Sejarah Hari Ini: Lahirnya DN Aidit

Jumat, 30 Juli 2021 10:17 WIB

Dipa Nusantara Aidit. wikipedia. org

TEMPO.CO, Jakarta - Dipa Nusantara Aidit atau dikenal sebagai DN Aidit, lahir pada hari ini 98 tahun silam di Pulau Bangka, 30 Juli 1923. Ia dikenal sebagai seorang anggota Komunis Internasional (Komintern) dan pemimpin Ketua Central Comitte Partai Komunis Indonesia (CC-PKI) pada 1954.

Aidit lahir dari keluarga terpandang. Ayahnya, Abdullah Aidit, seorang pemimpin gerakan pemuda di Belitung untuk melawan Belanda. Setelah kemerdekaan, Abdullah pernah menjadi anggota DPR sementara mewakili rakyat Belitung dan mendirikan perkumpulan keagamaan Nurul Islam yang berorientasi kepada Muhammadiyah.

Melihat latar belakang ayahnya, sosok bernama asli Achmad Aidit ini sudah khatam mengaji sejak kecil. Di masa kecilnya, Aidit juga menempuh pendidikan Belanda dari ayahnya.

Advertising
Advertising


Mengutip dari laman Perpustakaan Nasional, menjelang dewasa, Aidit mengganti namanya menjadi Dipa Nusantara Aidit dan memutuskan meninggalkan Belitung untuk pergi ke Jakarta. Pada 1940, Aidit mendirikan perpustakaan "Antara" di daerah Tanah Tinggi, Senen, Jakarta Pusat.

Setelah itu, ia menempuh pendidikan di Sekolah Dagang (Handelsschool). Aidit belajar teori politik Marxis melalui Perhimpunan Demokratik Sosial Hindia Belanda yang belakangan berganti nama menjadi Partai Komunis Indonesia. Ketika belajar teori politik Marxis ini, Aidit bertemu dengan tokoh-tokoh politik Indonesia seperti Adam Malik, Chaerul Saleh, Bung Karno, Bung Hatta, dan Mohammad Yamin.

Meskipun Aidit seorang Marxis dan anggota Komunis Internasional, ia mengikuti paham Marhaenisme Soekarno. Aidit membiarkan partainya berkembang tanpa menunjukkan keinginan untuk merebut kekuasaan. Sebagai dukungannya terhadap Soekarno, ia berhasil menjadi menjadi Sekretaris Jenderal PKI hingga Ketua.

Di bawah kepemimpinannya PKI menjadi partai komunis ketiga terbesar di dunia, setelah Uni Soviet dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Ia mengembangkan sejumlah program untuk berbagai kelompok masyarakat, seperti Pemuda Rakyat, Gerwani, Barisan Tani Indonesia (BTI), dan Lekra.

Berkat program programnya untuk rakyat kecil, Aidit dan PKI berhasil memperoleh banyak pengikut dan dukungan pada kampanye Pemilu 1955. Dalam dasawarsa berikutnya, PKI menjadi pengimbang dari unsur-unsur konservatif di antara partai-partai politik Islam dan militer.

Pada tahun 1965, PKI menjadi partai politik terbesar di Indonesia dan menjadi semakin berani dalam memperlihatkan kecenderungannya terhadap kekuasaan.

Pada tanggal 30 September 1965, terjadi lah penculikan dan pembunuhan enam orang jenderal dan seorang kapten. Tragedi ini dilakukan suatu kelompok militer pimpinan Letnan Kolonel Untung. Peristiwa ini dikenal sebagai Peristiwa G-30-S PKI.

Pemerintah Orde Baru di bawah Jenderal Soeharto mengeluarkan versi resmi bahwa PKI dan Aidit sebagai pimpinan partai. Namun tuduhan tersebut tidak terbukti, karena ketika Aidit diburu oleh tentara, ia meninggal dalam pengejaran tersebut ketika melarikan diri ke Yogyakarta.

Penangkapan serta kematian Aidit terdapat beberapa versi. Ada versi yang menyebutkan, Aidit tertangkap di Jawa Tengah, lalu dibawa oleh sebuah batalyon Kostrad ke Boyolali. Kemudian Aidit dibunuh di dekat sebuah sumur. Versi yang lain mengatakan bahwa ia diledakkan bersama-sama dengan rumah tempat ia ditahan. Aidit dinyatakan meninggal pada 22 November 1965, hingga sekarang tidak diketahui di mana jenazahnya dimakamkan.

