Desainer busana hijab Dian Pelangi berpose usai menghadiri konfrensi pers jelang keberangkatan lima desainer Indonesia ke London Fashion Week 2016 di Jakarta, 12 Februari 2016. Dalam International Fashion Showcase London Fashion Week 2016 yang digelar 19-23 Febuari 2016, Dian Pelangi akan menampilkan karya busananya yang bertemakan Api. ANTARA FOTO
TEMPO.CO, Jakarta - Dian Pelangi menggugat cerai suaminya. Kabar perceraian perancang busana muslim Dian Wahyu Utami atau Dian Pelangi dengan Tito Haris Prasetyo itu dibenarkan oleh pihak Pengadilan Agama Jakarta Selatan. Humas Pengadilan Agama Jakarta Selatan, Rusdi Tahir, menyebutkan gugatan cerai diajukan Dian Pelangi melalui tim kuasa hukumnya.
"Iya betul, ada gugatan cerai pada 14 Juli atas nama Dian Wahyu Utami (Dian Pelangi) terhadap Tito Haris Prasetyo. Didaftarkan kuasanya," ujar Rusdi Tahir saat dihubungi lewat telepon, Rabu, 10 Agustus 2016. Rusdi Tahir menegaskan, dalam gugatan cerai yang diajukan, Dian Pelangi tidak menuntut harta gono-gini.
"Hanya cerai saja tuntutannya," kata Rusdi Tahir. Kabar keretakan rumah tangga Dian Pelangi dengan Tito juga sudah beredar cukup lama. Bahkan belakangan di akun gosip hubungan mereka menjadi sorotan.
Dian Pelangi dan Tito menikah pada Januari 2011. Saat itu Dian berusia 20 tahun. Mereka akan menjalani sidang perdana pada Kamis, 25 Agustus 2016.
Mayoritas netizen yang berkomentar di Instagram Dian Pelangi, berharap agar rumah tangga Dian bisa tetap dipertahankan bersama Tito.
"Semoga bisa rujuk lagi... ujian saat karier istri lagi bagus-bagusnya, semoga bisa dilalui tanpa perpisahan… Padahal saya iri banget dengan rumah tangga kalian… Sangat menyayangkan dan beruntung. Jadi artis itu susahnya kalau pisah fotonya masih nyangkut di mana-mana dan bikin baper orang-orang kayak saya ini," kata pemilik akun @susansugiono.
"Semoga diberi jalan terbaik buat @dianpelangi dan suami," ucap netizen lainnya.
Sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab retaknya rumah tangga Dian Pelangi-Tito Haris. Pihak Pengadilan Agama Jakarta Selatan hanya mengungkap faktor umum mereka mau cerai karena sudah tidak ada lagi keharmonisan.
