Ariel Tatum Ungkap Jadi Korban Bully Gara-Gara Pacari Artis Top
Reporter
Tempo.co
Editor
Istiqomatul Hayati
Selasa, 19 November 2019 13:10 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Aktris dan penyanyi Ariel Tatum mengaku kerap menjadi korban perisakan. Ia bahkan sudah dibully sejak usianya masih 13 tahun. Pada saat itu, Ariel tengah menjalin hubungan dengan artis yang diidolakan oleh remaja di Indonesia.
"Waktu aku SMP aku pacaran sama cowok yang lagi jadi idola para remaja di Indonesia," kata Ariel di acara Call Me Mel pada Selasa, 5 November 2019.
Ketika itu Ariel dijuluki mirip tengkorak karena tubuhnya yang kurus. Namun setelah penampilannya berubah, perempuan 23 tahun ini malah dijuluki sebagai tante-tante. "Waktu belum puber dibilangnya kaya tengkorak jalan, begitu puber dikatain lagi kaya tante-tante," kata Ariel.
Akibatnya, Ariel pada saat itu sempat berpikir apa yang harus dilakukannya untuk membuktikan bahwa dia tidak seperti yang dituduhkan."Pada saat SMP enggak depresi, saya mencoba terus untuk pembuktian diri, apa yang bisa gue lakuin untuk nunjukin gue bukan seperti yang kalian omongin," kata Ariel.
Awal tahun kemarin Ariel baru saja merilis single barunya. Kali ini mantan pacar pesepak bola Ryuji Utomo ini mencoba untuk memproduksi semuanya sendiri, namun Ariel heran masih ada saja yang membully dirinya. "Ada juga yang menghujat katanya kaya sapi karena aku emang lagi berisi banget awal tahun lalu," kata Ariel.
Ariel diketahui menderita Borderline Personality Disorder (BPD) atau kepribadian ambang akut yang menyebabkan dirinya sulit untuk berkegiatan dan menjalin hubungan dengan orang lain. Ariel juga sempat menutup kolom komentar di media sosialnya dengan alasan untuk menghindari konflik berkepanjangan.
"Jadi aku tutup kolom komentar biar ngurang-ngurangin dosa orang aja, biar enggak bales-balesan gitu, bukan karena sakit hatinya," kata Ariel.
Saat ini Ariel tidak terlalu mau ambil pusing mengenai komentar orang terhadap dirinya. Menurutnya, dia tidak mampu jika untuk mengontrol omongan banyak orang, namun dia hanya bisa menutup telinganya agar tidak mendengarkan hal-hal negatif yang ditujukan kepada dirinya.
"Aku sadar pas awal-awal SMA, aku punya tangan cuma dua enggak bisa nutupin semua mulut orang seIndonesia, aku pakai untuk nutup kupingku sendiri, ya sudah lillahi ta'ala aja orang mau ngomong apa," kata Ariel.
Sejak usia 13 tahun, Ariel pernah mengalami depresi akut hingga menyakiti diri sendiri dan berkeinginan untuk mengakhiri hidupnya. Hingga saat ini, Ariel masih rutin melakukan konsultasi dengan psikolog dan psikiaternya.
Ia mengatakan saat ini keadaannya jauh membaik dan dapat dikatakan stabil. Setidaknya, dalam keadaan terguncang Ariel harus melakukan konseling tiga kali dalam seminggu.
Jangan remehkan depresi. Untuk bantuan krisis kejiwaan atau tindak pencegahan bunuh diri di Indonesia, bisa menghubungi :
- Yayasan Pulih (021) 78842580
MARVELA