Deddy Corbuzier: Orang Pintar Bicara Lockdown dari Satu Sisi

Reporter

Marvela

Rabu, 18 Maret 2020 12:34 WIB

Deddy Corbuzier . (YouTube - @Deddy Corbuzier)

TEMPO.CO, Jakarta - Deddy Corbuzier memberikan pandangannya terkait lockdown di Indonesia yang selama ini banyak didesak masyarakat kepada Presiden Joko Widodo. Menurut Deddy, ketika diberlakukan lockdown, seluruh pihak harus sudah siap dari sisi mental maupun ekonomi apalagi Indonesia sebagai negara kepulauan.

"Banyak orang pinter yang berteriak lockdown. Hanya saja mereka memikirkan satu sisi. Penyakit. Ada sisi lain di sana. Kesiapan manusia. Kesiapan mental. Kesiapan sosial. Negara kita bukan negara kaya. Semua orang kaya. Tidak. Ekonomi hancur artinya rusuh. Jarah dan lain-lain. Efek collateral-nya besar. Negara kita adalah gugus pulau," tuis Deddy di Instagramnya pada Rabu, 18 Maret 2020.

Sebelumnya, Deddy sudah mendengarkan secara langsung penjelasan dari juru bicara pemerintah untuk kasus Covid 19 atau Virus Corona, Achmad Yurianto. Saat itu Yurianto mengatakan bahwa dengan adanya lockdown di suatu wilayah maka penyebaran virus corona akan semakin meluas dan menyebar. Hal ini diyakini betul karena terjadi di Italia sebagai salah satu negara yang menerapkan lockdown.

"Di Italia yang saya dengar lockdown terhadap beberapa kota yang di sebelah setalan itu didengar oleh penduduk, maka mereka cepat-cepat keluar karena mereka tidak dari kota itu, cepat-cepat keluar menuju ke kotanya padahal dia yang membawa kasus," kata Yurianto di Youtube channel Deddy Corbuzier pada Rabu, 18 Maret 2020.

Juru bicara pemerintah Achmad Yurianto saat melakukan obrolan podcast dengan Deddy Corbuzier. Foto/youtube/Deddy Corbuzier

Advertising
Advertising

Mendengar pernyataan tersebut, Deddy lantas menyimpulkan bahwa dengan adanya aturan lockdown maka penyebaran virus akan semalin meluas. "Artinya penyebarannya menjadi semakin besar ketika itu di lockdown?" kata Deddy.

Pertanyaan tersebut langsung dibenarkan oleh Yurinato. "Iya betul, karena berita lockdown itu sempat bocor kemudian masyarakat yang tidak merasa penduduk itu cepat-cepat pulang sebelum di-lockdown, pulang ke kotanya sendiri ternyata justru ini yang membawa penyebarannya," kata Yurianto.

Kemudian Deddy menanyakan apakah itu yang menjadi alasan Indonesia sampai saat ini tidak menerapkan aturan lockdown seperti negara lainnya. Yurianto pun menjelaskan bahwa saat ini pemerintah tidak fokus pada pembicaraan mengenai lockdown karena tidak memungkinkan untuk diterapkan di Indonesia.

"Kita tidak berbicara tentang bagaimana me-lockdown pada situasi yang sekarang ini," kata Yurianto. Dia mengatakan bahwa lockdown tidak mudah untuk dilakukan khususnya di seluruh wilayah Indonesia sebagai negara kepualauan. Selain itu tidak ada yang bisa menjamin dan memastikan jika suatu wilayah di lockdown akan bisa berjalan mandiri.

Deddy Corbuzier (Instagram @mastercorbuzier)

"Apa tidak ini malah membuat permasalahan menjadi rumit, kusut, apakah betul diyakini bisa menghentikan penularan dengan lockdown? Karena sangat tidak mungkin itu terjadi," kata Yurianto. Dia menjelaskan bahwa timnya berupaya untuk melacak keberadaan pasien postitif corona selama 14 hari sebelum dirawat di rumah sakit.

Namun mengalami kendala karena pasien yang berada di rumah sakit di Jakarta setelah di telusuri sempat berada di luar kota sebelum akhirnya dinyatakan positif corona."Boleh sakitnya di Jakarta ternyata begitu di cek alamatnya tidak di Jakarta, di luar Jakarta," kata Yurianto.

Hingga hari ini jumlah kasus yang berhasil dideteksi sebanyak 172 orang dinyatakan positif corona dan tengah di rawat di rumah sakit, 9 orang sembuh, dan 7 orang meninggal dunia. Namun dengan data tersebut Yurianto tidak bisa memastikan ada berapa jumlah orang yang positif corona yang tersebar di seluruh Indonesia mengingat wilayah di Indonesia yang luas dan keterjangkauan masyarakat di daerah pelosok.

MARVELA

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

1 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

3 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

3 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

3 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

3 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

4 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

5 hari lalu

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

Mahasiswa pindah dari tenda dan duduki Hamilton Hall. Kampus mulai menskors sebagian pengunjuk rasa pro Palestina dan mengancam memecat yang lain.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

9 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

10 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

11 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya