Catatan Kecil Reformasi

Reporter

Editor

Sabtu, 17 Mei 2008 09:34 WIB

TEMPO Interaktif, : Ibu dengan rambut beruban itu menghidangkan penganan makan siang di rumahnya yang sederhana. Di meja, hanya ada tiga orang: dia, suaminya, dan seorang kerabatnya. Namun, piring yang disediakan ada empat, lengkap dengan sendok dan garpunya. "Walau Wawan nggak ada, piring dan gelasnya selalu ada," kata si ibu, Sumarsih. Wawan yang ia maksudkan adalah putra sulungnya, Bernardus Realino Norma Irmawan, mahasiswa Universitas Indonesia yang tewas pada peristiwa berdarah Semanggi, 10 tahun silam. Sejak kematiannya, Sumarsih selalu merasa Wawan berada di sampingnya. "Saya berjanji akan melanjutkan perjuanganmu," ucap Sumarsih, bersimpuh di makam sang putra. Drama itu termaktub dalam film pendek berjudul Yang Belum Usai karya sutradara Ucu Agustin. Film itu diputar bersama 10 film pendek lainnya dalam sebuah rangkaian yang diberi tajuk "9808" di Kineforum Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Selasa lalu. Film yang diputar dalam rangka memperingati 10 tahun reformasi itu bercerita tentang bagaimana menyikapi apa yang terjadi dalam 10 tahun terakhir, apa saja perubahan yang dialami, dan sudut pandang masyarakat awam akan perubahan itu. Film yang bercerita cukup lugas berjudul Sugiharti Halim karya Ariani Darmawan. Dengan cara penyajian bertutur oleh Sugiharti (diperankan oleh Nadia), film ini mengangkat soal diskriminasi yang dialami oleh masyarakat keturunan Tionghoa, terutama dalam hal keharusan mereka mengubah namanya menjadi nama Indonesia. Film ini, walau berisi tuturan seorang Sugiharti, lebih lengkap unsur filmnya. Selain adegan kencan, film ini menyuguhkan adegan ia diinterogasi aparat hingga soundtrack musik berbau pemberontakan yang menjadi penutup film. Hal ini tidak ditemui pada beberapa film pendek lainnya, seperti Bertemu Jen, yang hanya berisi adegan wawancara, atau Sedang Apa Saya Saat Itu, yang berisi tuturan dengan cuplikan foto-foto sekitar kejadian pribadi masing-masing pada 13 Mei 1998. Hal lain yang mencuri perhatian adalah film semidokumenter Sekolah Kami, Hidup Kami, yang berkisah tentang usaha sekelompok siswa membongkar korupsi di sekolah mereka di Solo. Padahal, di kepala sebagian siswa, pekerjaan guru adalah mulia dan tidak mungkin korupsi. "Di dalam kelas, kami tetap hormat sebagai guru. Di luar harus keras tanpa kompromi," ujar Dermawan, Ketua OSIS yang membongkar kasus itu. Menurut koordinator penyelenggara, Prima Rusdi, film-film tersebut merupakan rekaman arti reformasi dari sudut yang berbeda dengan yang dihadirkan oleh media dan penguasa. "Ini hanya catatan kecil dari kami," ujarnya. Selain di Jakarta, film "9808" yang menghadirkan teks berbahasa Inggris ini masih akan diputar di Yogyakarta (15 Mei), Semarang (25-27 Mei), Bandung (28-29 Mei), dan Kuala Lumpur (19-20 September). | TITO SIANIPAR

Berita terkait

Mira W Puas Dengan Arini Besutan Ismail Basbeth

4 April 2018

Mira W Puas Dengan Arini Besutan Ismail Basbeth

Film Arini mampu menerjemahkan kisah dalam novel dengan baik dalam konteks kekinian

Baca Selengkapnya

Film Indonesia Diputar di Busan International Film Festival 2017

17 Oktober 2017

Film Indonesia Diputar di Busan International Film Festival 2017

Film Ismail Basbeth ini diputar perdana pada A Window on Asian Cinema. Memperkenalkan film-film pilihan dari Most Talented Asian Filmmaker of The Year

Baca Selengkapnya

Garap Film Posesif, Sutradara Edwin: Tak Korbankan Idealisme

13 Oktober 2017

Garap Film Posesif, Sutradara Edwin: Tak Korbankan Idealisme

Menggarap film Posesif, menurut Edwin, sama sekali tidak mengorbankan idealismenya sebagai sutradara film selama ini.

Baca Selengkapnya

Star Wars: The Last Jedi, Ungkap Siapa Jedi yang Terakhir

9 Oktober 2017

Star Wars: The Last Jedi, Ungkap Siapa Jedi yang Terakhir

Lucasfilm telah secara resmi mengumumkan bahwa trailer film Star Wars: The Last Jedi akan tayang pada hari Selasa, 10 Oktober 2017.

Baca Selengkapnya

Di Pemutaran Film ini, Pria Kulit Putih Bayar Tiket Lebih Mahal

22 September 2017

Di Pemutaran Film ini, Pria Kulit Putih Bayar Tiket Lebih Mahal

Shiraz Higgins ingin bicara soal adanya ketakadilan
pendapatan antara perempuan dan laki-laki di Kanada

Baca Selengkapnya

Joko Anwar Gandeng Dua Seniman Main Film Pengabdi Setan  

22 September 2017

Joko Anwar Gandeng Dua Seniman Main Film Pengabdi Setan  

Di film Pengabdi Setan, Joko Anwar membutuhkan ada pemain
yang bisa menerjemahkan cerita melalui gestur. Ia melibatkan
dua seniman di Pengabdi Setan

Baca Selengkapnya

Gerbang Neraka, Film Horor Dengan Format Berbeda

15 September 2017

Gerbang Neraka, Film Horor Dengan Format Berbeda

Film Gerbang Neraka digadang sebagai film horor yang dikemas
lain dari gaya film horor sebelumnya

Baca Selengkapnya

Jay Subyakto Didemo Warga Keturunan Wandan Terkait Film Banda

31 Juli 2017

Jay Subyakto Didemo Warga Keturunan Wandan Terkait Film Banda

Ratusan warga mendesak DPRD untuk menunda penayangan film Banda yang disutradari Jay Subyakto.

Baca Selengkapnya

Harry Styles dan Pangeran Harry Ramaikan Premier Film Dunkirk

15 Juli 2017

Harry Styles dan Pangeran Harry Ramaikan Premier Film Dunkirk

Harry Styles mendampingi Pangeran Harry di karpet merah premier film Dunkrik karya Christopher Nolan.

Baca Selengkapnya

Lebanon Akan Boikot Wonder Woman karena Diperankan Aktris Israel

31 Mei 2017

Lebanon Akan Boikot Wonder Woman karena Diperankan Aktris Israel

Aktris Israel, Gal Gadot yang jadi Wonder Woman disebut-sebut menjadi anggota militer Israel.

Baca Selengkapnya