Wawan Sofwan Suarakan Pidato Kebangkitan Nasional Bung Karno

Rabu, 22 Mei 2019 11:09 WIB

Aktor dan sutradara teater Wawan Sofwan menampilkan monolog Hari Kebangkitan Nasional di Gedung Indonesia Menggugat, Bandung, Senin malam, 20 Mei 2019. TEMPO/ANWAR SISWADI

TEMPO.CO, Bandung - Aktor dan sutradara teater Wawan Sofwan menampilkan monolog Hari Kebangkitan Nasional di Gedung Indonesia Menggugat, Bandung, Senin malam, 20 Mei 2019. Isi monolognya menyuarakan pidato Bung Karno tentang Kebangkitan Nasional. Wawan mengutipnya dari pidato Presiden Republik Indonesia pertama itu pada 1958 dan 1963 di Alun-alun Bandung.

Wawan tampil di panggung berkarpet merah dengan peci hitam dan kostum pejuang berwarna putih. Bendera merah putih melatarinya di tembok belakang. Suaranya yang dimiripkan dengan Bung Karno, terlontar sambil membaca lembaran naskah.

“Saudara saudara, hari ini adalah hari 50 tahun usia kebangkitan nasional kita. Dengan sengaja kita dan panitia menamakan hari ini Hari Kebangkitan Nasional bukan sekedar Hari Kebangunan Nasional. Bangkit, perkataan bangkit adalah lebih dinamis daripada perkataan bangun. Dan kita memang menjadi satu bangsa yang dinamis. Dan dengan demikian, dinamika inilah kita telah menggugurkan imperialisme.”

Pada 1908 ketika pergerakan nasional tumbuh, seorang Belanda bernama van Deventer menyebut Hindia Belanda sebagai insulind, gadis cantik yang berabad-abad lamanya pada tahun itu mulai terjaga.

“Kita tidak sekedar terjaga saudara-saudara. Kita tidak sekedar membuka mata kita setelah tidur tiga abad lamanya. Tetapi kita terjaga kembali, bangun, bangkit, berjalan terus, berjuang, berkorban, akihirnya kita mencapai hari yang sekarang ini.”

Advertising
Advertising

Berhadapan dan melihat rakyat datang memperingati Hari Kebangkitan Nasional saat itu, Bung Karno mengibaratkan sebagai aliran sungai besar.

“Maka saya melihat sebuah bengawan yang besar. Sungai yang besar yang pada tahun 1908 sungai itu masihkah sungai yang kecil, sumber yang kecil, sumber ini mengeluarkan aliran sungai yang kecil. Tetapi sungai yang kecil itu makin lama menjadi sungai yang besar menuju ke laut. Berjumpa dengan sungai-sungai kecil yang lain, menjadi makin besar dan makin besar. Aliran airnya semakin lama semakin dahsyat.

Malahan di beberapa tempat sungai itu dibendung imperialis, dibendung oleh musuh kita, dibendung dengan bendungan yang bukan saja dibuat dari batu dan beton, tetapi dibuat daripada besi dan baja. Tetapi aliran itu terus mendesak, tiap-tiap hari, tiap-tiap jam, tiap-tiap menit, tiap-tiap detik, mendesak liter kubik per liter kubik, liter per liter, tetes per tetes, atom per atom, akhirnya bendungan itu pecah sama sekali. Dan pada tanggal 17 Agustus 1945 kita mencapai lautan yang merdeka.”

ANWAR SISWADI

Berita terkait

49 Tahun TMII Gagasan Tien Soeharto, Pembangunannya Tuai Pro-kontra

12 hari lalu

49 Tahun TMII Gagasan Tien Soeharto, Pembangunannya Tuai Pro-kontra

Tie Soeharto menggagas dibangunnya TMII sebagai proyek mercusuar pemerintahan Soeharto. Proses pembangunannya menuai pro dan kontra.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik 69 Tahun Konferensi Asia Afrika dan Dampaknya bagi Dunia

14 hari lalu

Kilas Balik 69 Tahun Konferensi Asia Afrika dan Dampaknya bagi Dunia

Hari ini, 69 tahun silam atau tepatnya 18 April 1955, Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Asia Afrika di Bandung, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

70 Tahun Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, Tokoh Lahir dari GMNI Mulai Megawati hingga Ganjar Pranowo

40 hari lalu

70 Tahun Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, Tokoh Lahir dari GMNI Mulai Megawati hingga Ganjar Pranowo

70 tahun lalu Kongres I GMNI diadakan di Surabaya pada 23 Maret 1954. Megawati, Siswono Yudo Husodo hingga Ganjar Pranowo lahir dari GMNI.

Baca Selengkapnya

Fakta dan Peristiwa Supersemar, 3 Poin Penting Surat Perintah Sebelas Maret Sukarno kepada Soeharto

53 hari lalu

Fakta dan Peristiwa Supersemar, 3 Poin Penting Surat Perintah Sebelas Maret Sukarno kepada Soeharto

Fakta dan peristiwa Supersemar atau surat perintah 11 Maret yang menandai lengsernya Sukarno. Berikut 3 poin Supersemar Bung Karno kepada Soeharto.

Baca Selengkapnya

64 Tahun Lalu Setelah Keluarkan Dekrit Presiden, Presiden Sukarno Pernah Bubarkan DPR

57 hari lalu

64 Tahun Lalu Setelah Keluarkan Dekrit Presiden, Presiden Sukarno Pernah Bubarkan DPR

64 tahun lalu, pada 5 Maret 1960 Presiden Sukarno membubarkan DPR dan mengganti namanya menjadi DPR-GR. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Menlu Retno akan Bicara di ICJ tentang Pendudukan Israel di Palestina, Apa Saja Isi Pidatonya?

22 Februari 2024

Menlu Retno akan Bicara di ICJ tentang Pendudukan Israel di Palestina, Apa Saja Isi Pidatonya?

Menlu Retno akan berbicara ICJ tentang pendudukan Israel di Palestina. Berikut usulan para pakar hukum internasional untuknya.

Baca Selengkapnya

Di Makam Bung Karno, GMNI Desak Jokowi tidak Lakukan Kampanye Terselubung

8 Februari 2024

Di Makam Bung Karno, GMNI Desak Jokowi tidak Lakukan Kampanye Terselubung

GMNI buka suara soal kondisi demokrasi politik di Indonesia saat ini. Dia mendesak agar Presiden Joko Widodo tidak terlibat kampanye.

Baca Selengkapnya

Klaim Prabowo soal Food Estate: Pemikiran Strategis Bung Karno

31 Januari 2024

Klaim Prabowo soal Food Estate: Pemikiran Strategis Bung Karno

Prabowo Subianto heran mengapa banyak tokoh nasional yang mempertanyakan urgensi food estate.

Baca Selengkapnya

Profil Guntur Soekarnoputra yang Sebut Jika Ganjar-Mahfud Md Menang Maka Jokowi Mau Diapakan?

31 Januari 2024

Profil Guntur Soekarnoputra yang Sebut Jika Ganjar-Mahfud Md Menang Maka Jokowi Mau Diapakan?

Guntur Soekarnoputra sebut jika Ganjar-Mahfud MD menang, senua jadi gampang, termasuk Jokowi itu mau diapakan. Ini profil putra sulkung Sukarno.

Baca Selengkapnya

Gibran Tak Jawab Pertanyaan Mahfud MD Soal Trisakti Bung Karno Saat Debat Capres, Apa 3 Poin Penting Itu?

22 Januari 2024

Gibran Tak Jawab Pertanyaan Mahfud MD Soal Trisakti Bung Karno Saat Debat Capres, Apa 3 Poin Penting Itu?

Mahfud Md melontarkan pertanyaan ihwal konsep Trisakti Bung Karno kepada cawapres Gibran saat Debat Capres Pilpres 2024. Apa itu Trisakti Bung Karno?

Baca Selengkapnya