Enggan Menyerah karena Pandemi Covid-19, Cokelat Rilis Single Anak Garuda

Reporter

Tempo.co

Jumat, 14 Agustus 2020 08:10 WIB

Band Cokelat formasi terbaru. Foto: Manajemen Cokelat

TEMPO.CO, Jakarta - Band Cokelat enggan menyerah meski pandemi Covid-19 telah melumpuhkan perekonomian di banyak negara. Mereka ingin membuktikan pandemi ini menjadi cambuk agar Indonesia tak gampang menyerah. Hal ini dibuktikan Cokelat dengan merilis kembalisingle lawas mereka, Anak Garuda pada Rabu, 12 Agustus 2020.

"Single Anak Garuda adalah anthem, yang dirilis sebagai ungkapan rasa salut terhadap semangat orang-orang Indonesia yang pantang menyerah di kala pandemi," demikian bunya siaran pers yang diterima Tempo pada Kamis, 13 Agustus 2020.

Band Cokelat kini berawakkan Edwin Marshal Sjarif (gitar), Ronny Febry Nugroho (bass), Ernest Fardiyan Syarif (gitar), Axel Andaviar (drum), dan vokalis Aiu Ratna. Single ini dirilis secara independen dan sudah bisa didengarkan di berbagai platform jasa dengar musik secara digital (streaming).

Bagi Cokelat, semangat pantang menyerah yang ditunjukkan masyarakat Indonesia menghadapi pandemi Covid-19 itu amat membanggakan. Satu sama lain saling menyemangati dan mencari jalan keluar. Di saat harga masker kesehatan meninggi, orang-orang Indonesia berinisiatif memproduksi sendiri, meramu hand sanitizer sendiri, bahkan ada yang tergerak membagi-bagikannya secara gratis. Sementara di sisi lain, di saat banyak perusahaan ritel raksasa yang goyah, justru banyak juga usaha kecil dan menengah (UKM) yang tetap berjalan. Kehadiran mereka sangat membantu menyokong perekonomian negara kita.

Band Cokelat formasi baru. Foto: Manajemen Cokelat

Advertising
Advertising

“Terlihat bahwa orang Indonesia itu pantang menyerah, dalam keadaan apa pun bisa tetap kuat, bisa survive. Di era pandemi ini terlihat sekali orang-orang Indonesia punya kekuatan untuk menjadi pemenang," kata Ronny.

Menurut Ronny, orang Indonesia selalu punya cara untuk mengatasi masalahnya. "Anak Garuda adalah simbol spirit seluruh manusia Indonesia, jati diri kita yang benar-benar pantang menyerah. Seperti yang ada di liriknya, ‘… kami bukan pecundang, Merah Putih tetap di dada kita .…' Itu menunjukkan bahwa lagu ini sangat mewakili orang Indonesia yang bisa survive di era pandemi seperti sekarang,” tuturnya menambahkan.

Aiu Ratna mengatakan, pengalaman pertamanya rekaman bersama Cokelat ini amat seru. Karakter lagunya yang memicu semangat membuat dirinya terbawa dan bisa mengeksekusi lini vokalnya secara maksimal. Diakuinya, baru kali ini ia menyanyikan lagu berkarakter enerjik seperti itu.

“Biasanya kan yang sedih atau marah. Waktu menyanyikannya aku juga harus menyemangati diri sendiri, mengeluarkan suara yang lantang, dan sebenarnya itu bukan hal mudah," ujarnya.

Lagu Anak Garuda diciptakan Julianto Eka Putra, pendiri Yayasan Selamat Pagi Indonesia (YSPI) yang berlokasi di Kota Batu, Jawa Timur. Pada akhir 2019 lalu, Cokelat pernah merekamnya untuk kebutuhan theme song film layar lebar berjudul sama, Anak Garuda. Pada versi terbaru ini, terdapat penyesuaian aransemen serta sound yang lebih menonjolkan karakter Cokelat.

Berita terkait

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

13 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KAI Sebut Pengguna Commuter Line Mudik Lebaran Ini Tertinggi Pasca Pandemi Covid-19

23 hari lalu

KAI Sebut Pengguna Commuter Line Mudik Lebaran Ini Tertinggi Pasca Pandemi Covid-19

Pergerakan pengguna Commuter Line Jabodetabek juga masih terpantau di stasiun-stasiun yang terletak di kawasan pusat perbelanjaan atau sentra bisnis.

Baca Selengkapnya

Menjelajah Chocolate Hills, Perbukitan yang Bikin Tercengang di Filipina

26 hari lalu

Menjelajah Chocolate Hills, Perbukitan yang Bikin Tercengang di Filipina

Chocolate Hills merupakan bukit-bukit landari yang bergerombol di pulau Bohol, Filipina

Baca Selengkapnya

Mengapa Paskah Identik dengan Telur dan Kelinci?

30 hari lalu

Mengapa Paskah Identik dengan Telur dan Kelinci?

Ucapan Paskah ramai bertengger di berbagai kanal media sosial. Sebenarnya dari mana asalnya, mengapa telur dan kelinci identik dengan paskah?

Baca Selengkapnya

CEO Boeing Dave Calhoun Bersiap Mundur, Melawan Badai Sepanjang Kepemimpinannya

35 hari lalu

CEO Boeing Dave Calhoun Bersiap Mundur, Melawan Badai Sepanjang Kepemimpinannya

CEO Boeing Dave Calhoun memutuskan mengundurkan diri pada akhir tahun ini. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Dugaan Korupsi Anggaran Covid-19, Kejaksaan Tahan Kadis Kesehatan Sumatera Utara

49 hari lalu

Dugaan Korupsi Anggaran Covid-19, Kejaksaan Tahan Kadis Kesehatan Sumatera Utara

Kedua tersangka bisa dijerat dengan hukuman mati karena dugaan korupsi pengadaan barang saat situasi bencana pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Mengenang Perjuangan Tenaga Medis Saat Pagebluk Pandemi Covid-19

50 hari lalu

Mengenang Perjuangan Tenaga Medis Saat Pagebluk Pandemi Covid-19

Setidaknya ada 731 tenaga medis meninggal saat bertugas pandemi Covid-19, sekitar 4 tahun lalu.

Baca Selengkapnya

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

50 hari lalu

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

51 hari lalu

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?

Baca Selengkapnya

4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

57 hari lalu

4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

Genap 4 tahun pasca kasus Covid-19 teridentifikasi pertama kali di Indonesia pada 2 Maret 2020 diikuti sebaran virus yang terus meluas.

Baca Selengkapnya