David Rice (diperankan Hayden Christensen) kesal karena bola salju yang dihadiahkannya kepada perempuan pujaannya, Emily Harris (Rachel Bilson), dibuang oleh Mark (Jesse James) ke tengah danau yang membeku. Merangkak perlahan, David mencoba mengambil bola salju itu walau dilarang Emily karena berbahaya. Akhirnya terbukti, David terperosok ke dalam danau yang dingin karena es di permukaannya pecah.Adegan selanjutnya menunjukkan David gelagapan di dalam air yang tidak memiliki permukaan. Namun, tiba-tiba David, yang basah kuyup, sudah berada di dalam perpustakaan sekolahnya. Ia tidak menyadari apa yang baru saja terjadi. Belakangan baru diketahui bahwa David, tokoh dalam film Jumper itu, punya kemampuan supranatural, yakni berpindah tempat atau berteleportasi. Film yang diangkat dari novel karya Steven Gould dengan judul yang sama ini berkisah tentang David sebagai jumper yang diburu oleh sekelompok Paladin pimpinan Roland (Samuel L. Jackson). Pasalnya, jumper dinilai mengganggu keseimbangan dunia. "Seharusnya hanya Tuhan yang punya kemampuan seperti kalian: berada di mana-mana dalam satu waktu," kata Roland ketika membunuh salah seorang jumper di Asia. Kemampuan jumper/ ini mirip kekuatan yang dimiliki oleh tokoh Hiro Nakamura dalam serial Heroes. Film garapan sutradara Doug Liman ini juga memiliki kesamaan garis besar cerita dengan film American Gangster, yakni tidak ada tokoh antagonis. American Gangster mengambil sudut pandang Frank Lucas, seorang gembong narkotik New York yang berhadapan dengan aparat hukum.Sementara itu, dalam Jumper, kita dibawa dalam sudut pandang David yang harus berhadapan dengan penegak hukum agama Katolik, yakni Paladin. Dalam sejarah Romawi Kuno, Paladin, yang berasal dari kata Latin palatinus, adalah kelompok ksatria penjaga kerajaan Romawi. Belakangan, pada abad ke-19, istilah ini masih dipakai di Inggris dan Jerman untuk menunjukkan jabatan terhormat yang bertugas mengurus rumah tangga istana. Selain cerita, hal lain yang menarik dalam film ini adalah banyaknya situs-situs terkenal dunia, misalnya adegan David yang berjemur di atas kepala Sphinx di Mesir atau adegan pertarungan dalam Colosseum di Roma. Untuk tempat yang terakhir ini, pihak produksi hanya diperbolehkan menggunakan cahaya natural, tanpa bantuan pencahayaan lainnya. Selain itu, peletakan alat-alat syuting juga diharuskan diberi alas agar tidak merusak situs yang dulu digunakan tempat adu gladiator dengan singa ini.Tapi film bergenre science fiction ini tak luput dari kekurangan. Salah satunya adalah adegan laga perkelahian antara Roland dan David yang menggunakan kemampuan berpindahnya. Adegan itu dinilai bergerak terlalu cepat sehingga tidak dapat dicerna. Selain itu, seorang kritikus dalam situs Rottentomateos menyebut special effect-nya tidak bersemangat. "Akting pemeran perempuannya (Rachel Bilson) juga jelek," kata Ibnu, salah seorang penonton.Dari total 92 review dalam Rottentomatoes, hanya 15 persen yang memberi penilaian positif. Sementara itu, situs Metacritics hanya memberi nilai 36 dalam skala 100. Walau begitu, dalam pekan pertama pemutaran perdananya di Amerika dan Kanada pada 14 Februari, film ini berhasil meraup US$ 27 juta. TITO SIANIPAR Judul: JumperGgenre: science fictionSutradara: Doug Liman Produser: Simon Kinberg, Lucas Foster, Jay Sanders, Stacy Maes Penulis: David S. Goyer, Jim Uhls, Simon Kinberg Pemain: Hayden Christensen, Jamie Bell, Samuel L. Jakcson, Rachel Bilson, Anna Sophia Robb Distibusi: 20th Century Fox
Berita terkait
Cara Mudah Menghilangkan Notifikasi Google Chrome di HP dan Laptop
2 menit lalu
Cara Mudah Menghilangkan Notifikasi Google Chrome di HP dan Laptop
Notifikasi Google Chrome bisa mengganggu pengguna saat sedang asyik menggunakan HP atau Laptop. Ini cara menghilangkan notifikasi Chrome.