TEMPO.Co, Bandung - Label rekaman independen Grimloc di Bandung meluncurkan dua album anyar di awal 2021 dengan genre musik berbeda. Band punk Domesticrust menggulirkan 17 tembang karyanya di album berjudul Rahuru Sonik Tanah Koloni. Sementara sebuah proyek band metal bernama Sacred Witch menyuguhkan album mini berisi enam tembang dalam album Mersault.

Sacred Witch yang beranggotakan Miko (vocal), Garry Juliansyah (bass), dan Widi Sulistya (gitar) merupakan trio mantan personel band SSSLOTHHH, Daud, dan Alice. Sejak awal perkenalan karyanya dari lagu pertama hingga akhir, kesan brutal dan agresif terangkai lewat teriakan vokal dan suara berat dengan racikan musik hardcore punk, grind, black metal.

Baca juga: Grimloc Rilis Album Baru Dasawarsa Kebisingan dari 16 Band Cadas

Judul enam susunan lagunya yaitu Antara Api dan Gelap, Lonceng untuk Mersault, Ludahi Demarkasi, Mersault, dan Tungkai Samar, serta Ode kepada Malam. Lirik-lirik lagunya yang gelisah berhadapan dengan kegelapan, waktu hampa, dan kecemasan. Berdurasi total 12 menit 33 detik, album yang diluncurkan pada 22 Februari 2021 itu dikemas dalam bentuk compact disc seharga Rp 55 ribu.

Adapun album terbaru band Domesticrust, ingin memuaskan penggemar musik beraliran crust punk lewat 17 tembang. Band asal Bandung itu sebelumnya telah mengemas lima album penuh, mini, dan demo. Olahan musiknya yang bercorak punk dengan suara vokal yang menggeram, menjadi ciri khas grup yang dibentuk pada 2017 itu. “Mereka memainkan sub genre yang jarang ditemukan pada band punk lokal,” kata Herry Sutresna alias Ucok Homicide dari Grimloc.

Band itu mengusung aliran crust punk yang dipelopori grup musik dari Skandinavia. Menurut Herry, mereka meramu kecepatan d-beat punk dengan suara musik yang bernuansa gelap, kasar, dan agresif untuk mengantar pesan politik dan anti otoritarian secara lugas. Album baru ini merupakan kumpulan karya-karya mereka dari album sebelumnya. Grimloc merilisnya pada 23 Januari 2021 dalam bentuk compact disc seharga Rp 55 ribu.

ANWAR SISWADI