Unik, Kangen Band Pernah Jadi Bahan Penelitian di Malaysia

Reporter

Antara

Kamis, 2 Juli 2020 14:24 WIB

Kangen Band. TEMPO/Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Jakarta -Grup Kangen Band ternyata pernah menjadi bahan penelitian seorang ilmuwan di Monash University Malaysia. Hasil penelitian ilmuwan bernama Emma Baulchitu terbit di jurnal akademis International Journal of Culture Studies muncul ke permukaan setelah tweet "Tell Me Something I Don’t Know" diunggah pengguna Twitter.

Tweet ini menyatakan bahwa Kangen Band pernah menjadi bahan penelitian akademisi Emma Baulch yang merupakan seorang periset dan associate professor/profesor madya/lektor kepala Monash University, Malaysia. Dalam keterangan yang rilis Warner Music Indonesia, Kamis, tweet tersebut mendapat 4,2 ribu retweets dan 6,7 ribu likes.

Dalam artikel yang berjudul Longing Band Play at Beautiful Hope tersebut, Emma menuliskan soal bagaimana masyarakat menikmati lagu dan panggung Kangen Band. Juga bagaimana Kangen Band mendapatkan label pop Melayu yang dianggap sebagai pembeda kelas musik pop Indonesia di awal 2000-an.

Pada awal karir Kangen Band, Emma mengatakan bahwa lagu-lagu mereka sudah hadir di ruang publik seperti mal, siaran radio, dan dijual di emperan. Kontrak dengan Warner Music Indonesia disebut Emma terbukti sukses melambungkan Kangen Band dari band yang tak dikenal menjadi bintang pop pada pertengahan 2000-an.

Album Tentang Aku, Kau, dan Dia (2007) sebelumnya sudah beredar luas dalam format bajakan. Di artikel itu, Kangen Band dinyatakan tidak memiliki imej yang bisa ditelusuri di awal karirnya. Video-video tak resmi mereka tidak menggambarkan siapa itu Kangen Band. Kontrak dengan Warner Music Indonesia berhasil menguak siapa saja personel Kangen Band, lewat video-video klip yang diproduksi.

Advertising
Advertising

Tren Ring Back Tone (RBT) yang hadir di awal 2000-an juga faktor penting yang menentukan popularitas Kangen Band pada masa itu, catat Emma. Rolling Stone Indonesia sempat menyatakan bahwa Kangen Band sebagai "juaranya RBT".Kangen Band. TEMPO/ Nickmatulhuda

Artikel ini sendiri dirilis di International Journal of Cultural Studies edisi Mei 2013. Emma menyatakan bahwa judul “Longing Band Play at Beautiful Hope” tersebut merupakan versi pra-cetak.

Berdasarkan data dari YouTube, video musik Kangen Band punya angka konsumsi yang terbilang besar. Kangen Band memberikan berkontribusi sebanyak 209 juta penonton di kanal resmi Warner Music Indonesia sampai detik ini.

Angka tersebut seakan mendukung tesis Emma bahwa sosok Kangen Band yang dulu 'tak terlihat' dan hanya terdengar di ruang publik, akhirnya dapat muncul ke permukaan lewat imej khusus yang dikemas menarik.

Baca: Andika Kangen Band Blak-blakan: Saya Nikah Siri Itu Dibayar

Di Spotify, Kangen Band mendapat posisi khusus, didengar oleh lima negara Asia Tenggara. Selain itu pendengar besar berasal dari Malaysia, Singapura, Taiwan, dan Hong Kong. Setahun ke belakang, konsumsi Kangen Band secara keseluruhan berjumlah 21 juta streams.
Emma Baulch adalah Associate Professor di Fakultas Media dan Komunikasi, Monash University, Malaysia. Ia sudah banyak melakukan studi terhadap berbagai fenomena budaya di Indonesia, khususnya musik.

Berita terkait

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

2 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

2 hari lalu

Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

Berikut beberapa hewan yang kerap dijadikan hewan percobaan dalam penelitian:

Baca Selengkapnya

Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

10 hari lalu

Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

Jurnal terindeks Scopus menjadi salah satu tujuan para peneliti di Indonesia untuk mempublikasikan artikel ilmiah atau penelitiannya, bagaimana cara menulis artikel ilmiah yang terindeks scopus?

Baca Selengkapnya

Profil Universitas Malaysia Terengganu yang Dosennya Diduga Dicatut Kumba Digdowiseiso

11 hari lalu

Profil Universitas Malaysia Terengganu yang Dosennya Diduga Dicatut Kumba Digdowiseiso

Dalam satu tahun Kumba Digdowiseiso dapat menghasilkan 160 artikel ilmiah terindeks Scopus.

Baca Selengkapnya

Kemendikbudristek Anggap Kasus Kumba soal Integritas, Bukan Tuntutan Tingginya Publikasi Jurnal Ilmiah

13 hari lalu

Kemendikbudristek Anggap Kasus Kumba soal Integritas, Bukan Tuntutan Tingginya Publikasi Jurnal Ilmiah

Kemendikbudristek berharap tujuan tersebut diikhtiarkan lewat cara-cara yang baik dan benar, serta mematuhi kode etik ilmiah.

Baca Selengkapnya

Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

18 hari lalu

Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

World Health Summit akan pertama kali digelar di Monash University. Ada beberapa tema yang akan dibahas oleh peneliti, salah satunya, demam berdarah

Baca Selengkapnya

Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

24 hari lalu

Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

Sistem yang disebut dengan kode astronomi TYC 2505-672-1 memecahkan rekor alam semesta untuk gerhana matahari terlama.

Baca Selengkapnya

Publikasi Ilmiah Senasib Gunung Padang dan SNBP 2024 di Top 3 Tekno Berita Terkini

32 hari lalu

Publikasi Ilmiah Senasib Gunung Padang dan SNBP 2024 di Top 3 Tekno Berita Terkini

Seperti situs Gunung Padang, ada banyak laporan penelitian yang pernah dicabut dari jurnal ilmiah internasional. Cek asal negaranya yang terbanyak.

Baca Selengkapnya

Heboh Pencabutan Artikel Gunung Padang, Dua Negara Ini Catat Skor Tertinggi Penarikan Makalah di Jurnal

33 hari lalu

Heboh Pencabutan Artikel Gunung Padang, Dua Negara Ini Catat Skor Tertinggi Penarikan Makalah di Jurnal

Pencabutan artikel Gunung Padang pada 18 Maret 2024 didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.

Baca Selengkapnya

Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

33 hari lalu

Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.

Baca Selengkapnya