Asosiasi Antropologi Tolak RUU Budaya Ada di DPR  

Reporter

Sabtu, 4 Oktober 2014 14:09 WIB

Gedung DPR. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Antropologi Indonesia (AAI) menolak isi Rancangan Undang-Undang (RUU) Kebudayaan yang kini berada di tangan parlemen. RUU tersebut dinilai hanya memandang kebudayaan sebagai potensi ekonomi dan mengabaikan peran manusia dalam membentuk kebudayaan.

"Ide awal membuat RUU Kebudayaan ini sudah lain. Dalam undang-undang ini kebudayaan selalu dilihat sebagai potensi ekonomi. Kebudayaan sebagai praktek kehidupan sama sekali tidak dibicarakan. Inilah yang membuat kami menolaknya," kata Iwan Meulia Pirous, dosen Universitas Indonesia (UI), dalam perbincangannya di Jakarta kepada wartawan, di Jalan Nipah II, Jakarta Selatan, belum lama ini.

Iwan mengatakan dalam prakteknya kebudayaan sesungguhnya hal tersebut tak hanya menjadi domain kalangan antropolog saja. Kebudayaan seharusnya dipandang menjadi milik semua orang.

"Tapi ketika antropologi membicarakan kebudayaan, di sana sangat diperhatikan ruang dimana kebudayaan itu hidup. Singkatnya, kebudayaan itu harusnya dipandang sebagai strategi hidup,'' kata pria yang juga merangkap sebagai Ketua Aksi RUU Kebudayaan dari AAI ini. (Baca: Melihat Identitas Orang Dayak di Kayan Mentarang)

Adriani S. Soemantri menegaskan setidaknya ada ada tiga hal yang menjadi titik kritis AAI terhadap RUU Kebudayaan ini. Hal pertama terkait dengan persoalan menghargai keanekaragaman. Lalu, berkaitan juga dengan jati diri dan karakter bangsa. Fokus ketiga adalah persoalan kedaulatan bangsa.

"Tiga hal inilah yang menjadi daging dalam versi kami. Ketiganya menjadi hal yang sangat strategis dan ini bisa menguatkan kita sebagai bangsa yang berbudaya."

Terkait dengan usaha mengkritisi rancangan ini, Adriani mengatakan pihaknya telah melayangkan surat untuk bisa melakukan pertemuan dengan DPR. ''Kami juga mendesak agar rancangan ini bisa dihidupkan menjadi agenda prolegnas periode 2014-2019,'' ujarnya.

"Draft ketujuh ini juga tidak melibatkan antropolog," kata Dr Selly Riawanti, Ketua IV Bidang Riset AAI sekaligus pengajar antroplogi dari Universitas Pajajaran, Bandung. (Baca: Sandra Niessen, Pelestari Ulos dan Budaya Batak)

Draft ke-7 ini sangat berbau manajemen, dimasukkan ke dalam bidang pariwisata dan menjadi semacam komodifikasi atau semacam barang dagangan yang diperjualbelikan. "Padahal, kebudayaan bukan bersifat benda," kata Selly.

Asosiasi Antropologi Indonesia didirikan sekitar tahun 1997 dengan ketua umum Prof Dr Nusyirwan Effendi, Dr Fikarwin Zuska, Prof Dr Pawennari Hijjang, Dr Pinky Saptandari, Dr Selly Riawanti, Iwan Pirous, MA, Adriani Sumampow Soemantri, Arlina Arifin. dan Lamtiur H. Tampubolon, PhD.

