Puisi Cinta bagi Sang Rasul

Reporter

Editor

Sabtu, 29 Maret 2008 11:14 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:12 Rabiul Awal pada Tahun Gajah, saat itu suasana gelap seketika menjadi terang-benderang. Nabi suci telah lahir. Seluruh alam memuji dalam tasbih dan tahmid. Allahu akbar. Sang bayi telah datang untuk mengantar permadani bagi kelembutan seluruh nurani. "Ya, Nabi salam padamu, ya, Rasul salam padamu."Sebuah pujian dilantunkan penyair D. Zawawi Imron untuk Nabi Besar Muhammad SAW dalam pertunjukan islami bertajuk Lentera Cinta di gedung BPPT Jakarta, Selasa malam lalu. Acara ini dihelat untuk memperingati maulid Nabi Muhammad SAW.Zawawi, yang tampil dengan pakaian abu-abu berlengan panjang lengkap dengan kopiah hitam, mengumandangkan beberapa puisi tanpa henti. Pertama, ia menyairkan sebuah puisi berjudul Lidah.Engkau beri aku lidah lalu kusebut nama-Mu/ tapi aneh diriku ini kusebut Engkau dalam lidahku tapi dalam hati tak kuingat Engkau/ aku bersujud menyebutmu yang terbayang pada anganku kemewahan dunia/ aku zikir menyapa-Mu ya Allah, yang kubayangkan senyuman setan/ lidah/ lidah/ lidah milikku lidah sayangku.Selanjutnya, Zawawi berduet dengan Ratih Sanggarwati dalam lantunan puisi berjudul Ibu. "Rasulullah senang dengan umatnya yang menghormati ibunda," ujar Zawawi kepada Ratih di atas panggung. Ratih, yang berlakon sebagai sang ibu, awalnya enggan tampil lantaran Zawawi, yang berlakon sebagai anak, umurnya jauh lebih tua. "Saya merasa sangat tua memiliki anak yang sudah tua," ujarnya berkelakar.Kemudian, bait-bait puisi pun mengalir. Ibu/ kalau aku merantau lalu datang musim kemarau/ sumur-sumur kering daunan pun gugur bersama reranting/ hanya mataair air matamu ibu yang tetap lancar mengalir.Pujian itu pun langsung disambut Ratih. Petikan gitar mengiringi suaranya. Anakku/ bila ibu boleh memilih apakah ibu berbadan ramping atau berbadan mekar karena mengandungmu/ maka ibu memilih mengandungmu karena dalam mengandungmu ibu merasakan keajaiban dan kebesaran Allah/ sembilan bulan kau hidup di perutku, engkau ikut ke mana pun ku pergi.Selain puisi, lantunan nada merdu dan syahdu juga mengalir dari pita suara Hedi Yunus. Hedi, mengenakan setelan putih, menyanyikan lagu berjudul Rindu Kami Padamu. Suara vokalis grup band Kahitna yang rendah itu mengajak setiap pendengar untuk tertegun dalam cinta.Suasana yang sebelumnya khidmat berubah menjadi gelak tawa manakala seniman Slamet Gundono muncul ke atas panggung. Ukulele yang diselempangkannya tampak kontras dengan tubuh tambunnya yang berbalut baju hitam lebar. Ia membacakan syair barzanji dengan terjemahan gaya banyumasan.Slamet pun mulai bergurau. "Saya ini umat Nabi Muhammad yang paling gemuk di Pulau Jawa karena beratnya 300 kilogram," ujarnya. Setelah menyapa penonton, Slamet mulai bercerita tentang masa kecilnya ketika mempertanyakan sosok Rasulullah.Acara yang berlangsung lebih dari 3 jam ini ditutup dengan penampilan KH Mustofa Bisri, yang duduk di bangku panjang di tengah panggung. Ia antara lain membaca puisi:Ya Rasulullah/ setiap saat jasadku salat/ setiap kali tubuhku bersimpuh/ diriku jua yang kuingat/ setiap saat kubaca salawat/ setiap kali tak lupa kubaca salam/ salam kepadamu wahai nabi/ tapi tak pernah kusadari apakah di hadapanku kau menjawab salamku.AGUSLIA HIDAYAH

Berita terkait

Jadwal Proliga 2024 Jumat 3 Mei: 3 Laga Live, Termasuk Aksi Megawati Hangestri Bersama Jakarta BIN

4 menit lalu

Jadwal Proliga 2024 Jumat 3 Mei: 3 Laga Live, Termasuk Aksi Megawati Hangestri Bersama Jakarta BIN

Jadwal bola voli Proliga 2024 Jumat, 3 Mei, akan menampilkan 3 pertandingan, termasuk aksi Megawati Hangestri bersama Jakarta BIN.

Baca Selengkapnya

Dewan Pers Minta Wartawan yang Jadi Kontestan atau Tim Sukses di Pilkada 2024 Mundur

13 menit lalu

Dewan Pers Minta Wartawan yang Jadi Kontestan atau Tim Sukses di Pilkada 2024 Mundur

Insan media yang terlibat dalam kontestasi atau menjadi tim sukses pada Pilkada 2024 diminta mengundurkan diri sebagai wartawan

Baca Selengkapnya

Penemuan Mayat di Kosan Depok, Kepala Tertutup Bantal di Atas Kloset

13 menit lalu

Penemuan Mayat di Kosan Depok, Kepala Tertutup Bantal di Atas Kloset

Polisi telah mengamankan TKP, mencari dan menggali informasi penemuan mayat tersebut.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

17 menit lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Lagu MAESTRO SEVENTEEN Versi Orkestra Bakal Dirilis Hari Ini

29 menit lalu

Lagu MAESTRO SEVENTEEN Versi Orkestra Bakal Dirilis Hari Ini

Lagu MAESTRO SEVENTEEN versi aslinya bergenre dance R&B, versi orkestra ini akan lebih megah

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

30 menit lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

KKP Berkomitmen Tingkatkan Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

33 menit lalu

KKP Berkomitmen Tingkatkan Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP berkomitmen meningkatkan jangkauan pasar tuna Indonesia.

Baca Selengkapnya

Timnas U-23 Indonesia Kalah dalam Perebutan Posisi Ke-3, Shin Tae-yong Ungkap Kunci Kemenangan Irak

41 menit lalu

Timnas U-23 Indonesia Kalah dalam Perebutan Posisi Ke-3, Shin Tae-yong Ungkap Kunci Kemenangan Irak

Pelatih Timnas U-23 Indonesia, Shin Tae-yong, mengungkap satu hal yang menjadi faktor kunci kemenangan Irak.

Baca Selengkapnya

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

42 menit lalu

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

Polda Papua menyatakan situasi di Kabupaten Paniai kembali aman paska penembakan OPM terhadap anggota TNI yang berpatroli.

Baca Selengkapnya

Kisah Jendela Wine di Restoran-restoran di Italia, Digunakan untuk Social Distancing pada Abad ke-15

44 menit lalu

Kisah Jendela Wine di Restoran-restoran di Italia, Digunakan untuk Social Distancing pada Abad ke-15

Jendela wine diperkenalkan pada 1600-an, pada saat wabah bubonic menyebar ke seluruh Florence. Kembali populer saat pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya