Musik Office) AMO.

Dalam kurikulum murid akan diajarkan musik etnik dan alat musik yang digunakan yakni tifa, suling bambu, musik ukulele, totobuang, dan hawaiian.

Pengajar untuk kurikulum ini melibatkan selain guru. Karena menurutnya yang lebih baik mengajar adalah orang yang telah memiliki kompetensi musik dan profesional dalam memainkan alat musik etnik.

“Tim pengajarnya, akan melibatkan tenaga selain guru, yang mempunyai kompetensi musik serta profesional yang telah memiliki jam terbang dalam memainkan musik etnik,” kata dia.

Ngamen Reggae

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mendukung Ambon sebagai kota musik dunia versi banda dunia UNESCO. Salah satunya berasal dari para musisi kota melalui kegiatan Ngamen Raggae.

Kegiatan ini digelar bagi penikmat musik yang berlangsung di kawasan Pattimura Park. Pertunjukan musik diisi oleh sejumlah musisi raggae yang tergabung dalam Amboninabanans dan Amboina Pasir Putih.

Kegiatan ini adalah gagsan dari musisi-musisi Ambon yang ingin bermusik di mana saja, kapan saja dengan niat mendukung Ambon sebagai kota musik dunia.

Melalui acara ini musisi reggae berharap dapat menjadi motivasi untuk musisi-musisi aliran musik lainnya.

Menjadikan Tuni dan Amahusu Jadi Desa Musik

Pada 2020, AMO menjadikan Desa Tuni dan Amahusu sebagai desa musik. Hal ini tidak hanya berhenti di dua desa tersebut, tetapi akan ada desa-desa selanjutnya. “Dua desa menjadi program awal AMO dan Pemkot Ambon karena aktifitas bermusik dimulai dari anak-anak,” ujar Direktur AMO, Ronny Loppies.

Menurut Ronny Desa Tuni telah lebih dulu melakukan pelestarian musik yakni suling bambu, bahkan desa ini siap menjadi destinasi pariwisata berbasis musik di Ambon.

Sedangkan Desa Amahusu juga telah memulai kegiatan bermusik mereka dimulai dari anak-anak yang memainkan alat musik ukulele.

“Setelah Unesco menetapkan Ambon sebagai Kota Kreatif berbasis Musik, maka berbagai upaya untuk menggairahkan musik harus dimulai dari desa, negeri dan kelurahan di Ambon. Kita pada 2020 mulai dari Tuni dan Amahusu,” katanya.

Desa musik di Amson ini akan mulai ditata dengan menyiapkan ruang kreatif bermusik, infrastruktur musik sebagai sarana masyarakat untuk berkreasi dan meningkatkan perekonomian.

YOLANDA AGNE

Baca: Ini Alasan Unesco Jadikan Kota Ambon Kota Musik Dunia

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

2 hari lalu

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

Kepala UNESCO menyerukan penghargaan atas keberanian jurnalis Palestina menghadapi kondisi 'sulit dan berbahaya' di Gaza.

Baca Selengkapnya

Program Pra Kerja Raih Penghargaan Wenhui Award dari UNESCO

2 hari lalu

Program Pra Kerja Raih Penghargaan Wenhui Award dari UNESCO

Program Pra Kerja meraih penghargaan dari UNESCO atas kontribusinya dalam inovasi pendidikan di kawasan Asia-Pasifik.

Baca Selengkapnya

Isu Kabinet Prabowo Banyak Beredar, PGRI Berpesan Jangan Mudah Ubah Kurikulum Pendidikan

6 hari lalu

Isu Kabinet Prabowo Banyak Beredar, PGRI Berpesan Jangan Mudah Ubah Kurikulum Pendidikan

PGRI mengingatkan bahwa pemerintahan baru di bawah Prabowo jangan dengan mudah mengubah kurikulum pendidikan.

Baca Selengkapnya

Pekan ini, Venesia Mulai Menerapkan Biaya Masuk untuk Wisatawan Harian

10 hari lalu

Pekan ini, Venesia Mulai Menerapkan Biaya Masuk untuk Wisatawan Harian

Kamis ini, yang merupakan hari libur di Italia, pengunjung Venesia diharuskan membeli tiket masuk seharga Rp87 ribu. Tidak berlaku untuk tamu hotel.

Baca Selengkapnya

10 Geopark di Indonesia yang Masuk Jejaring UNESCO, Geopark Kebumen Menyusul?

11 hari lalu

10 Geopark di Indonesia yang Masuk Jejaring UNESCO, Geopark Kebumen Menyusul?

Indonesia berpotensi menambah daftar geopark yang masuk jejaring UNESCO

Baca Selengkapnya

Hari Buku Sedunia Diperingati Setiap 23 April, Apa Saja Hari Penting Tentang Buku dan Literasi?

12 hari lalu

Hari Buku Sedunia Diperingati Setiap 23 April, Apa Saja Hari Penting Tentang Buku dan Literasi?

Ada sejumlah hati penting tentang buku dan literasi. Di tingkat internasional, ada hari buku sedunia setiap 23 April

Baca Selengkapnya

11 Fakta Unik Isfahan Iran, Kota Terbaik di Timur Tengah yang Dijuluki "Separuh Dunia"

13 hari lalu

11 Fakta Unik Isfahan Iran, Kota Terbaik di Timur Tengah yang Dijuluki "Separuh Dunia"

Isfahan merupakan salah satu tujuan wisata utama dan salah satu kota bersejarah terbesar di Iran.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Geopark Kebumen yang Diusulkan Masuk dalam Jejaring UNESCO

13 hari lalu

5 Fakta Geopark Kebumen yang Diusulkan Masuk dalam Jejaring UNESCO

Geopark Kebumen diajukan untuk mendapat pengakuan dari UNESCO Global Geopark. Ini 5 keunikannya.

Baca Selengkapnya

Reza Rahadian Mengaku tertarik Perankan Leluhurnya, Siapa Thomas Matulessy?

15 hari lalu

Reza Rahadian Mengaku tertarik Perankan Leluhurnya, Siapa Thomas Matulessy?

Dalam YouTube Reza Rahadian mengaku tertarik memerankan Thomas Matulessy jika ada yang menawarkan kepadanya dalam film. Apa hubungan dengannya?

Baca Selengkapnya

Puluhan Mahasiswa Berkumpul di Yogyakarta Peringati Hari Warisan Dunia

16 hari lalu

Puluhan Mahasiswa Berkumpul di Yogyakarta Peringati Hari Warisan Dunia

Tak kurang 80 mahasiswa dari tiga kampus yakni Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada dan Universitas Tidar Magelang berkumpul di Yogyakarta pada Kamis 18 April 2024.

Baca Selengkapnya