Grafiti Kritik

Reporter

Editor

Selasa, 15 Juli 2008 12:58 WIB

TEMPO Interaktif, : Pernah lihat kata-kata "kutunggu jandamu" di belakang truk atau bus kota? Atau, coretan di dinding kota dengan pesan-pesan menggelitik? Inilah yang disebut sebagai seni grafiti. Seni ini kerap menimbulkan sikap pro dan kontra di masyarakat. Ada yang suka, ada juga yang bilang bikin kotor kota.Tapi tidak demikian ketika memandangi karya Risky Aditya Nugroho alias Bujangan Urban. Karyanya, yang biasa dilihat di dinding-dinding kota Jakarta, kini dapat disaksikan di Galeri Ruang Rupa, Tebet, Jakarta, lewat pameran tunggal bertajuk "Jang Sombong Dimakan Djaman, Jang Songong Dimakan Teman" yang berlangsung hingga 19 Juli.Tema tersebut merupakan pesan menyentil kepada kaum kota yang narsis dan individualistis. Ada juga kata-kata puitis seperti ini: "Senyum hijau kecil laksana sunset menuju terbenam". Rangkaian kata romantis ini diukirnya di atas papan seluncur.Kekuatan karya-karya Bujangan Urban terletak pada kata yang diukirnya. Jahil dan membekas di ingatan, itulah caranya berkomunikasi dengan setiap warga kota yang memandangi grafiti si Bujangan.Berbeda dengan coretan seni yang biasa menonjolkan nama geng atau sekolah, guratan Bujangan Urban menggabungkan seni puisi dengan grafiti. Puisi tersebut lalu dikelilingi gambar grafiti, seperti pohon kelapa, akar-akar pohon, atau bunga matahari. Goresan itu umumnya berwarna hitam dan dimeriahkan dengan cat minyak atau cat semprot berwarna-warna terang dan kontras.Grafiti memang tergolong seni rupa urban. Selain grafiti, biasanya seniman urban mengambil bentuk khas berupa poster, mural, dan komik. Dengan pilihan medium yang sangat bergantung pada si perupanya. Grafiti tak terbatas hanya pada dinding yang mulus, tapi bisa juga di badan kendaraan, papan seluncur, boneka kayu, piringan hitam, bahkan penggorengan.Seni grafiti banyak berkiblat ke Amerika era 1980-an. "Subkultur yang langsung (menjadi) tren ini kemudian diadopsi oleh para penggemar grafiti Tanah Air," ujar Indra Ameng, kurator pameran. Dari asimilasi itu, lantas yang manakah yang menjadi ciri khas Indonesia? "Kalau pernah lihat gambar-gambar di belakang mobil truk, itulah grafiti khas Indonesia," ujar Indra. Selain diminati, karya seni ini bisa dikomersialkan, bahkan tak jarang dipajang di galeri-galeri. "Bisa juga diambil menjadi merek kaus," ujarnya.Risky sendiri adalah salah satu seniman urban yang tergabung dalam komunitas seni jalanan bernama Artcoholic. Sejak SMA, ia sudah gemar menghias huruf. Karyanya sudah mulai menghiasi dinding-dinding kota sejak 2003. Selain sebagai pelaku seni visual, ia membentuk sebuah band digital bernama Racun Kota. AGUSLIA HIDAYAH

Berita terkait

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

37 hari lalu

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

44 hari lalu

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.

Baca Selengkapnya

Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance

Baca Selengkapnya

Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.

Baca Selengkapnya

Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.

Baca Selengkapnya

Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.

Baca Selengkapnya

Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.

Baca Selengkapnya

Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.

Baca Selengkapnya

Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.

Baca Selengkapnya