Merasa Kurang Diperhatikan, Pelukis Tunadaksa Demo  

Reporter

Jumat, 19 September 2014 20:42 WIB

Seorang pelukis sedang melukis pelopor gerakan seniman jalanan Pepi, di dinding Stasiun Cikini, Jakarta Pusat, (26/11). TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Malang - Puluhan orang melingkar di Jalan Kertanegara, Kota Malang, menyaksikan aksi Sadikin Pard, 48 tahun, yang tengah melukis di atas kanvas. Jemari kakinya yang menjepit kuas luwes menyaput sketsa dengan paduan warna menarik. Pertunjukan seni di tepi jalan ini digelar komunitas seniman Malang Suko untuk menggairahkan seni lukis di Malang.

"Seniman lukis di Malang tak pernah dilirik pemerintah," kata pelukis yang juga anggota Association of Mouth And Foot Painting Artists (AMFPA) Indonesia ini, Jumat, 19 September 2014. Sadikin merupakan seniman lukis kaki karena dilahirkan tanpa tangan. Warga Jalan Selat Sunda Raya, Kota Malang, ini hobi melukis sejak taman kanak-kanak.

Ia mengembangkan bakat melukisnya secara otodidak. Menurut dia, melukis dengan tangan, kaki, atau mulut sama saja. Hasil lukisan ditentukan oleh ketelatenan dan rajin berlatih. Untuk itu, ia mengajak anak muda menekuni seni lukis. (Baca berita lain: Masterpiece Raden Saleh Dipajang di Yogyakarta)

Aksi melukis di tepi jalan tersebut dilakukannya untuk menarik perhatian masyarakat. Juga menggugah pemerintah agar memperhatikan para seniman lukis, termasuk pelukis tunadaksa seperti dirinya. Karena tak terperhatikan, ujar ia, banyak pelukis yang memilih beraktivitas di luar Malang. Para pelukis ini berkeliling kota, terutama ke tempat-tempat yang ramai oleh kerumunan orang.

Wakil Ketua Malang Suko Sunaryo menuturkan Malang merupakan salah satu kota yang melahirkan banyak seniman lukis. Para seniman ini menyebar di Bali, Jakarta, dan Yogyakarta. Mereka pindah ke kota lain karena merasa tidak bisa berkembang di Malang. "Malang sebenarnya gudangnya seniman, tapi kurang diperhatikan," katanya.

Selain merasa tak diperhatikan, ujar ia, melukis di jalanan bertujuan membangun dan mengangkat seni lukis. Seperti di Bali, aktivitas para pelukis menjadi atraksi atau pertunjukan wisata. Mereka berharap pemerintah memperhatikan dan menyediakan tempat bagi para seniman untuk menuangkan ekspresi dan berkumpul.

Selama ini mereka tidak memiliki ruang khusus untuk berekspresi dan pameran. Para seniman secara mandiri menggelar pameran lukisan dengan biaya secara swadaya. (Baca juga: Picasso Sembunyikan Potret Pria dalam Lukisannya)


EKO WIDIANTO


Terpopuler
Foto Terseksi Denada saat Difoto Jerry Aurum
Avril Lavigne dan Chad Kroeger Cerai?
Ada Pameran Wayang 'Campur-campur' di Yogyakarta
Orang Tua Bingung Pilih Kado Pernikahan Clooney
Bakat Berkualitas dari Ajang Kompetisi Musik
Aksi Twerking Miley Cyrus Dikecam Warga Meksiko




Berita terkait

Adhy Karyono Jadi Pj Gubernur Jawa Timur

16 Februari 2024

Adhy Karyono Jadi Pj Gubernur Jawa Timur

Adhy menggantikan Khofifah Indar Parawansa yang berakhir masa jabatannya pada 13 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Pemprov Jatim Santuni Korban Meninggal Tragedi Kanjuruhan Rp 10 Juta

2 Oktober 2022

Pemprov Jatim Santuni Korban Meninggal Tragedi Kanjuruhan Rp 10 Juta

Gubernur Jawa Timur Khofifah mengatakan pemerintah akan bertanggung jawab atas biaya perawatan dan pengobatan korban Tragedi Kanjuruhan.

Baca Selengkapnya

Jawaban Pemprov Jawa Timur Soal Saldo Pemda Nganggur di Bank Paling Banyak

3 Mei 2022

Jawaban Pemprov Jawa Timur Soal Saldo Pemda Nganggur di Bank Paling Banyak

Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa dana Pemerintah Daerah Jawa Timur di perbankan memiliki saldo tertinggi per Maret 2022.

Baca Selengkapnya

Forum Seniman Ragukan Janji-janji Jakpro dalam Revitalisasi TIM

20 Februari 2020

Forum Seniman Ragukan Janji-janji Jakpro dalam Revitalisasi TIM

Forum Seniman ragukan pernyataan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) terkait tak akan mengkomersialisasi kawasan pusat kesenian itu usai revitalisasi TIM.

Baca Selengkapnya

Hari Buruh, Pekerja Seni Berorasi dengan Kreatif Ramah Lingkungan

1 Mei 2019

Hari Buruh, Pekerja Seni Berorasi dengan Kreatif Ramah Lingkungan

Serikat pekerja media dan industri kreatif atau Sindikasi mendorong ekosistem kerja yang berkeadilan di peringatan Hari Buruh 1 Mei.

Baca Selengkapnya

Hasil Pameran Seni Etza di Prancis untuk Korban Gempa Palu

23 Oktober 2018

Hasil Pameran Seni Etza di Prancis untuk Korban Gempa Palu

Seniman muda Bandung, Etza Meisyara, menyumbangkan seluruh hasil karyanya yang terjual di pameran tunggalnya di Prancis untukkorban gempa Palu.

Baca Selengkapnya

Perbaikan Rumah akibat Gempa Situbondo Diharapkan Selesai 3 Pekan

12 Oktober 2018

Perbaikan Rumah akibat Gempa Situbondo Diharapkan Selesai 3 Pekan

Berdasarkan catatan Pemprov Jatim, Soekarwo mengatakan ada sebanyak 210 rumah rusak di Kecamatan Gayam, Pulau Sapudi akibat gempa Situbondo.

Baca Selengkapnya

Gempa Situbondo, Pemda Jatim Bangun RS Sementara di Pulau Sapudi

12 Oktober 2018

Gempa Situbondo, Pemda Jatim Bangun RS Sementara di Pulau Sapudi

Pulau Sapudi adalah wilayah yang paling parah terdampak gempa Situbondo berkekuatan 6,3 SR.

Baca Selengkapnya

Kasus Ratna Sarumpaet, Seniman Yogya Larung 5 Wayang Antagonis

9 Oktober 2018

Kasus Ratna Sarumpaet, Seniman Yogya Larung 5 Wayang Antagonis

Sejumlah seniman di Yogyakarta punya cara sendiri untuk menyikapi kasus Ratna Sarumpaet dan berbagai kabar hoax yang beredar di masyarakat.

Baca Selengkapnya

Pertemuan IMF - World Bank di Bali, Begini Komentar Mike Marjinal

7 Oktober 2018

Pertemuan IMF - World Bank di Bali, Begini Komentar Mike Marjinal

Gitaris grup band punk Marjinal, Mike, bersama sejumlah aktivis dan seniman ikut memantau pertemuan IMF - World Bank di Bali.

Baca Selengkapnya