EVIETA FADJAR




Berita Terpopuler:




Ditanya Hak & Kewajiban DPR, Anang Tak Bisa Jawab
Pengacara Artis Foto Bugil Kecam Google
Chris Martin Jadi Host Pada Ulang Tahun Paltrow
Tika Bisono Prihatin Saksikan Sidang Ricuh di DPR
Kericuhan di DPR,Ray Sahetapy:Biarlah Belajar Dulu

Berita terkait

Bamsoet Dukung Rencana Touring Kebudayaan

10 hari lalu

Bamsoet Dukung Rencana Touring Kebudayaan

Bamsoet mendukung rencana touring kebudayaan bertajuk "Borobudur to Berlin. Global Cultural Journey: Spreading Tolerance and Peace".

Baca Selengkapnya

Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

14 hari lalu

Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

Museum Sasta Hong Kong akan dibuka pada Juni

Baca Selengkapnya

Indonesia dan Jerman Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Budaya

49 hari lalu

Indonesia dan Jerman Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Budaya

Indonesia dan Jerman menandatangani Pernyataan Kehendak Bersama untuk meningkatkan dan mempromosikan hubungan budaya kedua negara.

Baca Selengkapnya

3 Tradisi Unik Jelang Ramadan di Semarang dan Yogyakarta

56 hari lalu

3 Tradisi Unik Jelang Ramadan di Semarang dan Yogyakarta

Menjelang Ramadan, masyarakat di sejumlah daerah kerap melakukan berbagai tradisi unik.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anies dan Ganjar Kompak Sindir Politisasi Bansos di Depan Prabowo, Ide BUMN Jadi Koperasi Pengamat Sebut Pernyataannya Dipelintir

5 Februari 2024

Terkini: Anies dan Ganjar Kompak Sindir Politisasi Bansos di Depan Prabowo, Ide BUMN Jadi Koperasi Pengamat Sebut Pernyataannya Dipelintir

Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan kompak menyindir politisasi bantuan sosial atau Bansos di depan Prabowo Subianto dalam debat Capres terakhir.

Baca Selengkapnya

Prabowo Janjikan Dana Abadi Budaya, RI Sudah Punya Anggaran Rp 2 Triliun di APBN

5 Februari 2024

Prabowo Janjikan Dana Abadi Budaya, RI Sudah Punya Anggaran Rp 2 Triliun di APBN

Segini besar anggaran dana abadi budaya yang sudah dikantongi Kementerian Keuangan sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Debat Capres Usung Tema Kebudayaan, Apa Harapan Budayawan, Pekerja Seni, dan Sastrawan?

2 Februari 2024

Debat Capres Usung Tema Kebudayaan, Apa Harapan Budayawan, Pekerja Seni, dan Sastrawan?

Debat capres terakhir, 4 Februari 2024 salah satunya mengusung tema kebudayaan. Begini harapan budayawan, pekerja seni, dan sastrawan?

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Janjikan Yogyakarta sebagai Kancah Baur Budaya dalam Desak Anies, Ini Artinya

24 Januari 2024

Anies Baswedan Janjikan Yogyakarta sebagai Kancah Baur Budaya dalam Desak Anies, Ini Artinya

Anies Baswedan janji kepada warga Desak Anies di Rocket Convention Hall, Sleman, Yogyakarta. Anies menjanjikan Yogyakarta menjadi Kancah Baur Budaya.

Baca Selengkapnya

Mengenal Apa Itu Globalisasi, Penyebab, hingga Dampaknya

23 Januari 2024

Mengenal Apa Itu Globalisasi, Penyebab, hingga Dampaknya

Globalisasi adalah proses integrasi dan interaksi antar negara. Ketahui pengertian globalisasi, penyebab, hingga dampaknya di artikel ini.

Baca Selengkapnya

Indonesia Terpilih Jadi Ketua Pokja Budaya dan Pariwisata ASEAN Korea Centre

18 Januari 2024

Indonesia Terpilih Jadi Ketua Pokja Budaya dan Pariwisata ASEAN Korea Centre

Indonesia terpilih untuk menjadi Ketua Pokja Budaya dan Pariwisata ASEAN Korea Centre dari 11 perwakilan negara anggota ASEAN di Seoul

Baca Selengkapnya