Mengenal Abdulrazak Gurnah, Pengungsi yang Menjadi Pemenang Nobel Sastra 2021

Reporter

Dewi Retno

Jumat, 8 Oktober 2021 18:58 WIB

Abdulrazak Gurnah. Twitter

TEMPO.CO, Jakarta - Novelis, Abdulrazak Gurnah, 72 tahun, memenangkan Hadiah Nobel Sastra 2021 atas penetrasi tanpa kompromi dan belas kasihnya terhadap efek kolonialisme dan nasib pengungsi, kata badan pemberi penghargaan Nobel pada Kamis, 7 Oktober 2021.

Menurut laman Universitas Kent, Gurnah lahir 1948 di Zanzibar, Tanzania. Gurnah datang ke Inggris pada 1964, sebagai pengungsi. Ia kemudian menjadi mahasiswa di sana. Pria yang bergelar professor ini pernah menjadi pengajar Sastra Inggris dan pascakolonial di Kent’s School of English, University of Kent.

"Saya menulis dalam satu bahasa, dalam Bahasa Inggris, dan saya membawa dalam lanskap imajinatif dari budaya dan bahasa lain, dan itu menurut saya menghasilkan harmonisasi yang dinamis dan menarik," katanya dalam sebuah wawancara dengan Magill pada 5 Maret 2010.

Gurnah juga dikenal sebagai penulis untuk sepuluh novel terkenal yang sering masuk seleksi pernghargaan. Novelnya seperti Memory of Departure, Pilgrims Way, Dottie, Paradise masuk dalam daftar Booker Prize dan Whitbread Award. Sementara untuk karyanya seperti Admiring Silence, By the Sea masuk dalam daftar Booker Prize dan Los Angeles Times Book Award. Buku Desertion masuk dalam Commonwealth Writers’ Prize.

Abdulrazak Gurnah di Panel Hebron, 31 Mei 2009.[Wikimedia]

Advertising
Advertising

Ia juga menulis buku The Last Gift, Gravel Heart, dan Afterlives, yang masuk seleksi Orwell Prize untuk Fiction 2021 dan Walter Scott Prize. Novelnya yang terakhir, Afterlives diterbitkan oleh Bloomsbury. Gurnah juga pernah menjadi juri untuk Man Booker Prize di 2016. Ia menjadi editor untuk buku The Cambridge Companion to Salman Rushdie, yang diterbitkan oleh Cambridge University Press, November 2007.

Untuk bukunya yang berjudul Gravel Heart, Gurnah menjelaskan pesan yang ingin ia sampaikan. "Ceritanya tentang tumbuh dewasa dengan perasaan yang menyimpan hal-hal tersembunyi darimu," katanya dalam wawancara yang ditayangkan di kanal Youtube Wasafiri,empat tahun lalu.

Abdulrazak Gurnah yang saat ini tinggal di Canterbury, Inggris adalah penulis Afrika pertama yang memenangkan penghargaan Nobel Sastra sejak Doris Lessing dari Zimbabwe pada 2007. Ia juga menjadi penulis kulit hitam kedua dari Afrika sub-Sahara setelah Wole Soyinka dari Nigeria, yang menang pada 1986.

Dikutip dari Reuters, 7 Oktober 2021, novel-novelnya termasuk Paradise, yang berlatar belakang kolonial Afrika Timur selama Perang Dunia Pertama. Novel itu terpilih untuk Booker Prize for Fiction.

Abdulrazak Gurnah meninggalkan Afrika sebagai pengungsi pada 1960-an di tengah penganiayaan warga keturunan Arab di Zanzibar. Daerah ini merupakan kawasan ia dibesarkan ketika ada pembebasan damai dari pemerintahan kolonial Inggris menyebabkan sebuah revolusi.

DEWI RETNO | TWITTER | REUTERS | MAGILL

Baca juga: Novelis Tanzania Abdulrazak Gurnah Menang Nobel Sastra

Berita terkait

Ditemukan Lagi Foto Keluarga Kerajaan Inggris yang Diedit

46 hari lalu

Ditemukan Lagi Foto Keluarga Kerajaan Inggris yang Diedit

Getty Images menemukan satu lagi foto keluarga Kerajaan Inggris yang sudah diedit.

Baca Selengkapnya

Tempat Wisata Tanzania: Presiden Samia Suluhu Ajak Jokowi Berlibur ke Negara Afrika Timur Itu

26 Januari 2024

Tempat Wisata Tanzania: Presiden Samia Suluhu Ajak Jokowi Berlibur ke Negara Afrika Timur Itu

Presiden Tanzania Samia Suluhu Hassan mengundang Jokowi berwisata ke Tanzania setelah pensiun

Baca Selengkapnya

Jadi Tamu Jokowi, Ini Profil Presiden Tanzania Samia Suluhu Hassan yang Pro-Demokrasi

25 Januari 2024

Jadi Tamu Jokowi, Ini Profil Presiden Tanzania Samia Suluhu Hassan yang Pro-Demokrasi

Samia Suluhu Hassan, presiden perempuan pertama di Tanzania, menjadi tamu Presiden Jokowi

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta Presiden Tanzania Buka Negosiasi LNG dan Investasi Pupuk

25 Januari 2024

Jokowi Minta Presiden Tanzania Buka Negosiasi LNG dan Investasi Pupuk

Jokowi menyoroti lagi langkah Pertamina terkait akuisisi Wentworth Resources oleh Maurel & Prom (M&P) tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sambut Presiden Tanzania di Istana Bogor, Bincang Santai hingga Tanam Pohon

25 Januari 2024

Jokowi Sambut Presiden Tanzania di Istana Bogor, Bincang Santai hingga Tanam Pohon

Jokowi dan Samia Suluhu Hassan berjalan ke halaman depan Istana. Kedua pemimpin negara itu menyaksikan upacara penyambutan kunjungan kenegaraan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Terima Lawatan Presiden Tanzania di Istana Bogor

25 Januari 2024

Jokowi Terima Lawatan Presiden Tanzania di Istana Bogor

Ini merupakan kunjungan balasan atas anjangsana Jokowi ke Tanzania tahun lalu.

Baca Selengkapnya

47 Tewas akibat Banjir di Tanzania

4 Desember 2023

47 Tewas akibat Banjir di Tanzania

Sedikitnya 47 orang tewas dan 85 lainnya luka-luka banjir dan tanah longsor di Tanzania utara menyusul hujan lebat.

Baca Selengkapnya

59 Tahun Lalu Jean-Paul Sartre Menolak Hadiah Nobel Sastra, Ini Alasannya

23 Oktober 2023

59 Tahun Lalu Jean-Paul Sartre Menolak Hadiah Nobel Sastra, Ini Alasannya

Filsuf Jean-Paul Sartre menolak Hadiah Nobel Sastra yang diberikan kepadanya. Apa saja alasannya?

Baca Selengkapnya

Mengenal Gunter Grass, Sastrawan Jerman yang Memenangi Nobel Sastra

17 Oktober 2023

Mengenal Gunter Grass, Sastrawan Jerman yang Memenangi Nobel Sastra

Pada 1999, dia dihormati dengan anugerah Hadiah Nobel Sastra lantaran karya-karya novelnya yang dinilai memberi pengaruh besar.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Suku Terbanyak di Dunia, Indonesia Masuk?

7 Oktober 2023

10 Negara dengan Suku Terbanyak di Dunia, Indonesia Masuk?

Daftar negara dengan suku terbanyak di dunia, antara lain Papua Nugini, Tanzania, Republik Demokratik Kongo.

Baca Selengkapnya