Ernest Prakasa Lebih Suka Dibilang Cina Dibanding Tionghoa

Reporter

Tempo.co

Editor

Mitra Tarigan

Minggu, 26 Januari 2020 21:53 WIB

Acara Temu Toleran Vol 6 Edisi IMLEK: Merayakan Toleransi, Merawat Tradisi di Jakarta pada 24 Januari 2020. SabangMerauke/Suci Robiatus

TEMPO.CO, Jakarta - Sutradara Ernest Prakasa mengatakan lebih suka menggunakan kata Cina dibanding kata Tionghoa untuk menyebut masyarakat Indonesia yang keturunan Tionghoa. "Kalau memang dia benar keturunan Cina, kenapa kata 'Cina' harus disensor sih?," katanya pada acara Temu Toleran Vol 6 Edisi IMLEK: Merayakan Toleransi, Merawat Tradisi pada Jumat 24 Januari 2020 di Jakarta.

Ia membandingkan dengan teman-teman dan koleganya yang memiliki keturunan Arab atau keturunan Jawa. "Keturunan Cina kan sebenarnya sama saja dengan keturunan Arab atau Jawa, dan suku lain di Indonesia," katanya.

Sebelumnya Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2014 tentang Pencabutan Surat Edaran Presidium Kabinet Ampera Nomor SE-06/Pred.Kab/6/1967 tanggal 28 Juni 1967. Melalui keputusan presiden itu, ia mengganti istilah 'Cina' menjadi 'Tionghoa'. Alasannya pencabutan diksi itu adalah karena istilah "Tjina" sebagaimana disebutkan dalam Surat Edaran Presidium Kabinet Ampera, yang pada pokoknya merupakan pengganti istilah "Tionghoa/Tiongkok" telah menimbulkan dampak psikososial-diskriminatif dalam hubungan sosial warga bangsa Indonesia dari keturunan Tionghoa.

Komika sekaligus Sutradara Ernest Prakasa dalam acara Temu Toleran Vol 6 Edisi IMLEK: Merayakan Toleransi, Merawat Tradisi di Jakarta pada 24 Januari 2020. SabangMerauke/Suci Robiatus

Dalam keppres yang ditandatangani pada 14 Maret 2014 itu, SBY menilai, pandangan dan perlakuan diskriminatif terhadap seseorang, kelompok, komunitas dan/atau ras tertentu pada dasarnya melanggar nilai atau prinsip perlindungan hak asasi manusia. "Itu bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Undang-Undang tentang Hak Asasi Manusia, dan Undang-Undang tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis," bunyi poin b pada keppres itu.

Ernest mengatakan kata 'Cina' sebenarnya bukan bentuk diskriminasi seseorang. Konteks penggunaan kata 'Cina' lah yang perlu dilihat apakah hal itu adalah hinaan atau kalimat biasa. "Semua kan tergantung konteks. Bila saya bilang 'Lelaki Cina memang paling ganteng deh'. Masa itu dibilang menghina," katanya.

Advertising
Advertising

Ia pun menilai bahwa kata Cina memiliki beban sejarah yang berat di Indonesia. Ia mengingatkan keturunan Tionghoa pada zaman Presiden kedua Soeharto, mendapatkan beberapa diskriminasi. Hal itu yang membuat orang takut menggunakan kata Cina. "Mau (takut) sampai kapan? Harusnya dinetralisir makna Cina. Salah satunya dengan tidak takut menyebutnya," kata Ernest.

Dalam berbagai karya filmnya, Ernest sering sekali mengutamakan kebhinekaan. Tak jarang pula ia menggunakan lelucon yang membawa ras Cina dalam berbagai filmnya. Hal itu karena ia menilai bahwa keberagaman yang ada di Indonesia sangat menarik. Melalui film ia ingin menunjukkan bahwa semua ras itu sama. Misalnya pada film Cek Toko Sebelah, film yang menceritakan tentang dirinya, ia menceritakan bagaimana orang tua lebih mengutamakan sang kakak, dibanding sang adik. "Sebenarnya bukan hanya keluarga Cina saja yang mengalami hal itu. Semua suku banyak juga yang tradisinya seperti itu. Mereka itu sama dengan kita," katanya.

Saat masih kecil, ia memang merasakan menjadi orang minoritas. Saat di sekolah, ia pun sering dibully karena berwajah sipit dan keturunan Tionghoa. Ia sampai memilih menikah dengan orang pribumi agar anaknya tidak dibully seperti dirinya. Walau mengalami masa lalu itu, ia tetap tidak masalah menggunakan kata Cina dalam bertutur, dibanding Tionghoa.

Berita terkait

Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

2 jam lalu

Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

Menikmati kuliner hotpot dan bbq dari Sichuan, Cina

Baca Selengkapnya

Cina Minta Israel Berhenti Menyerang Rafah

10 jam lalu

Cina Minta Israel Berhenti Menyerang Rafah

Beijing menyerukan kepada Israel untuk mendengarkan seruan besar masyarakat internasional, dengan berhenti menyerang Rafah

Baca Selengkapnya

Cina Perpanjang Kebijakan Bebas Visa ke 12 Negara Usai Xi Jinping Lawatan ke Prancis

11 jam lalu

Cina Perpanjang Kebijakan Bebas Visa ke 12 Negara Usai Xi Jinping Lawatan ke Prancis

Cina memperpanjang kebijakan bebas visa untuk 12 negara di Eropa dan Asia setelah kunjungan kerja Presiden Xi Jinping ke Prancis

Baca Selengkapnya

Jangan Coba Kasih Tip ke Staf Hotel atau Restoran di Dua Negara Ini, Bisa Dianggap Tak Sopan

17 jam lalu

Jangan Coba Kasih Tip ke Staf Hotel atau Restoran di Dua Negara Ini, Bisa Dianggap Tak Sopan

Layanan kepada pelanggan di restoran dipandang sebagai bagian dari makanan yang telah dibayar, jadi tak mengharapkan tip.

Baca Selengkapnya

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

20 jam lalu

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta Cina memainkan peran lebih besar dalam membantu negara-negara miskin yang terjebak utang.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

1 hari lalu

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

Jokowi menyayangkan perangkat teknologi dan alat komunikasi yang digunakan di Tanah Air saat ini masih didominasi oleh barang-barang impor.

Baca Selengkapnya

Xiaomi 15 Diperkirakan Rilis Oktober Seperti Halnya Xiaomi 14 Tahun Lalu

2 hari lalu

Xiaomi 15 Diperkirakan Rilis Oktober Seperti Halnya Xiaomi 14 Tahun Lalu

Analis teknologi memperkirakan Xiaomi 15 bakal menyerupai generasi sebelumnya ihwal jadwal rilis dan tenggat distribusi.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Sebut Industri Nikel Merugikan Indonesia, Perkirakan 90 Persen Keuntungan Dinikmati Cina

2 hari lalu

Faisal Basri Sebut Industri Nikel Merugikan Indonesia, Perkirakan 90 Persen Keuntungan Dinikmati Cina

Faisal Basri menyebut industrialisasi nikel lebih memberikan keuntungan kepada investor asing tanpa memerhatikan kerugian bagi Indonesia

Baca Selengkapnya

Turun di Partai Ketiga Final Piala Thomas 2024, Jonatan Christie Tak Mau Jadi Penentu Kekalahan Indonesia Lawan Cina

3 hari lalu

Turun di Partai Ketiga Final Piala Thomas 2024, Jonatan Christie Tak Mau Jadi Penentu Kekalahan Indonesia Lawan Cina

Jonatan Christie menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang memetik poin saat kalah lawan Cina 1-3 di final Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya

Hasil Final Piala Thomas 2024: Fikri / Bagas Kalah, Indonesia Gagal Juara

3 hari lalu

Hasil Final Piala Thomas 2024: Fikri / Bagas Kalah, Indonesia Gagal Juara

Indonesia harus mengakui keunggulan Cina dengan agregat skor 1-3 dalam partai final Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya