5 Tips Tari Komedi dari Didik Nini Thowok

Reporter

Dian Yuliastuti

Editor

Rini Kustiani

Minggu, 12 April 2020 14:29 WIB

Seniman tradisional, Didik Nini Thowok. Aris Andrianto/Tempo

TEMPO.CO, Jakarta - Didik Hadiprayitno atau lebih dikenal dengan nama Didik Nini Thowok merupakan seniman unik dengan ciri khas koreografi komedi. Berbagai kreasi tarian atau koreografinya mengandung unsur humor meski berbasis gerak tari tradisi.

Dalam siaran daring Kelas Tari: Pemahaman dan Pengenalan Koreografi Tari Komedi saluran youtube @budayasaya, Didik Nini Thowok berbagi cerita dan tips untuk koreografinya. Didik mengatakan, semula dia tak punya banyak referensi mentari komedi.

Hingga pada satu saat, dia diminta koleganya untuk menonton sebuah pertunjukan balet komedi yang dilakukan seorang penari crossgender dan mahir balet. Dari sana kemudian ia mulai mengembangkan kreasi dan koreografinya. "Dari sana mulai belajar dan terus bereksplorasi," ujar Didik Nini Thowok saat siaran daring pada Jumat, 10 April 2020.

Maestro tari Didik Nini Thowok, tampil memeriahkan acara Indonesian Weekend! yang digelar di Taman Potters field, London. Masyarakat Indonesia di London menggelar Indonesian Weekend! yang merupakan festival budaya Indonesia yang terbesar di Inggris. Sadika Hamid

Ada beberapa hal yang menurut Didik Nini Thowok penting dalam melakukan tari komedi. Berikut ini rinciannya:

  1. Memahami ruang atau komposisi ruang
    Seorang calon penari harus memperhatikan ruang dan batas-batasnya yang bisa dieksplorasi untuk menampilkan karya. Ruang bisa menjadi salah satu yang bisa dieksplorasi untuk menampilkan gerak.

    Didik Nini Thowok mencontohkan adegan trik kecelakaan. Seorang penari yang kebablasan di ujung panggung atau bablas masuk lagi ke panggung atau tersandung. "Tapi harus dengan perhitungan matang, tahu frame, batas, dan tidak berlebihan atau vulgar. Kelucuan bisa muncul tanpa hal yang berlebihan atau vulgar," ujarnya.

  2. Eksplorasi gerak tubuh
    Seorang penari mesti bisa mengeksplorasi gerak tubuh. Bagian tubuh manapun, seperti tangan, kaki, kepala, pinggul bisa menjadi bahan eksplorasi yang diperkuat dengan suara musik atau disesuaikan gerak dengan musik.

    Didik kemudian memperlihatkan video pementasan Tari Poncosari atau lima elemen tari karya 1980-an. Di situ, dia memperlihatkan koreografi dengan elemen gerak tari dari Cina, India, Barat, Tradisi, dan komedi. Bagian terakhir ini memperlihatkan ia menari dengan mengeksplorasi gerak tubuh topeng monyet.

  3. Ekspresi wajah dan tata rias
    Seorang penari harus bisa mengeksplorasi ekspresi wajah dan tata rias. Dengan ekspresi wajah serta tata rias, seseorang bisa menampilkan kelucuan yang ditampilkan dalam sebuah koreografi.

    Tata rias bisa menggunakan semacam bubuk putih untuk wajah seperti yang biasa dipakai badut atau pemain pantomim. Bisa juga aneka bulu mata yang menimbulkan nilai humor.

  4. Properti pentas
    Yang dimaksud dengan properti atau perlengkapan pentas antara lain aneka sanggul, wig, kaca mata, topeng, payung, dan sebagainya.

  5. Waktu
    Menurut Didik Nini Thowok, yang tak kalah penting untuk menampilkan adegan, gerakan, dan ekspresi humor adalah menunjukkannya pada saat yang tepat. Jangan asal menyelipkan gerakan, melainkan harus diatur waktu dengan gerakan yang tepat.

Seniman Didik Nini Thowok menari bersama puluhan murid sanggar tari Natya Lakshita di Malioboro, Sabtu (14/3). Karnaval untuk memperingati hari jadi sanggar milik Didik yang ke 29. ANTARA/Regina Safri

Didik mulai mengenal tari, khususnya tari komedi sejak 1974 ketika ia masuk Akademi Seni Tari Indonesia atau ASTI yang kini disebut Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Sebagai mahasiswa baru, setelah masa perploncoan mereka harus tampil dalam sebuah inagurasi. "Saat itu kami menampilkan tari lucu-lucuan, lakon Ande-ande Lumut saya jadi Mbok Rondo," ujarnya.

Advertising
Advertising

Penampilan Didik Nini Thowok dalam pentas inagurasi itu menarik perhatian seniornya, Bekti Budi Hastuti atau Tutik. Didik Nini Thowok kemudian diajak bergabung untuk pertunjukan lainnya. Dia diminta menjadi dukun yang membawa anglo dan ratus.

Pertunjukan itu sukses, dan dari sanalah nama Ninik Thowok melekat pada nama Didik. Bersama Bambang Leksono Setyo Aji, Tutik dan Didik mendirikan Bengkel Nini Thowok. Mereka lanjut berkreasi dengan membuat tari komedi. Lalu lahirlah tari Kethek Ogleng, Mimi Mintuna, Topeng Salome, Dwi Muko, dan lainnya.

Dalam membuat kreasi tari komedi ini, kata Didik, mereka mengeksplorasi tubuh atau gerak tubuh yang bisa menimbulkan kelucuan. "Tapi dasar atau pakemnya tetap tari tradisional. Ini kan memplesetkan gerakan pakem," ujar Didik Nini Thowok yang terus mengeksplorasi karya-karyanya di sanggar Natya Lakshita.

Berita terkait

5 Maestro Indonesia yang Berdarah Tionghoa

12 Februari 2024

5 Maestro Indonesia yang Berdarah Tionghoa

Lahir dan tumbuh besar di Indonesia, para seniman berdarah Tionghoa ini mencintai seni tradisi dan menggelutinya hingga menjadi ahli.

Baca Selengkapnya

Tari Klasik Odissi Ramaikan 75 Tahun Hubungan Diplomatik India-Indonesia

29 Januari 2024

Tari Klasik Odissi Ramaikan 75 Tahun Hubungan Diplomatik India-Indonesia

Kedutaan Besar India menggelar pertunjukan tari klasik Odissi di Jakarta untuk memperingati 75 tahun hubungan diplomatik India-Indonesia

Baca Selengkapnya

Perjalanan 3 Masa dalam Pertunjukan Tari Omah Wulangreh Gugur Gunung Tri Kala

27 November 2023

Perjalanan 3 Masa dalam Pertunjukan Tari Omah Wulangreh Gugur Gunung Tri Kala

Wulangreh Omah Budaya kembali gelar pertunjuksn tari bertajuk Gugur Gunung "Tri Kala".

Baca Selengkapnya

Ini Dia Seniman Tari yang Dianugerahi CHI Awards 2023

20 November 2023

Ini Dia Seniman Tari yang Dianugerahi CHI Awards 2023

Tahun ini, CHI Awards diberikan kepada sosok pelestari seni tari tradisional Indonesia.

Baca Selengkapnya

CHI AWARDS 2023: Merayakan Pelestari Seni Tari Indonesia, Menyemai Energi Baru untuk Warisan Budaya

17 November 2023

CHI AWARDS 2023: Merayakan Pelestari Seni Tari Indonesia, Menyemai Energi Baru untuk Warisan Budaya

Penghargaan khusus diberikan kepada Dr. (HC) Ir. H. Sukarno yang dikenal luas memiliki kepedulian dan perhatian besar pada budaya khususnya seni tari

Baca Selengkapnya

Kemah Tari Sasikirana Latih 21 Penari Muda Indonesia Terpilih di Jatiwangi

15 November 2023

Kemah Tari Sasikirana Latih 21 Penari Muda Indonesia Terpilih di Jatiwangi

Hasil dari pelatihan itu akan ditampilkan lewat pertunjukan tari pada hari terakhir kegiatan yaitu Sabtu, 18 November 2023 di area pabrik genteng.

Baca Selengkapnya

10.000 Siswa di Bantul Pecahkan Rekor MURI dengan Tari Montro di Parangkusumo

26 Agustus 2023

10.000 Siswa di Bantul Pecahkan Rekor MURI dengan Tari Montro di Parangkusumo

Tari Sholawat Montro merupakan kesenian yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda khas Kabupaten Bantul.

Baca Selengkapnya

10 Ribu Penari Montro Bakal Pecahkan Rekor MURI di Pantai Parangkusumo Bantul

8 Agustus 2023

10 Ribu Penari Montro Bakal Pecahkan Rekor MURI di Pantai Parangkusumo Bantul

pemecahan rekor MURI Tari Montro di Bantul Creative City Festival 2023 merupakan upaya mem-branding Bantul sebagai kota kreatif kesenian rakyat.

Baca Selengkapnya

Jejak Tari Soreng Khas Lereng Merbabu, Dendam Arya Penangsang Terhadap Hadiwijaya

10 Juli 2023

Jejak Tari Soreng Khas Lereng Merbabu, Dendam Arya Penangsang Terhadap Hadiwijaya

Tari Soreng menceritakan konflik dan peperangan antara Kadipaten Jipang Panolan dan Kesultanan Pajang.

Baca Selengkapnya

Penumpang Kereta Argowilis dari Stasiun Jombang - Stasiun Madiun Dihibur Penari Flash Mob

28 April 2023

Penumpang Kereta Argowilis dari Stasiun Jombang - Stasiun Madiun Dihibur Penari Flash Mob

Jumlah penumpang kereta yang datang di Stasiun Madiun tercatat sebanyak 2.014 orang.

Baca Selengkapnya