Dalam Pameran Ini, Pengunjung Dilarang Masuk Galeri

Reporter

Selasa, 20 Oktober 2015 19:43 WIB

Warga melakukan aksi protes menuntut pelunasan ganti rugi saat peringatan 8 tahun semburan Lumpur Lapindo di tanggul desa Siring, Porong, Sidoarjo (29/5). Hingga 8 tahun usia semburan lumpur, masih banyak korban yang belum terlunasi ganti rugi tanah dan bangunannya. TEMPO/Fully Syafi

TEMPO.CO, Bandung - Seniman Bandung, Wibi Rizqi Triadi, 27 tahun, tengah menggelar pameran tunggal perdana berjudul "Totem of the Earth Crust" di Galeri Institut Francais Indonesia (IFI) Bandung, pada 17-24 Oktober 2015. Sementara biasanya pengunjung galeri bisa secara dekat menikmati suatu karya seni, kali ini pengunjung malah dilarang memasuki area pameran. Mereka hanya bisa menikmatinya dari kejauhan melalui jendela dan pintu kaca.

Karya seni instalasi itu berkisah tentang sejarah dan perkembangan sebuah daerah penghasil timah besar di Pulau Bangka, tempat Wibi dibesarkan. Dia menyusun karyanya menjadi tiga bagian yang berlapis. Di lantai galeri terhampar tanah dan rerumputan berbentuk huruf "Q", dengan garis lintasan seperti di lapangan atletik. Lembaran seng mengisi bagian tengahnya. Di atasnya terdapat segunduk tanah dan pohon kamboja kecil, lalu bagian teratas berupa talang air.

“Idenya sejak 2012, ketika pulang dari Bangka, setelah riset dan mengamati kondisi di sana,” ujar lulusan design and multimedia dari Swinburne University di Melbourne, Australia, itu.

Pertambangan dilakukan untuk mengeksplorasi hasil bumi, membangun status sosial, dan mengubah masyarakat dengan hadirnya para pekerja tambang. Dari penelusuran naskah lama, kata Wibi, penambangan timah di Bangka sudah ada sejak abad ke-12. Setelah itu, pertambangan dikuasai penjajah. Mereka pun menguasai komoditas rempah di sana seperti merica. “Setelah diperkirakan pada 2030-2040 timah habis, masyarakat akan bagaimana,” katanya.

Totem of the Earth Crust dapat dimaknai sebagai patung penanda suatu masa tentang upaya masyarakat di area pertambangan dalam mengakumulasi kekayaan dan status sosial melalui aktivitas pertambangan. Wibi memakai rumput, tanah, bunga kamboja, seng, cat, dan kawat baja, yang mewakili unsur di sekitar lingkungan pertambangan.

Penyajian karya itu cukup unik. Wibi mengurung karya dalam galeri yang luasnya kira-kira separuh ruang kelas sekolah, seperti benda arsip dalam etalase kaca berukuran besar. Pengunjung pameran dilarang masuk dan hanya bisa melihatnya dari jendela serta pintu kaca.

Jendela dan pintu itu pun menjadi bagian dari karya di dalam galeri. Wibi menuliskan kalimat "Is a poetry of existence" secara berulang-ulang dan terbalik arahnya dari kanan ke kiri. Saat pembukaan pameran, Sabtu sore, 17 Oktober 2015, ia menggelar pertunjukan seni dengan cara melanjutkan kalimat tersebut di pintu kaca. Pada bagian akhirnya, ia menulis "like echoes from a distance past".

ANWAR SISWADI

Berita terkait

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

40 hari lalu

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

47 hari lalu

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.

Baca Selengkapnya

Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance

Baca Selengkapnya

Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.

Baca Selengkapnya

Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.

Baca Selengkapnya

Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.

Baca Selengkapnya

Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.

Baca Selengkapnya

Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.

Baca Selengkapnya

Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.

Baca Selengkapnya