TEMPO.CO, Jakarta - Serial Netflix berjudul Squid Game menampilkan permainan anak-anak yang berubah jadi mematikan. Tahukah Anda ternyata dalam serial itu ada beberapa permainan tradisional seperti di Indonesia

Dilansir dari laman Kdrama Stars, Senin, 20 September 2021, dalam serial ini ada sebanyak 456 peserta berkompetisi dalam permainan anak-anak. Jika tereliminasi berarti mereka mati dan setiap pemain bernilai 100 juta won (1,2 miliar rupiah).

Memperebutkan hadiah 45,6 miliar won (550 miliar rupiah), peserta Squid Game diikuti oleh para kriminal atau orang yang terlilit hutang. Total ada enam permainan anak-anak yang mereka mainkan.

Dari enam permainan anak-anak itu, siapa sangka ada permainan tradisional yang juga dimainkan oleh anak-anak di Indonesia. Pertama, adalah tarik tambang yang ditayangkan di episode 5.

Setiap tim yang terdiri dari sepuluh orang akan berusaha menyeret tali tambang untuk menjatuhkan lawan mereka. Kedua tim berdiri dari ujung sisi ke ujung lainnya dengan ketinggian sekitar 100 kaki (30,48 meter), sementara di antara kedua tim adalah ruang kosong.

Sehingga tim yang kalah akan terjatuh dari ketinggian dan mati bersama. Untuk memenangkan permainan ini, tidak hanya dibutuhkan kekuatan fisik tapi juga kecerdasan otak dan kerja sama tim.

Kedua, adalah kelereng yang ditayangkan di episode 6. Permainan tradisional ini juga ditemukan di Indonesia, terutama saat tahun '80 hingga '90-an.

Pada permainan ini, peserta harus berpasangan untuk bermain kelereng. Tiap peserta diberi sepuluh kelereng di dalam kantong. Dalam waktu 30 menit, mereka harus berhasil mendapatkan kelereng pasangannya supaya dapat melaju ke babak berikutnya.

Dalam permainan ini, peserta dibebaskan membuat aturan mereka sendiri asalkan harus bisa merebut seluruh kelereng pasangannya dalam waktu 30 menit.

Permainan tradisional ini menjadi salah satu permainan paling memilukan karena menyoroti persahabatan, pengkhianatan, dan pengorbanan di antara para pemain. S

AMELIA RAHIMA SARI

Baca juga: Squid Game, Serial Netflix dengan Sentilan Terhadap Kapitalisme Modern