TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Center for Middle Class Consumer Studies (CMCS), Yuswohady, menilai animo masyarakat dalam menyaksikan konser, seperti Java Jazz Festival pada akhir pekan ini, belum tentu mencerminkan apresiasi terhadap musik sebenarnya.
Sebagian besar penonton konser musik sekarang ini diperkirakan berasal dari kalangan kelas menengah. Mereka belakangan ini tumbuh pesat dan punya daya konsumerisme tinggi karena memiliki uang lebih.
Lantas, bagaimana kelas menengah jadi keranjingan jazz?
Menurut Yuswohady, masyarakat kelas menengah memiliki salah satu elemen utama yang tak bisa dipisahkan, yaitu koneksi sosial melalui jejaring dunia maya. Dari koneksi tersebut muncul rasa ingin diakui.
"Mereka memanfaatkan dunia maya untuk tampil. Tak penting konsernya, yang penting foto dan dipublikasi," kata Yuswohady saat dihubungi pada Kamis, 5 Maret 2015.
Festival musik bertaraf internasional, Java Jazz Festival 2015, akan berlangsung di Jakarta International Expo (JIExpo), Kemayoran, Jakarta, 6-8 Maret 2015. Sejumlah musikus jazz dunia akan tampil di sana, seperti Chakha Khan, Chris Botti, dan Jessie J.
Jumlah penonton festival tahunan ini besar. Pada tahun 2013 saja, jumlah penonton tercatat 107.372 selama tiga hari pelaksanaannya.
Wabah koneksi sosial seperti ini, menurut Yuswohady, tak hanya terjadi pada dunia hiburan, tapi juga dalam hal keagamaan. "Umrah misalnya, mereka seolah ingin menunjukkan kelasnya dengan selfie."
Yuswohady mengatakan, dalam dunia musik, jazz masih dianggap sebagai salah satu genre kelas atas. Musik ini masih identik dengan hal-hal yang berbau prestise, seperti tiket mahal dan musik Barat. Padahal dia yakin jumlah penonton yang benar-benar bisa memahami musik jazz hanya sedikit.
Hal ini bisa dilihat dari animo para penonton. Pada perhelatan Java Jazz, misalnya, dari puluhan panggung yang ada, umumnya para penonton lebih banyak berkerumun di panggung musik yang bergenre non-jazz. "Ini ciri khas kelas menengah. Yang penting orang tahu kalau mereka beli tiket Java Jazz," katanya.
Padahal, menurut dia, di Amerika, kampung asal jazz, musik jazz lebih identik dengan pementasan di panggung kecil seperti pub dan bar.
FAIZ NASHRILLAH
Berita terkait
Sandiaga Uno Optimistis BNI Java Jazz Tingkatkan Kunjungan Wisatawan
4 hari lalu
Sandiaga Uno yakin BNI Java Jazz akan meningkatkan kunjungan wisatawan.
Baca SelengkapnyaTiket Snoh Aalegra di Spesial Show Java Jazz Festival Lebih Mahal Dibanding Laufey, Segini Harganya
21 hari lalu
Harga tiket special show di Java Jazz Festival antara Snoh Aalegra dan Laufey berbeda Rp 150 ribu.
Baca SelengkapnyaMengenal Snoh Aalegra, Penyanyi Swedia yang akan Tampil di Java Jazz Festival 2024
22 hari lalu
Penyanyi Swedia, Snoh Aalegra masuk dalam deretan penampil bersama Laufey di Java Jazz Festival 2024 di JIExpo Kemayoran pada 26 Mei 2024
Baca SelengkapnyaJava Jazz Festival Umumkan Nama Baru, Snoh Aalegra Jadi Tamu Special bersama Laufey
24 hari lalu
Dalam unggahan Java Jazz 2024, terlihat nama Snoh Aalegra berada di deretan paling atas spesial show.
Baca SelengkapnyaKata Dewi Gontha Soal Festival Musik Indonesia yang Lebih Berkembang dari Singapura
38 hari lalu
Perwakilan penyelenggara Java Jazz Festival, Dewi Gontha mengungkapkan bahwa Singapura menyontek festival musik Indonesia.
Baca SelengkapnyaLine Up Java Jazz Festival 2024 hingga Alasan Laufey Tampil di Spesial Show
38 hari lalu
Line up Java Jazz Festival 2024 fase kedua telah diumumkan dengan Laufey sebagai penampil di spesial show.
Baca SelengkapnyaBantah Bruno Mars dan Katy Perry akan Tampil di Java Jazz Festival, Promotor: Kesalahan Teknis
38 hari lalu
Dewi Gontha mengklarifikasi bahwa Bruno Mars dan Katy Perry tidak akan tampil di Java Jazz Festival 2024.
Baca SelengkapnyaLaufey Kembali ke Jakarta untuk Java Jazz Festival 2024, Kini sebagai Special Show
19 Desember 2023
Datang lagi ke Jakarta, Laufey akan meriahkan Special Show Java Jazz Festival 2024 hari kedua.
Baca SelengkapnyaJordan Susanto Ungkap Kisah di Balik Lagu Cherry
14 Juni 2023
Jordan Susanto mengaku selalu tertarik untuk menciptakan lagu yang judulnya berasal dari nama seorang perempuan, terbaru adalah Cherry.
Baca SelengkapnyaAnastasya Poetri Pulang ke Indonesia Demi Tampil di BNI Java Jazz Festival 2023
8 Juni 2023
Anastasya Poetri yang sedang menempuh pendidikan musik di Berklee College of Music, Boston, Amerika Serikat, bangga perdana tampil di Indonesia.
Baca Selengkapnya