Made Taro, Seniman 80 Tahun yang Gesit Mendongeng
Reporter
Made Argawa
Editor
Rini Kustiani
Selasa, 29 Oktober 2019 07:07 WIB
TEMPO.CO, Gianyar - Dua tangan Made Taro masih tampak gesit bergerak ketika menceritakan sebuah dongeng di hadapan penonton dalam acara Ubud Writers and Readers Festival atau UWRF 2019. Pria berusia 80 tahun tersebut masih tampak bersemangat ketika mendongeng.
"Saya mulai mendongeng sejak tahun 1973, saat itu masih sebagai guru SMA," kata Made Taro setelah mengisi acara di Ubud Writers and Readers Festival atau UWRF, Minggu, 27 Oktober 2019. Sekarang Made Taro tidak hanya mendongeng untuk anak-anak dan remaja, tapi juga lansia.
Made Taro yang lahir pada 16 April 1939 ini mengatakan, mendongeng kepada lansia penting dilakukan karena mereka gelisah menghadapi kematian. "Dongeng mampu memberikan motivasi," ujarnya.
Dongeng pula yang telah membawanya menjelajah penjuru dunia. Saat masih aktif mengajar di SMAN 2 Denpasar, Made Taro pernah mendongeng ke Singapura, Malaysia, Australia, Afrika Selatan, Vietnam, dan Thailand.
Made Taro membawakan dongeng dengan cara yang unik. Bukan sekadar bercerita melalui kata-kata, dia juga menyanyi sampai menggunakan permainan. Bukan hanya dongeng dari dalam negeri, Made Taro membuka diri untuk mempelajari dongeng dari mancenagara untuk memperkaya pengetahuan, memahami kebutuhan pendengarnya sesuai usia.
Tahun ini Made Taro menerima Lifetime Achievement Award Ubud Writers and Readers Festival 2019. Dia mengaku terkejut dengan penghargaan itu. Musababnya, menurut dia, masyarakat sekarang masih menganggap remeh dongeng. "Saya terkejut sekaligus gembira atas penghargaan ini. Dalam hati saya juga bertanya-tanya, apa sebabnya saya diberi penghargaan?" ujarnya.
Penghargaan Lifetime Achievement Award Ubud Writers and Readers Festival tersebut membuat Made Taro yang telah menulis 40 buku lebih bersemangat lagi dalam berkarya. "Ini membuat saya bersemangat sehingga lupa kalau sudah tua," katanya.