Adriyanto Dewo, peraih Sutradara Terbaik, meyampaikan ucapan terima kasih, atas penganugerahan Piala Citra dalam ajang Festival Film Indonesia di Palembang, Sumsel, 6 Desember 2014. Ia menang dalam film "Tabula Rasa". TEMPO/Charisma Adristy
TEMPO.CO, Palembang - Kejutan terjadi di Festival Film Indonesia 2014 dalam kategori sutradara terbaik. Bersaing dengan nama-nama sutradara mapan seperti Riri Riza, Hanung Bramantyo, dan Rako Prijanto, ternyata Adriyanto Dewo keluar sebagai pemenang.
Tabula Rasa, yang mengantarkannya meraih Piala Citra pertamanya, juga merupakan film panjang bioskop perdananya. Sebelum Tabula Rasa, Adriyanto menyutradarai beberapa film omnibus, yaitu Hi5teria dan Sanubari Jakarta. (Baca: Christine Hakim,Ibarat Film, Ahok Peran Utama)
"Saya sama sekali enggak menyangka juri akan memilih saya, karena dalam nominasi ada sutradara seperti Mas Riri," ujarnya kepada Tempo, Ahad, 7 Desember 2014. Meski begitu, Adriyanto menyebutkan tidak akan menjadikan penghargaan ini sebagai beban untuknya dalam berkarya. (Baca juga: Tabula Rasa Jadi Kuda Hitam di FFI 2014)
Gaya penyutradaraan Adriyanto juga dipuji oleh Yayu Unru. Yaya adalah pemeran Parmanto dalam Tabula Rasa, yang juga mendapat Piala Citra untuk pemeran pendukung pria terbaik.
Bersama Soekarno, Tabula Rasa meraih piala terbanyak tahun ini, mencapai empat piala. Selain penghargaan untuk sutradara terbaik, film ini meraih Citra untuk pemeran utama wanita terbaik, pemeran pendukung pria terbaik, dan skenario asli terbaik.