Penulis sekaligus penyanyi, Dewi Lestari membacakan nukilan prosa Madre dalam panggung Tujuh Hari Untuk Kemenangan Rakyat di Teater Salihara, Jakarta, 18 Juli 2014. TEMPO/Nurdiansah
TEMPO.CO, Jakarta - Penulis dan juga penyanyi Dewi Lestari mempelajari banyak hal, terutama soal penulisan metafora, dari karya sastrawan Sapardi Djoko Damono. Dee, panggilan akrab Dewi, tak segan mengungkapkan kekagumannya pada karya-karya penulis puisi Hujan Bulan Juni tersebut.
"Dari karya Pak Sapardi, saya belajar bagaimana menuliskan metafora," kata Dee saat ditemui di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta Pusat, Rabu, 7 Oktober 2015.
Dee melanjutkan, metafora adalah modal untuk penulisan fiksi. Metafora, menurut penulis Supernova ini, mengandalkan kelihaian penulis agar bisa membuat sebuah cerita menarik, tapi juga berbobot.
"Saya benar-benar belajar dari karyanya Pak Sapardi. Metaforanya sangat bagus."
Tahun 1993 adalah awal mula perkenalan Dee dengan karya Sapardi. Kumpulan puisi Hujan Bulan Juni saat itu seolah jadi kitab suci Dee untuk belajar menulis karya sastra.
"Kalau ditanya buku apa yang akan saya bawa saat pergi ke sebuah pulau, sampai saat ini jawaban saya ya buku Hujan Bulan Juni," ujar salah satu personel Rida Sita Dewi tersebut.
Setahun selanjutnya, pada 1994, Dee membuat sebuah lirik lagu yang terinspirasi dari kumpulan puisi tersebut. Satu bulan untuk sebuah lirik berjudul Satu Bintang di Langit Kelam, yang selanjutnya dibawakan Dee bersama kelompok vokal Rida Sita Dewi.
"Selama sebulan, bolak-balik bikin lirik sama musiknya. Enggak enak tulis ulang, buat lagi. Puisi Sapardi mengubah segalanya," kata Dee saat bersama Sapardi mengisi acara apresiasi sastra.
Bank bjb dan Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) berkolaborasi dalam seminar bertajuk "Riset Pasar: Berdayakan Lokal, Bisnis Mengglobal" untuk mendorong Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Jawa Barat memiliki bisnis yang berkelanjutan.