Harry Tasman, Musikus Lagu 90-an & Produser Kangen Band Meninggal

Reporter

Tempo.co

Editor

Aisha Shaidra

Senin, 19 Februari 2018 15:10 WIB

Harry Tasman (Facebook)

TEMPO.CO, Jakarta -Lama tak terdengar kabarnya, musikus dan komposer lagu era 80-an, Harry Tasman dikabarkan meninggal. Harry meninggal di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto, Ahad 18 Februari 2018.

Kabar tersebut didapat dari Sahrul Gunawan. Sahrul mengunggah foto Harry dan menuliskan kabar duka di bagian keterangan foto di akun Instagramnya. "Telang berpulang ke Rahmatullah musisi kawakan, Harry Tasman. Karya-karyanya di antaranya dipopulerkan oleh Dewi Yull dan almarhum Broery Marantika," tulis Sahrul.

Sahrul pun menuliskan beberapa lagu hits karya Harry yang sukses dibawakan pasangan Dewi Yull dan Broery seperti Jangan Ada Dusta di antara Kita, Rinduku Terlarang.

Advertising
Advertising

Sahrul sedikit bercerita soal pengalamannya dengan Harry. Tahun 1999 ia pernah dibuatkan lagu oleh Harry Tasman berjudul Janji. "Beliau orang baik dan penuh dedikasi terhadap profesinya.
Semoga almarhum husnul khotimah, ditempatkan di tempat yang terbaik disisiNya. Amin YRA," tulis Sahrul menutup tulisannya.

Selain karyanya sempat sukses dibawakan oleh Dewi Yull dan Broery Marantika, karya Harry Tasman juga pernah dibawakan oleh Paramitha Rusady.

Kangen Band dari Bandar Lampung sempat menggebrak Jakarta dengan album Tentang Aku, Kau, dan Dia. Sebelumnya, mereka sempat menjuarai sejumlah festival musik di Lampung, menyabet trofi Wali Kota Lampung dalam festival indie band, serta meraih penghargaan vokal dan lagu terbaik pada festival musik 2005. Band yang ngetop lebih dulu di lapak kaki lima itu pernah langsung ditangani Harry Tasman dan Youngky sebagai produser album. Lagu Tentang Aku, Kau dan Dia pun menjadi megah lantaran diberi kekayaan suara string dan orkestrasi. Hasilnya, lebih dari 150 ribu keping kaset dan CD ludes terjual. Padahal target mereka hanya 100 ribu keping.

Awal Februari 2018, Harry Tasman sempat memberitahukan kondisi tubuhnya yang sedang sakit. Selain itu ia sempat bercerita soal pengalamannya yang tak mengenakan. Harry tak menceritakan detail sakit yang ia alami. Ceritanya lebih pada pengalamannya mengalami kesulitan finansial untuk pengobatan. Banyak pihak yang ia mintai bantuan namun menutup mata. "Belasan milyar dari hasil kerja sama saya dan mereka. Dan ketika mereka tahu saya dirawat,mereka hampir semua mengunci pintu dan jendela mereka. Ketika saya mencoba mengetuk pintu mereka, mereka selalu berpaling muka. Ini jadi catatan di hati saya sebagai seniman tak seberapa ini, ada nasib baik saya yang saya syukuri kepada Tuhan," tulis Harry.

Bersyukurnya, Harry lanjut menuturkan ada seseorang yang tanpa diduga datang dan membantunya untuk menjalani pengobatan. "Beliau membantu segala fasilitas yang sungguh merupakan pertolongan yang entah dari mana beliau tahu saya sakit,semoga beliau jadi bintang yang gemerlap di karier beliau tersebut," tulis Harry.

Jenazah Harry Tasman dibawa dan dimakamkan di tanah kelahirannya di Tasikmalaya.

AISHA | ARSIP KORAN TEMPO

Berita terkait

Berita terkait tidak ada