Spesialnya Album Metamorfosa bagi Andien Aisyah
Reporter
Antara
Editor
Aisha Shaidra
Sabtu, 13 Januari 2018 11:06 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Album ketujuh Andien Aisyah yang bertajuk Metamorfosa merupakan karya yang dinilainya merasa jadi penyanyi 'paling berdaya'.
Album ini digarap secara independen, bukan di bawah naungan label seperti lima albumnya yang lain. Dia memiliki keleluasaan lebih untuk mengatur semua tetek bengek yang cocok untuk Metamorfosa.
“Selain yang paling personal, inspirasi (Metamorfosa) dari keluarga, suami dan anak, saya merasa paling berdaya di album ini,” kata Andien dalam konferensi pers showcase Metamorfosa di Jakarta, Jumat.
Baca: Andien, Lagu Belahan jantungku Diciptakan 15 Menit oleh Tulus
Metamorfosa sebetulnya bukan album indie pertamanya Andien. Debut “Bisikan Hati” yang dirilis tahun 2000 dan digarap oleh Elfa Secioria juga merupakan album indie.
Menurut Andien, album ketujuh ini adalah sebuah pencapaian baginya. Setelah menggelar konser tunggal pada 2015, Andien tidak kehabisan ide untuk berkarya.
“Saya punya feeling konser ini hanya permulaan. Saya kepikiran banyak karya lain yang bisa dijadikan dengan tangan dan hati saya sendiri,” ujar dia.
Andien menambahkan saat ini adalah tahun yang menyenangkan bagi musisi karena mereka bisa berkolaborasi dengan berbagai seniman untuk memperkaya karya.
“Eranya kolaborasi, generasi sinergis,” kata Andien yang mengajak musisi lain seperti Tohpati, Abenk Alter, Lale Ilman Nino dan juga Tulus di album terbarunya.
Pada pertunjukan malam ini, Andien juga mengajak solois pendatang baru Teddy Adhitya untuk membuka showcase Metamorfosa.