Sangiang Seri Pembawa Kedamaian

Reporter

Kamis, 23 Oktober 2014 03:23 WIB

skokieparks.com

TEMPO.CO , Makassar: Batara Guru geram melihat perilaku masyarakat yang kacau. Tak ada lagi penghargaan, kedamaian, serta rasa aman. Semuanya bersikap seakan tak punya moral. Demi mengembalikan kondisi seperti semula, Sangiang Seri, putri Batara Guru, diutus turun ke bumi.

Bagian dari naskah teater berjudul Idatunna Sangiang Seri yang diadopsi dari sepotong naskah epos I La Galigo ini ditampilkan oleh Teater Titik Dua Unit Kegiatan Mahasiswa Seni Universitas Negeri Makassar, Sabtu malam lalu, di Gedung Lanto Daeng Pasewang UNM.

Pertunjukan teater berdurasi hampir satu jam ini menceritakan kondisi sosial masyarakat Bugis. Sangiang Seri dalam mitologi kuno dikenal sebagai Dewi Padi. Ia diutus oleh Batara Guru selama 7 hari untuk mendamaikan, membawa kesejahteraan, serta mengajarkan masyarakat untuk bersyukur atas apa yang dimiliki.

Di dalam peraduannya, di bumi, Sangiang Seri begitu kecewa menyaksikan perilaku masyarakat yang tak bersahaja. Ia banyak menyaksikan ketamakan, kemurkaan, serta perilaku-perilaku yang tidak sama dengan kondisi pada saat ia berada di langit. Ia juga begitu kesal lantaran kucing yang menemaninya begitu dibenci oleh masyarakat.
<!--more-->
“Kucing sial. Kucing bodoh. Kucing kurang ajar,” seru warga yang berang terhadap perilaku si kucing. Padahal kucing tersebut merupakan Meong Palo Karellae—karib Batara Guru yang juga diutus untuk mendampingi Sangiang Seri. Kucing ini merupakan hewan peliharaan kerajaan langit. “Filosofi kucing di Sulawesi Selatan itu sakral,” kata pimpinan produksi Idatunna Sangiang Seri, Ilman.

Perilaku penghuni bumi membuat Sangiang Seri tak terima. Belum sampai masa tugasnya habis, ia memutuskan untuk kembali ke langit. “Biarlah binasa orang di bumi asalkan saya tidak dikembalikan ke bumi,” gerutu Sangiang Seri, yang tak ingin melanjutkan misi perdamaiannya. Tindakan Sangiang Seri membuat Batara Guru marah. Batara Guru meminta putrinya menuntaskan misi kemanusiaan tersebut.

Tanpa menampakkan batang hidungnya, Batara Guru menjelaskan panjang-lebar kepada Sangiang Seri. Menurut Batara Guru, hanya Sangiang Seri yang mampu mengatasi masalah di bumi sehingga masyarakat bisa kembali akur, saling menghargai, serta menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan adat Bugis lokal.

Setelah mendengarkan penjelasan Batara Guru, akhirnya Sangiang Seri kembali ke bumi untuk menularkan hal-hal positif. Masyarakat kembali memainkan ritual-ritual adat sebagai bentuk penghargaan atas wujud syukur atas hal yang mereka peroleh.
<!--more-->
Beberapa ritual ditampilkan di atas panggung, di antaranya mappalili, mappadendang, dan maggiri. Seluruh ritual diiringi tabuhan gendang, yang menegaskan nilai magis yang cukup kuat.

Menyaksikan kondisi sosial masyarakat kembali damai, aman, tenteram, dan sejahtera, Sangiang Seri berpesan, “Jika kalian mampu membatasi tindakan, nafsu, perkataan, maka Sangiang Seri akan mendatangkan hasil yang berlimpah ruah.”

Pementasan ini tidak banyak menggunakan dialog karena mengusung konsep eksperimental. Sutradara lebih banyak mengolah aktor-aktornya. Juga ada banyak permainan simbol di atas panggung. “Bambu itu disimbolkan sebagai senjata, seperti tombak, badik, dan senjata buruan lainnya,” ujar Ilman. Lalu ada penggunaan serangkaian bambu berbentuk bagan yang diartikan sebagai rumah, jalan, gunung, dan sebagainya sesuai dengan latar yang sedang dimainkan.
<!--more-->
Teater ini mengambil latar empat daerah yang ada di Sulawesi Selatan, yaitu Bone, Enrekang, Soppeng, dan Barru. Setiap segmen digambarkan berbeda, menceritakan kondisi sosial masyarakat masing-masing. “Di akhir cerita menampilkan bissu yang sedang memainkan badik sebagai ritual masyarakat Barru ketika telah memanen padi,” tutur Ilman.

Pementasan naskah kuno yang begitu kental dengan adat istiadat Bugis ini dibalut dengan nuansa kontemporer. Hal ini dipakai agar mudah dipahami oleh para penonton, kata Ilman, sehingga bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kegiatan bertajuk Malam Apresiasi Teater Titik Dua Festival Teater Mahasiswa Nasional (Festamsio) ke-7 menuju Bandung ini tak hanya menampilkan pementasan teater. Ada pula penampilan tari empat etnis serta musikalisasi puisi berjudul Di Sepotong Malam karya Alfian.

SUTRISNO ZULKIFLI

Berita lain:
Pelindo II Siapkan Acara Pengumuman Kabinet Jokowi
Ryamizard: Tak Jadi Menteri Juga Tak Apa
Koalisi Prabowo 'Nggerundel' Soal Sikap PPP





Berita terkait

Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

16 Oktober 2023

Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

Pewarisan seni longser melalui pelatihan, residensi atau pemagangan, dan pertunjukan di ruang publik dilakukan setiap tahun.

Baca Selengkapnya

Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

4 September 2023

Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

Longser termasuk seni pertunjukan dalam daftar warisan budaya tak benda dari Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

30 Agustus 2023

Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

Marcella Zalianty saat ini sedang mempersiapkan pertunjukan teater kolosal

Baca Selengkapnya

Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

4 Oktober 2022

Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

Puncak apresiasi FTJ diniatkan sebagai etalase yang memperlihatkan capaian pembinaan teater Jakarta pada tahun berjalan.

Baca Selengkapnya

Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

18 Juni 2022

Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

Direktur Kreatif Indonesia Kita, Agus Noor berharap pertunjukan Indonesia Kita ke-36 ini bisa memulihkan situasi pertunjukan seni di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

15 April 2022

Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

Teater Rumah Mata menggelar pertunjukan Shiraath untuk mengisi ngabuburit di sejumlah tempat di Kota Medan.

Baca Selengkapnya

Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret 2021

Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret menjadi Hari Teater Sedunia. Indonesia pun punya beragam pertunjukan teater rakyat seperti wayang orang, lenong, longser, hingga ketoprak.

Baca Selengkapnya

27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

27 Maret 2021

27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

Dulunya Teater merupakan hiburan paling populer di Yunani, pada 27 Maret, 60 tahun lalu Institut Teater Internasional menggagas Hari Teater Sedunia.

Baca Selengkapnya

Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

18 Maret 2021

Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

Festival Teater Tubuh berlangsung mulai Selasa sampai Sabtu, 16 - 20 Maret 2021. Festival ini merupakan silaturahmi tubuh kita dalam pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Akhir Pekan Ini Pertunjukan Teater Sie Jin Kwie Tayang di YouTube

3 Juli 2020

Akhir Pekan Ini Pertunjukan Teater Sie Jin Kwie Tayang di YouTube

Pementasan Sie Jin Kwie pada 2010 lalu di Graha Bhakti Budaya, Jakarta, kini bisa disaksikan kembali pada 4 - 5 Juli di kanal YouTube Indonesia Kaya.

Baca Selengkapnya