Disangsikan Jadi Menteri Pertahanan, Prabowo: Apa Tampang Saya, Muka Kudeta?

Reporter

Tempo.co

Minggu, 13 Juni 2021 11:47 WIB

Presiden Joko Widodo (ketiga kiri) didampingi Wakil Presiden Ma'ruf Amin (kedua kanan), Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (ketiga kanan), Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko (kedua kiri), Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto (kiri) dan KASAD Jenderal TNI Andika Perkasa (kanan) berdialog dengan prajurit TNI secara virtual ketika memimpin upacara HUT ke-75 TNI di Istana Negara Jakarta, Senin, 5 Oktober 2020. Pada peringatan HUT ke-75 TNI, Presiden Joko Widodo mendukung transformasi organisasi TNI harus selalu dilakukan dengan dinamika lingkungan strategis sesuai dengan dinamika ancaman dan perkembangan teknologi militer. ANTARA FOTO/Biro Pers/Lukas/handout

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengungkapkan alasannya mau menerima tawaran Presiden Jokowi berkoalisi dan akhirnya terlibat di kabinet, tak lama setelah Pemilu Presiden 2019. Prabowo menuturkan, ia dan Jokowi memiliki tujuan sama, yakni mengabdi untuk Indonesia.

"Kalau sama-sama mengabdi untuk Merah Putih kok harus jadi lawan. Saya belajar dari sejarah," kata dia saat menjadi tamu di podcast Deddy Corbuzier yang ditayangkan di kanal Youtubenya, Ahad, 13 Juni 2021.

Ia menuturkan, banyak yang memiliki anggapan salah mengenai sebuah pertarungan. Prabowo merasa tidak mengerti dengan pola pikir pendukungnya dan pendukung Jokowi saat Pemilu lalu yang menuntut kompetisi itu bersifat abadi. "Bagi saya, rival dalam kompetisi, apa harus jadi lawan," katanya.

Seperti halnya kompetisi di sekolah, ada yang menang dan kalah. "Apa harus gebuk-gebukan? Menurut saya itu IQ yang rendah," katanya.

Prabowo menjelaskan, ada tiga pelajaran sejarah yang mengajarkannya tentang pengabdian. Pertama, ia belajar dari kisah panglima samurai Toyotomi Hideyoshi dan Tokugawa. Mereka berperang tapi kemudian berunding untuk bersatu demi Jepang.

Advertising
Advertising

Ekspresi Presiden Joko Widodo (kanan) saat bersalaman dengan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta, Sabtu, 13 Juni 2019. Kedua kontestan dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden tahun 2019 lalu ini bertemu di Stasiun MRT Lebak Bulus dan selanjutnya naik MRT dan diakhiri dengan makan siang bersama. Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden

Kedua, kata Prabowo, ia belajar dari kisah Presiden Amerika Serikat, Abraham Lincoln. "Dia memilih lawannya bernama William H. Seward, lawannya selama 20 tahun untuk menjadi Sekretaris Negara. Pilihan ini membuat Seward kaget lantaran mengetahui Lincoln tak menyukainya, begitu juga dirinya. "Tapi aku tahu bahwa kamu mencintai negara Amerika dan aku juga, Jadi kenapa kita enggak mengabdi untuk Amerika Serikat," kata Prabowo mengisahkan.

Terakhir, Prabowo juga belajar dari Mao Zedong. Saat Kuomintang kalah, Mao justru memilih salah satu jenderal Kuomintang untuk menjadi wakil presidennmya. "Dia datang ke Mao Zedong, 'saya kan membunuh banyak orang Anda.' Mao Zedong bilang, 'jangan lihat masa lalu. Ayo kita besarkan Tiongkok yang baru'," tutur Prabowo.

Mantan suami Titiek Soeharto itu mengakui ia memang kecewa ketika dua kali kalah melawan Jokowi dalam pemilihan presiden. "Kecewa pasti ada, manusia. Tapi kita komitmennya untuk Merah Putih," ucapnya.

Prabowo pun mengakui, orang di lingkaran Presiden Jokowi pasti tak sepakat dia ditarik di dalam kabinet. "Bahaya. Nanti dia kudeta lagi. Muka gue, muka kudeta kali ya," ucapnya sambil tertawa lepas.

