Lapak-Lapak Penjual Stensilan Enny Arrow

Rabu, 18 Oktober 2017 15:14 WIB

Ilustrasi Novel Enny Arrow. TEMPO/Nurdiansah

TEMPO.CO, Jakarta -Karya erotis sempat berjaya di masa 1970-1990-an. Di era 1980-1990 karya-karya Enny Arrow termasuk yang banyak dicari. Rupanya kala itu butuh upaya juga untuk mendapatkan novel Enny Arrow.

Baca: Mengulik Stensilan Mesum Enny Arrow

Pasalnya novel Enny Arrow tidak dijual secara terbuka di toko-toko buku kenamaan. Sejak kemunculannya pada 1970-an, transaksi jual-beli stensilan mesum itu kerap dilakukan secara sembunyi-sembunyi di lapak-lapak pedagang koran, majalah, atau buku di pinggir jalan. Cara ini terus berlangsung hingga Enny Arrow mencapai puncak ketenaran pada 1980-1990-an.

Di Jakarta, novel Enny Arrow bisa dibeli di sejumlah lokasi, antara lain Blok M dan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, serta Jatinegara, Jakarta Timur. Tapi pusat penjualannya ada di kawasan Pasar Senen dan Pasar Baru, Jakarta Pusat. "Dua lokasi tersebut merupakan sentral untuk distribusi stensilan itu," kata Yudi Bachrioktora, pengajar di Jurusan Ilmu Sejarah Universitas Indonesia yang pernah meneliti tentang Enny Arrow, Selasa, 10 Oktober 2017.

Menurut Yudi, pada awal kemunculannya, harga satu novel Enny Arrow berkisar Rp 300-1.000. Tapi, pada akhir 1990-an, harganya melonjak menjadi Rp 3.000. Kendati harganya naik, bentuk novel itu tetap tak berubah: dicetak handpress dengan mesin stensil layaknya hasil cetakan mesin fotokopi. "Judul yang baru biasanya muncul dua-tiga bulan sekali," ujarnya.

Advertising
Advertising

Kawasan Pasar Senen yang dimaksudkan Yudi adalah lapak-lapak pedagang koran, majalah, dan buku di sekitar terminal. Tagor, yang sejak 1986 berdagang di tempat itu, mengatakan novel Enny Arrow memang dijual sembunyi-sembunyi oleh puluhan pedagang di sana, termasuk dirinya. Pembelinya kebanyakan para pemuda. "Biasanya pura-pura nyari yang lain dulu, baru deh nanya ada Enny Arrow atau enggak," ucap pria 53 tahun asal Medan itu, Kamis dua pekan lalu.

Beberapa kali novel Enny Arrow juga dicari kaum Hawa. Bahkan suatu ketika Tagor pernah melayani seorang perempuan paruh baya. Usianya kira-kira 40 tahun. Tanpa basa-basi, perempuan itu menanyakan novel Enny Arrow dan ingin membelinya. "Kata dia buat dibaca suaminya yang libidonya mulai berkurang," kata Tagor.

TIM TEMPO

Berita terkait

Mengapa Novel Enny Arrow Dikategorikan dalam Sastra Erotis?

18 Oktober 2017

Mengapa Novel Enny Arrow Dikategorikan dalam Sastra Erotis?

Karya Enny Arrow tak bisa dirujukkan ke arah novel-novel besar karya Vladimir Nabokov atau Giovanni Boccaccio

Baca Selengkapnya

Menelusur Identitas Enny Arrow, Gelap Hingga Kini

18 Oktober 2017

Menelusur Identitas Enny Arrow, Gelap Hingga Kini

ada yang bilang Enny Arrow adalah seorang wartawan perempuan. Ia memulai karier pada masa Jepang dan pada masa revolusi, menjadi wartawan Republikein

Baca Selengkapnya

Enny Arrow, Redup Lantaran Kalah dari Video Porno

18 Oktober 2017

Enny Arrow, Redup Lantaran Kalah dari Video Porno

Enny Arrow tak lagi menjadi primadona lantaran perkembangan teknologi telah mendorong adegan-adegan ranjang tampil dalam bentuk yang lebih nyata

Baca Selengkapnya

Alasan Stensil Mesum Enny Arrow Paling Banyak Diburu

18 Oktober 2017

Alasan Stensil Mesum Enny Arrow Paling Banyak Diburu

Ketenaran Enny Arrow sebenarnya tak lepas dari isi tulisan dalam setiap terbitannya

Baca Selengkapnya

Mengulik Stensilan Mesum Enny Arrow Era 1980-1990-an

18 Oktober 2017

Mengulik Stensilan Mesum Enny Arrow Era 1980-1990-an

Kendati popularitasnya tinggi, penulis novel erotis itu hingga kini masih misterius. Siapakah Enny Arrow?

Baca Selengkapnya