Pandawa Lima Modern

Reporter

Editor

Jumat, 11 Juli 2008 15:24 WIB

TEMPO Interaktif, : Detak jantung Faisal Habibi tidak keruan. Ia resah. Malam itu, Minggu, 6 Juli lalu, mata pria kelahiran 10 Juni 1984 ini tampak serius mengikuti acara pengumuman pemenang Indonesia Art Award 2008 di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta. "Saya lega meski hanya meraih juara kedua," katanya. Kebahagiaan Faisal makin lengkap setelah mendapat kabar bahwa karyanya bersama 35 finalis lain dipamerkan Galeri Nasional selama seminggu. Dalam kompetisi itu, Faisal menyertakan patung instalasi berjudul Coagulation #1. Karya mahasiswa Studio Patung Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung itu berupa kursi berkaki dua yang menyerupai setengah lingkaran. Kursi ini dibuat dari bahan dasar kayu pinus.Faisal menjelaskan, karyanya itu mengisahkan perjalanan panjang peradaban dan evolusi manusia yang selalu sejalan dengan hadirnya benda-benda baru. Pada setiap detik, manusia tidak pernah luput dari persinggungannya dengan benda. Lalu faktor kemudahan, sesuatu yang praktis menjadi pemicu munculnya benda-benda baru. Kompetisi ini menunjuk lima pemenang. Pemenang pertama adalah Banung Grahita. Pemenang ketiga dan seterusnya secara berurutan adalah Gatot Idrajati, Johan Ies Wahyudi, dan Maulana M. Pasha. "Kami memberikan penghargaan kepada lima pemenang yang disebut pandawa lima, yang berkecimpung dalam dunia seni di kehidupan masyarakat modern saat ini," ujar Enin Supriyanto, ketua tim juri.Ajang ini merupakan kompetisi seni rupa paling besar yang diminati orang muda. Enin mengatakan kegiatan ini membuka peluang lebih luas bagi para seniman di seluruh Indonesia yang terbilang baru demi mengembangkan karya dan kreativitasnya.Karya pemenang pertama berjudul Seeing the Paradise. Banung menyuguhkan instalasi video dalam ruang berukuran 3 x 2 x 1,7 meter dengan menempatkan televisi layar datar, pemutar multimedia, dan pengeras suara yang masing-masing berjumlah enam buah yang sepintas bila diperhatikan menyerupai hewan dan tumbuhan. Idenya bermula dari pengalaman keseharian Banung dengan media.Dia menghadirkan pengalaman personal sebagai sebuah refleksi kolektif. Banung menyorot fenomena kegandrungan masyarakat masa kini terhadap media televisi dan Internet yang menjadi bagian tidak terpisahkan dalam keseharian. Kegandrungan tersebut makin lekat dengan pembentukan mitos-mitos yang dibangun media massa. "Saya ingin menghadirkan sebuah lingkungan alam yang artifisial," dia mengungkapkan. Pemenang ketiga, Gatot Indrajati, menampilkan lukisan berjudul War for Run. Karyanya terinspirasi oleh ingar-bingar peperangan dalam skala besar dan kecil yang terjadi merata di seluruh dunia. Gatot menyelipkan kenangan setiap orang di masa kecilnya yang pasti memiliki rasa suka terhadap tokoh pahlawan atau sering bermain perang-perangan. Kirap Budaya merupakan karya Johan Ies Wahyudi berupa fotografi kolase cetak digital di atas kertas berukuran 20 x 30 sentimeter. Sementara itu, karya pemenang terakhir adalah video berdurasi enam menit berjudul Jalan Tidak Ada Ujung. Maulana M. Pasha, pemilik karya ini, menjelaskan idenya dari kehidupan kita. HADRIANI P

Berita terkait

Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga

57 hari lalu

Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga

Berikut keseruan Joyland Festival Bali 2024 yang insklusif dan ramah keluarga dengan menghadirkan stan White Peacock hingga pilihan panggung musik.

Baca Selengkapnya

Butet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan

15 Januari 2024

Butet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan

Seniman Butet Kartaredjasa mempertanyakan alasan kenaikan harga gedung pertunjukan di DKI Jakarta

Baca Selengkapnya

Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan dalam Debat Capres-Cawapres, Begini Respons Budayawan dan Pekerja Seni

5 Desember 2023

Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan dalam Debat Capres-Cawapres, Begini Respons Budayawan dan Pekerja Seni

Lima tema debat capres-cawapres telah disampaikan KPU, tak ada tema soal kesenian dan kebudayaan. Begini respons budayawan dan pekerja seni.

Baca Selengkapnya

Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

5 Desember 2023

Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

Sastrawan Akmal Naseri Basral memberikan catatan tak adanya tema kebudayaan dankesenian dalam debat capres-cawapres pada Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Bone dan Aparat Bubarkan Paksa Pementasan Seni Bissu

22 Agustus 2023

Pemerintah Bone dan Aparat Bubarkan Paksa Pementasan Seni Bissu

Panitia menyebut Gubernur Sulawesi menyekal bissu sehingga penampilan seni monolog "Rindu Bissu" pun dilarang.

Baca Selengkapnya

Sejarah Adu Domba Garut, Kesenian Tradisional asal Jawa Barat

4 Juli 2023

Sejarah Adu Domba Garut, Kesenian Tradisional asal Jawa Barat

Domba Garut yang memiliki ciri khas pada fisiknya sering diikut sertakan dalam kontes atau diadu. Inilah asal usulnya.

Baca Selengkapnya

WM Mann Scholarship, Beasiswa Seni Pertunjukan di Skotlandia Khusus Mahasiswa Indonesia

24 Februari 2023

WM Mann Scholarship, Beasiswa Seni Pertunjukan di Skotlandia Khusus Mahasiswa Indonesia

Royal Conservatoire of Scotland dan WM Mann Foundation menawarkan beasiswa pascasarjana khusus mahasiswa Indonesia di bidang seni pertunjukan.

Baca Selengkapnya

Seniman dan Guru di Bandung ini Gelar Pameran Tunggal Gambar Berjudul Dunia

20 Januari 2023

Seniman dan Guru di Bandung ini Gelar Pameran Tunggal Gambar Berjudul Dunia

Dede Wahyudin, memajang 67 gambar ukuran kecil dan empat berukuran besar yang dominan berwarna hitam putih dalam pameran tunggal itu.

Baca Selengkapnya

Jadi Ketum LASQI, Gus Jazil Bertekad Gairahkan Kesenian Islami

17 November 2022

Jadi Ketum LASQI, Gus Jazil Bertekad Gairahkan Kesenian Islami

Kesenian Islam di Indonesia memiliki potensi yang luar biasa besar

Baca Selengkapnya

Masyarakat Kesenian Jakarta Minta Rencana Acara Musyawarah Versi DKJ Dihentikan

27 Oktober 2022

Masyarakat Kesenian Jakarta Minta Rencana Acara Musyawarah Versi DKJ Dihentikan

Masyarakat Kesenian Jakarta (MKJ) menilai musyawarah yang akan dilakukan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) tidak sesuai dengan Pergub DKI

Baca Selengkapnya