Baca juga: Aksi Jahil Prabowo Pergoki Asistennya yang Tertidur Saat Rapat

Berita terkait

Rencana Penambahan Jumlah Kementerian Kabinet Prabowo Masih Terus Digodok

10 menit lalu

Rencana Penambahan Jumlah Kementerian Kabinet Prabowo Masih Terus Digodok

Prabowo berencana menambah jumlah pos kementerian di kabinetnya, mengingat gemuknya koalisi partai pendukung.

Baca Selengkapnya

Kata Pakar Soal Posisi Koalisi dan Oposisi dalam Pemerintahan Prabowo

30 menit lalu

Kata Pakar Soal Posisi Koalisi dan Oposisi dalam Pemerintahan Prabowo

Prabowo diharapkan tidak terjebak dalam politik merangkul yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Bappenas Sebut Makan Siang Gratis akan Disalurkan 3-5 Kali Tiap Pekan

31 menit lalu

Bappenas Sebut Makan Siang Gratis akan Disalurkan 3-5 Kali Tiap Pekan

Mulai berjalan 2025, Bappenas perkirakan program makan siang gratis akan disalurkan sebanyak 3-5 kali dalam seminggu

Baca Selengkapnya

Jokowi Kumpulkan Prabowo hingga Panglima TNI Bahas Operasi Khusus Papua

1 jam lalu

Jokowi Kumpulkan Prabowo hingga Panglima TNI Bahas Operasi Khusus Papua

Jokowi mengumpulkan menteri dan kepala lembaga negara di Istana Kepresidenan Jakarta pada Rabu siang. Bahan soal anggaran operasi khusus Papua.

Baca Selengkapnya

Ganjar Putuskan Jadi Oposisi, Guntur Romli: Itu Suasana Kebatinan di PDIP

7 jam lalu

Ganjar Putuskan Jadi Oposisi, Guntur Romli: Itu Suasana Kebatinan di PDIP

Politikus PDIP, Guntur Romli, mengatakan pilihan Ganjar Pranowo yang mutuskan jadi oposisi pemerintahan Prabowo bukan sikap resmi partainya.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tak Masalah Fotonya Dicopot di Kantor PDIP Daerah

8 jam lalu

Jokowi Tak Masalah Fotonya Dicopot di Kantor PDIP Daerah

Jokowi menganggap bingkai foto presiden yang tidak terpasang cuma sekadar foto.

Baca Selengkapnya

Gibran Ungkap Adanya Pembahasan Soal Kementerian Makan Siang Gratis

8 jam lalu

Gibran Ungkap Adanya Pembahasan Soal Kementerian Makan Siang Gratis

Gibran mengungkapkan bahwa pihaknya sempat membahas soal adanya kementerian yang mengurus makan siang gratis.

Baca Selengkapnya

Bappenas Sebut Program Makan Siang Gratis Dijalankan Tahun Depan, Bujet Rp 20 Ribuan per Anak

8 jam lalu

Bappenas Sebut Program Makan Siang Gratis Dijalankan Tahun Depan, Bujet Rp 20 Ribuan per Anak

Deputi Bappenas memastikan program makan siang gratis akan mulai berjalan mulai tahun 2025 dengan bujet Rp 20 ribuan per anak.

Baca Selengkapnya

Kadin Sebut Swasembada Air Harus jadi Program Utama Pemerintah: Ada di Visi Misi Prabowo-Gibran

9 jam lalu

Kadin Sebut Swasembada Air Harus jadi Program Utama Pemerintah: Ada di Visi Misi Prabowo-Gibran

Waketum Kadin Indonesia Bidang Perindustrian, Bobby Gafur Umar, menyebut bahwa ketersediaan air harus jadi perhatian pemerintah.

Baca Selengkapnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang Toxic, Pengamat Sebut Kontra dengan Narasi Rekonsiliasi

9 jam lalu

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang Toxic, Pengamat Sebut Kontra dengan Narasi Rekonsiliasi

Pernyataan Luhut disebut kontra dengan narasi rekonsiliasi dan gotong royong membangun Indonesia yang terus digaungkan Prabowo.

Baca Selengkapnya