TEMPO Interaktif, Jakarta: Kicauan burung mengalun bersama embusan angin. Suara kodok yang memecah sepi membuat suasana pedalaman Amazon itu kian menyayat.Suasana inilah yang diusung dalam pembukaan pertunjukan Orchestra of Indigenous Instruments and New Technologies asal Argentina. Grup orkestra yang dipimpin konduktor Alejandro Iglesias Rossi ini tampil dalam Festival Art Summit V pada Selasa dan Rabu malam lalu di Taman Ismail Marzuki, Jakarta.Suara-suara itu dihasilkan 13 orang berpakaian serba hitam yang memainkan alat-alat musik tradisional Argentina. Sabetan potongan kayu panjang bernama ramas, misalnya, menciptakan suara angin. Adapun suara kodok muncul dari sebuah alat dari bambu yang diputar bagaikan gasing.Ritual pembukaan itu belum cukup. Dalam gelap, muncul pria bertopeng mirip burung hantu dengan sayap raksasa. Ia menyilangkan kedua sayap tersebut sehingga memeluk tubuhnya yang tak sebanding. Kemudian bait-bait mantra pun muncul mengiringinya bersemadi.Seusai pembacaan mantra, orkestra pun dimulai. Kumpulan lebih dari 10 jenis instrumen tradisional, seperti kulit kerang dan cawan tembaga, serta alat musik modern, seperti keyboard, menghasilkan melodi yang naik-turun.Salah satu bagian pertunjukan tersebut benar-benar "menipu" penonton. Mendengar melodinya, seolah alunan musik itu berasal dari seseorang yang sendirian memetik sebuah gitar klasik bersenar lima. Ternyata, ada lima orang yang memegang alat semacam busur raksasa dengan beragam senar. "Ketika semuanya mulai punah dan terlupakan, kami mencoba menumbuhkannya kembali lewat musik. Dan perpaduan ini memberi ciri khas tersendiri," ujar Alejandro Iglesias Rossi, yang biasa dipanggil Ale.Orkestra unik ini ternyata telah melanglang buana ke berbagai penjuru dunia. Sebagian di antaranya konser di Australasian Computer Music Association Festival di Wellington (2004); Ad Libitum Festival di Warasa, Polandia (2006); dan Porta World Music Festival of Riga di Latvia (2006). AGUSLIA HIDAYAH
Berita terkait
World Central Kitchen Akan Kembali Beroperasi di Gaza
12 menit lalu
World Central Kitchen Akan Kembali Beroperasi di Gaza
Setelah sebulan kejadian penyerangan pada relawan World Central Kitchen, LSM itu sekarang siap beroperasi kembali