Selasar Sunaryo Berikan Pematung Rita Widagdo Penghargaan Lifetime Achievement

Sabtu, 27 November 2021 09:37 WIB

Pematung Rita Widagdo, 83 tahun, mendapat penghargaan Lifetime Achievement dari Selasar Sunaryo Art Space di Bandung, Jumat, 26 November 2021. (Foto: Prima Mulia)

TEMPO.CO, Bandung - Pematung, Rita Widagdo, 83 tahun, mendapatkan penghargaan Lifetime Achievement Award dari Selasar Sunaryo Art Space di Bandung, Jumat, 26 November 2021. Anugerah itu diberikan atas dedikasi dan kerja sepanjang hayat Rita Widagdo sebagai seniman patung dan pendidik.

Penghargaan itu baru pertama kali dibuat Selasar Sunaryo, dan rencananya tidak untuk diberikan secara rutin. Penghargaan hanya akan diberikan pada sebuah momen dan sosok yang dianggap tepat.

Rita Widagdo dinilai punya posisi yang sangat unik dalam alur seni rupa modern Indonesia. Selain itu, sosoknya dianggap sangat mempengaruhi mahasiswa dan generasi seniman setelahnya.

Sebelumnya, Selasar Sunaryo menggelar pameran tunggal Rita Widagdo dengan judul Ekuilibrium yang berlangsung 17 September hingga 24 Desember 2021. Persiapan pameran selama dua tahun itu juga dibarengi riset tentang seniman dan kiprahnya selama sekitar setengah abad.

Para panelis yaitu Bambang Sugiharto, Yuswadi Saliya, Iwan Meulia Pirous, Aminudin TH Siregar, Agung Hujatnikajennong, dan Sunaryo menilai Rita Widagdo layak diganjar penghargaan sepanjang hayat.

Advertising
Advertising

Lifetime Achievement Award diberikan atas dedikasi dan kerja sepanjang hayat Rita Widagdo sebagai seniman patung dan pendidik. (Foto: Prima Mulia)

Seorang panelis, Aminudin TH Siregar mengatakan, Rita Widagdo memberikan perspektif yang berbeda pada seni patung modern Indonesia sejak aktif pada 1970-an. “Bu Rita mengeksplorasi soal garis, sementara umumnya patung cuma soal bentuk-membentuk,” katanya, Jumat, 26 November 2021. Suntikan segar dari Rita pada eksplorasi garis itu dinilainya juga menawarkan proses rasional dalam mematung.

Pematung asal Jerman kelahiran 26 November 1938 itu bernama asli Rita Wizemann. Widagdo, suaminya membawa Rita ke Indonesia pada 1965. Berbekal gelar master dari Akademi Seni Rupa Stuttgart, Jerman, pada 1964, Rita lantas mengajar di ITB dan mengembangkan Studio Seni Patung bersama But Muchtar dan Gregorius Sidharta.

Setelah 38 tahun di ITB, Rita pensiun pada 2003. Menurut kurator pameran Nurdian Ichsan, karya patung Rita cenderung abstrak dan formalis dengan corak elemen seperi garis, bentuk, dan warna.

Abstraksi bagi Rita adalah mengolah suatu objek yang bisa bersifat nyata. Perenungan diperlukan untuk mencapai tipikal, sifat esensial, dan asal usul. Proses pengolahan objek yang bersifat nyata menurut Nurdian, sering disebut juga dengan menyederhanakan atau mereduksi bentuk.

Rita Widagdo melahirkan ratusan karya selama lima dekade tinggal di Indonesia. Patungnya yang bersifat personal terintegrasi dengan keperluan arsitektural, juga hadir di ruang publik. Beberapa patung monumental Rita tersebar mulai dari Rottweil, Aceh, hingga Papua. Di antaranya berjudul Dinamika dalam Gerak (1973) di Slipi, Jakarta, kemudian Continuity (1989) di Gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, serta Tugu Parameswara (2003) di Palembang yang diresmikan pada pembukaan PON XVI.

ANWAR SISWADI

Baca juga: Wisata Seni Selasar Sunaryo Art Space Bandung: Pameran Patung, Arsitektur, Foto

Berita terkait

Pertunjukan Robot Jack di Bandung Angkat Isu Teknologi dan Lingkungan

24 Desember 2023

Pertunjukan Robot Jack di Bandung Angkat Isu Teknologi dan Lingkungan

Pertunjukan Robot Jack yang memiliki mimpi terbebas dari limitasi sebelumnya sempat dipentaskan di IFI Bandung.

Baca Selengkapnya

Teater Tuturupa Bentukan Alumni ITB Pentaskan Endogma di Selasar Sunaryo Art Space

3 Desember 2023

Teater Tuturupa Bentukan Alumni ITB Pentaskan Endogma di Selasar Sunaryo Art Space

Endogma, singkatan dari The End of a Dogma, menurut Julian, merupakan karya asli kedua yang digarap Teater Tuturupa secara penuh.

Baca Selengkapnya

Profil But Muchtar Rektor ISI Yogyakarta Pertama, Seniman Sekaligus Akademisi, Tidak Lulus SD 3 Kali

1 Desember 2023

Profil But Muchtar Rektor ISI Yogyakarta Pertama, Seniman Sekaligus Akademisi, Tidak Lulus SD 3 Kali

But Muchtar tidak berhasil lulus SD sebanyak tiga kali. Tapi, pada akhirnya ia menjadi Rektor ISI Yogyakarta pertama.

Baca Selengkapnya

6 Drakor Tentang Kehidupan Pelukis dan Pematung

29 November 2023

6 Drakor Tentang Kehidupan Pelukis dan Pematung

Drama Korea menyuguhkan berbagai tema yang relate dengan kehidupan, sehingga digemari penonton. Lalu, drakor apa berkisah pelukis atau pematung?

Baca Selengkapnya

Pertama Kali, Ruang Gambar Rahasia Michelangelo Dibuka untuk Publik

16 November 2023

Pertama Kali, Ruang Gambar Rahasia Michelangelo Dibuka untuk Publik

Ruang gambar rahasia itu diduga pernah digunakan Michelangelo untuk berlindung dari hukuman mati.

Baca Selengkapnya

25 Tahun Selasar Sunaryo Art Space Pamerkan Karya Seni Rupa Pemilik, Anak, dan Menantu

11 November 2023

25 Tahun Selasar Sunaryo Art Space Pamerkan Karya Seni Rupa Pemilik, Anak, dan Menantu

Pameran karya mereka menjadi puncak peringatan Seperempat Abad Selasar Sunaryo Art Space di ruang galeri yang terpisah.

Baca Selengkapnya

Mengenal 5 Pematung Indonesia dengan Masterpiecenya

28 September 2023

Mengenal 5 Pematung Indonesia dengan Masterpiecenya

Deretan Pematung Indonesia terkenal dan karya terbaik mereka

Baca Selengkapnya

Mengapa Ganesha Terpilih sebagai Logo ITB?

24 September 2023

Mengapa Ganesha Terpilih sebagai Logo ITB?

Cerita terkait lambang atau logo ITB dikisahkan oleh AD Pirous dalam buku Aura Biru - Catatan Para Pelaku Sejarah ITB. Mengapa Ganesha yang dipilih?

Baca Selengkapnya

Upaya Selasar Sunaryo Art Space Bandung agar Lebih Ramah ke Pengunjung Difabel

23 September 2023

Upaya Selasar Sunaryo Art Space Bandung agar Lebih Ramah ke Pengunjung Difabel

Pelataran Bale Tonggoh di sisi kiri sejak gerbang masuk dipasangi ubin khusus untuk mengarahkan difabel netra ke ruangan galeri.

Baca Selengkapnya

Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.

Baca Selengkapnya