WILDA HASANAH

Baca juga:

Geger Baliho Enak Zaman PKI Kades di Sragen, Bupati Minta Pemeriksaan Kejiwaan

Berita terkait

Wali Kota Tangsel Ajak Mahasiswa Katolik Unpam dan Warga Duduk Bareng, Pastikan Tidak Ada Intoleransi

7 jam lalu

Wali Kota Tangsel Ajak Mahasiswa Katolik Unpam dan Warga Duduk Bareng, Pastikan Tidak Ada Intoleransi

Setelah sempat gaduh soal pembubaran doa rosario yang dilakukan mahasiswa Katolik Unpam, Wali Kota Tangerang Selatan gelar pertemuan.

Baca Selengkapnya

15 Pahlawan Nasional Asal Sumbar: Imam Bonjol, Mohammad Hatta, Rohana Kudus, hingga AK Gani

1 hari lalu

15 Pahlawan Nasional Asal Sumbar: Imam Bonjol, Mohammad Hatta, Rohana Kudus, hingga AK Gani

15 tokoh Sumbar dinobatkan sebagai pahlawan nasional, antara lain Proklamator Mohamad Hatta, Imam Bonjol, Rohana Kudus, Rasuna Said, hingga AK Gani.

Baca Selengkapnya

Napak Tilas Reformasi 1998: Aksi Mahasiswa UI Tolak Pidato Presiden, Tragedi Trisakti, sampai Soeharto Lengser

1 hari lalu

Napak Tilas Reformasi 1998: Aksi Mahasiswa UI Tolak Pidato Presiden, Tragedi Trisakti, sampai Soeharto Lengser

Aksi mahasiswa UI menolak pidato pertanggung jawaban Presiden Soeharto. Berikut berbagai peristiwa mengiringi Reformasi 1998.

Baca Selengkapnya

Hari-hari Usai 12 Mei 1998, Tragedi Trisakti yang Berujung Reformasi

2 hari lalu

Hari-hari Usai 12 Mei 1998, Tragedi Trisakti yang Berujung Reformasi

Lahirnya reformasi 21 Mei 1998 tidak terlepas dari serangkaian peristiwa yang terjadi sebelumnya yang diwarnai darah tumpah termasuk Tragedi Trisakti.

Baca Selengkapnya

Prabowo Sebut Sukarno Bukan Milik Satu Partai, Apa Tanggapan PDIP?

2 hari lalu

Prabowo Sebut Sukarno Bukan Milik Satu Partai, Apa Tanggapan PDIP?

Basarah menganggap pernyataan Prabowo itu membuktikan keberhasilan PDIP mengembalikan status, peran, dan nama baik Sukarno.

Baca Selengkapnya

Peristiwa Gejayan dan Kematian Moses Gatutkaca 26 Tahun Lalu, Siapa Tanggung Jawab?

5 hari lalu

Peristiwa Gejayan dan Kematian Moses Gatutkaca 26 Tahun Lalu, Siapa Tanggung Jawab?

Puncak aksi mahasiswa di Gejayan terjadi pada 8 Mei 1998 setelah salat Jumat. Moses Gatutkaca menjadi korban dengan luka parah. Siapa tanggung jawab?

Baca Selengkapnya

Sukarno Pernah Melarang Manifesto Kebudayaan 60 Tahun Lalu, Apa itu Manikebu dan Lekra?

5 hari lalu

Sukarno Pernah Melarang Manifesto Kebudayaan 60 Tahun Lalu, Apa itu Manikebu dan Lekra?

Presiden Sukarno pernah melarang Manifesto Kebudayaan pada 60 tahun lalu. Apa itu Manikebu dan Lekra yang mengemuka saat itu?

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

10 hari lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Pimpinan MPR RI Akan Bangun Komunikasi Politik

15 hari lalu

Pimpinan MPR RI Akan Bangun Komunikasi Politik

Menjelang transisi politik kepemimpinan nasional, MPR RI akan melakukan Silaturahmi Kebangsaan ke berbagai tokoh bangsa.

Baca Selengkapnya

Asal Usul 29 April Ditetapkan sebagai Hari Posyandu Nasional

15 hari lalu

Asal Usul 29 April Ditetapkan sebagai Hari Posyandu Nasional

Presiden Soeharto menetapkan 29 April 1985 sebagai Hari Posyandu Nasional.

Baca Selengkapnya